Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Data Penelitian

44 dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu sampel dipilih dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau asalah penelitian yang dikembangkan. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI yang menerbitkan dan mempublikasikan Laporan keuangan tahunan secara lengkap dari periode 2009 – 2012. 2. Perusahaan tidak melakukan merger dan akuisisi selama tahun 2009 – 2012. 3. Perusahaan memiliki nilai ROI positif 4. Perusahaan memiliki nilai working capital turnover, current ratio, debt to equity ratio yang positif, Berdasarkan kriteriaa tersebut, diperoleh sampel perusahaan industri makanan dan minuman sebanyak 13 perusahaan. Untuk lebih jelasnya, sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan industry makanan dan minuman yang go public di BEI periode 2009 – 2012. Karena penelitian ini menyangkut perusahaan public, maka data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan. data tersebut diperoleh dari ICMD Indonesian Capital Market Directory. Universitas Sumatera Utara 45

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan industry makanan dan minuman yang dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory ICMD serta berbagai buku pendukung dan sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan profitabilitas.

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic dengan bantuan software SPSS 17. Sebelum dianalisis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang kemudian diteruskan dengan melakukan pengujian hipotesis.

3.5.1. Pengujian Asumsi Klasik

3.5.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang diambil adalah data yang terdistribusi normal. Maksud dari data terdistribusi normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dimana datanya memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji ini sering dilakukan untuk analisi statistic non parametik. Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan atau variabelnya tidak sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistic non parametik. Menurut Ghozali 2007:111, “tujuan uji Universitas Sumatera Utara 46 normalitas adalah mengetahui apakah dalam model regresi variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”.

3.5.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Jika varabel independen saling berkorelasi, maka variable-variabel ini tidak orthogonal. Maksud dari variable ortogal disini adalah variable independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Menurut Ghozali 2007, Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut : a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variable-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variable dependen. b. Menganalisis matrik korelasi variable-variabel independen. Jika antar variable independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variable independen. c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variable independen manakah yang dijelaskan oleh variable Universitas Sumatera Utara 47 independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variable independen menjasi variable dependen terikat dan diregresikan terhadap variable independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variable independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Walaupun nilai multikolinearitas dapat di deteksi dengan tolerance dan VIF, namun kita masih tetap tidak dapat mengetahui variable- variabel independen mana sajakah yang saling berkorelasi.

3.5.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamtan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan besar. Menurut Ghozali, 2007, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat gambar Universitas Sumatera Utara 48 plot antara nilai prediksi variable independen ZPRED dengan residual SREDIS. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized. Ghozali, 2007 Dasar analisisnya adalah sebagai berikut : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain dengan menggunakan analisis grafik, pengujian heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser. Uji ini mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variable independen. Jika variable independen signifikan secara statistic mempengaruhi variable dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika propabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heterokedastisitas Ghozali, 2007. Universitas Sumatera Utara 49

3.5.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena “gangguan” pada seseorang individukelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection silang waktu, masalah autokorelasi relative jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara untuk mendeteksi autokorelasi. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan ada atau tidaknya autokorelasi Runtest. Runtest sebagai bagian dari statistic non parametric dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Runtest digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak. Jika hasil tes menunjukkan tingkat signifikansi diatas 0,05 maka antar residual tidak terdapat hubungan Universitas Sumatera Utara 50 korelasi sehingga dapat dikatakan bahwa residual adalah acak atau random tidak terdapat autokorelasi Ghozali, 2007. 3.5.2 Pengujian Hipotesis 3.5.2.1 Uji Regresi Untuk menguji model pengaruh dan hubungan variable bebas yang lebih dari dua variable terhadap variable dependen, digunakan persamaan regresi linear berganda multiple linear regression method dengan metode Ordinary Least Squares pangkat terkecil biasa. Inti metode OLS adalah mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut Imam Ghozali, 2007. Uji regreasi digunakan untuk tujuan peramalan, dimana dalam model tersebut ada sebuah variable dependen dan variable independen. Dalam penelitian ini, dibahas bagaimana pengaruh Modal kerja dan likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Model regresi yang digunakan yaitu: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Dimana: Y = Profitabilitas ROA X1 = Working capital turnover WCT Perputaran modal kerja X2 = Current ratio Likuiditas X3 = Debt to Equity ratio Solvabilitas Universitas Sumatera Utara 51 α = Konstanta e = kesalahan pengganggu β1,β2,β3,β4 = koefisien regresi Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variable independen secara keseluruhan terhadap variable dependen.

3.5.2.2 Uji Goodness of Fit

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F, nilai statistic t Ghozali, 2006 Perhitungan statistic disebut signifikan secara statistic apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana H ditolak. Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H diterima.

3.5.2.3. Uji Signifikansi Parsial t-test

Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variable dependen Ghozali, 2007. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut : 1. Membandingkan hasil besarnya peluang melakukan kesalahan tingkat signifikansi yang muncul, dengan tingkat peluang munculnya kejadian probabilitas yang ditentukan sebesar 5 atau Universitas Sumatera Utara 52 0,05 pada output, untuk mengambil keputusan menolak atau menerima hipotesis nol H a. Apabila signifikansi 0.05 maka keputusannya adalah menerima H dan menolak Ha b. Apabila signifikansi 0.05 maka keputusannya adalah menolak H dan menerima Ha 2. Membandingkan nilai statistik t hitung dengan nilai statistic t table a. Apabila nilai statistic t hitung nilai statistic table, maka H diterima b. Apabila nilai statistic t hitung nilai statistic table, maka H ditolak Menurut Sugiyono, 2010 rumus uji t adalah : bi t = Sbi Dimana : t = t hitung bi = koefisien regresi Sbi = standard eror Menurut Ghozali 2007:84, uji t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Variabel independen dikatakan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila variabel dependen tersebut memiliki nilai signifikansi sig di bawah 0.05. Universitas Sumatera Utara 53

3.5.2.4. Uji Signifikansi Simultan F-test

Menurut Ghozali 2007:84, uji F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Variabel-variabel independen tersebut dikatakan memiliki pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel dependen apabila memiliki nilai signifikansi sig di bawah 0.05. Cara melakukan uji F adalah sebagai berikut : 1. Membandingkan hasil besarnya peluang melakukan kesalahan tingkat signifikansi yang muncul dengan tingkat peluang munculnya kejadian probabilitas yang ditentukan sebesar 5 atau 0,05 pada output, untuk mengambil keputusan menolak atau menerima hipotesis nol H a. Apabila signifikansi 0.05 maka keputusanya adalah menerima H0 dan menolak Ha b. Apabila signifikansi 0.05 maka keputusannya menolak H dan menerima Ha 2. Membandingkan nilai statistic F hitung dengan nilai statistic F table a. Apabila nilai statistic F hitung nilai statistic F table, maka H diterima b. Apabila nilai statistic F hitung nilai statistic F table, maka H ditolak. Universitas Sumatera Utara 54

3.5.2.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen. Menurut Ghozali 2007:83, Koefisien determinasi R digunakan untuk menentukan besarnya variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independennya, dengan kisaran nilai antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 55 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman food and beverage yang terdaftar di Bursa efek Indonesia BEI dan setelah dilakukan pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, atas dasar kriteria-kriteria yang telah ditentukan pada bab sebelumnya maka diperoleh 13 perusahaan. Dengan menggunakan metode penggabungan data maka seluruh sampel yang dijadikan data penelitian sebanyak 52 data observasi . Berikut tabel perusahaan berdasarkan tanggal listing perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No. Kode Perusahaan Emiten 1 ADES Akasa Wira International 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food 3 DLTA Delta Djakarta 4 FAST Fast Food Indonesia . 5 INDF Indofood Sukses Makmur 6 MYOR Mayora Indah 7 PTSP Putra Sejahtera Pioneerindo 8 PSDN Prashida Aneka Niaga 9 SKLT Sekar Laut 10 STTP Siantar Top 11 ROTI Nippon Indosari Corporation 12 TBLA Tunas Baru Lampung 13 ULTJ Ultrajaya Milk Industry Trading Company Sumber : Diolah Peneliti 2013 Periode penelitian dimulai dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 pada perusahaan indutri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Universitas Sumatera Utara 56 Indonesia dan populasi secara keseluruhan berjumlah 21 perusahaan dan hanya 13 perusahaan yang memenuhi semua syarat penelitian untuk dijadikan sampel. Berikut ini daftar data variabel penelitian tahun 2009-2012. Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Profitabilitas ROI No. Kode Perusahaan Profitabilitas ROI 2009 2010 2011 2012 1 ADES 0.09 0.10 0.08 0.21 2 AISA 0.02 0.04 0.04 0.07 3 DLTA 0.17 0.20 0.21 0.28 4 FAST 0.18 0.16 0.15 0.12 5 INDF 0.05 0.06 0.10 0.09 6 MYOR 0.12 0.11 0.07 0.09 7 PTSP 0.12 0.14 0.19 0.17 8 PSDN 0.01 0.03 0.06 0.04 9 SKLT 0.06 0.02 0.03 0.03 10 STTP 0.75 0.07 0.05 0.06 11 ROTI 0.16 0.18 0.15 0.12 12 TBLA 0.05 0.07 0.10 0.05 13 ULTJ 0.04 0.05 0.06 0.15 Sumber : Diolah Peneliti 2013 Tabel 4.3 Data Variabel Penelitian Working Capital turnover WCT No. Kode Perusahaan working capital turn over WCT 2009 2010 2011 2012 1 ADES 3.06 4.902 5.603 5.133 2 AISA 8.333 4.774 2.151 8.378 3 DLTA 1.535 1.150 2.895 3.363 4 FAST 9.042 12.591 9.464 10.207 5 INDF 20.681 3.758 3.884 3.815 6 MYOR 2.853 4.393 4.203 3.101 7 PTSP 39.732 26.089 31.333 13.539 8 PSDN 7.978 12.498 12.542 9.090 Universitas Sumatera Utara 57 No. Kode Perusahaan working capital turn over WCT 2009 2010 2011 2012 9 SKLT 6.674 6.917 7.972 10.886 10 STTP 8.280 6.309 6.917 9.230 11 ROTI 11.532 5.085 19.335 48.879 12 TBLA 26.377 18.102 7.219 4.434 13 ULTJ 4.427 3.935 6.948 4.655 Sumber : Diolah Peneliti 2013 Tabel 4.4 Data Variabel Penelitian Likuiditas Current Ratio CR No. Kode Perusahaan Likuiditas Current Ratio CR 2009 2010 2011 2012 1 ADES 2.484 1.510 1.710 1.940 2 AISA 1.173 1.290 1.890 1.270 3 DLTA 4.704 6.330 6.009 5.265 4 FAST 0.154 1.710 0.273 0.255 5 INDF 1.161 2.040 1.910 2.000 6 MYOR 22.904 2.580 2.220 2.760 7 PTSP 1.169 1.240 1.187 4.874 8 PSDN 1.563 1.380 1.550 1.610 9 SKLT 1.890 1.930 1.698 1.416 10 STTP 1.688 1.710 1.890 1.940 11 ROTI 1.400 2.300 1.300 1.100 12 TBLA 1.120 1.110 1.378 1.588 13 ULTJ 0.182 2.000 1.477 2.018 Tabel 4.5 Data Variabel Penelitian Solvabilitas Debt to Equity DER No. Kode Perusahaan Solvabilitas DER 2009 2010 2011 2012 1 ADES 1.613 2.249 1.51 0.86 2 AISA 0.145 2.339 0.96 0.90 3 DLTA 2.272 2.199 0.22 0.25 4 FAST 0.629 0.542 0.86 0.80 Universitas Sumatera Utara 58 No. Kode Perusahaan Solvabilitas DER 2009 2010 2011 2012 5 INDF 2.451 1.336 0.70 0.74 6 MYOR 1.026 4.185 1.72 1.16 7 PTSP 4.066 1.861 0.90 0.72 8 PSDN 0.392 0.667 1.04 0.67 9 SKLT 0.729 0.685 0.74 0.93 10 STTP 2.357 0.452 0.52 0.74 11 ROTI 1.1 0.2 0.40 0.80 12 TBLA 1.799 1.952 1.64 1.95 13 ULTJ 0.503 2.544 0.61 0.44 Sumber : Diolah Peneliti 2013

4.2. Statistik Deskriptif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 117 85

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 82

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11