Kewenangan Efek Disposisi HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

88

d. Kewenangan

Kewenangan merupakan otoritas yang diberikan dan dimiliki oleh seseorang yang diakibatkan oleh jabatan yang diembannya. Besar kecilnya kewenangan yang dimiliki suatu jabatan adalah merupakan kekuatan yang besar yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam mendukung pelaksanaan tugas. Dalam kaitannya dengan wewenang ini, Irwansyah, S.Pd, Panitia PanitiaStaff Pengelola Sertifikasi Guru Pemko Medan mengatakan bahwa: “kewenangan saya sebagai ketua untuk mengontrol dan melakukan semua apa yang sudah ditetapkan kepada saya untuk dilaksanakan demi suksesnya pelaksanaan sertifikasi guru di tingkat dinas pendidikan…” Hasil wawancara dengan informan IS, tanggal 13 Juli 2014 Sementara itu Ketua LPTK Rayon 132 menyatakan : Setiap Jabatan dan kedudukan pasti ada kewenangannya masing-masing, tinggal apakah dia mau menggunakan wewenang yang diberikan kepadanya ataukah tidak, apakah kewenangan yang diberikan digunakan untuk kepenti ngan pelaksanaan sertifikasi ataukah tidak…” Hasil wawancara dengan informan RW, tanggal 10 Juni 2014.

e. Fasilitas

Sumberdaya yang lain yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung pelaksanaan sebuah kebijakan adalah fasilitas yang menyangkut sarana dan prasarana. Semakin lengkap fasilitas yang disediakan tentunya akan bernilai positif juga bagi kesuksesan pelaksanaan kebijakan. Khusus untuk pelaksanaan sertifikasi guru yang menjadi wewenang Dinas Pendidikan Kota Medan maka fasilitas yang digunakan oleh Dinas Universitas Sumatera Utara 89 Pendidikan Kota Medan adalah dengan menggunakan semua fasilitas yang dimiliki oleh dinas hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Irwansyah, S.Pd, PanitiaStaff Pengelola Sertifikasi Guru Pemko Medan mengatakan bahwa : “di dinas kita manfaatkan semua fasilitas yang ada, sarana dan prasarana, baik itu aula, komputer dan lain sebagainya, tentunya ini guna menunjang kelancaran proses sertifikasi…” Hasil wawancara dengan informan IS, tanggal 13 Juni 2014 Kalau kita meninjau dari segi pelaksanaan PLPG, maka fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimaksudkan tentunya adalah fasilitas yang dimiliki oleh LPTK masing-masing sebagai penyelenggara. Untuk melihat keberadaan fasilitas dalam pelaksanaan PLPG maka LPTK diwajibkan menyediakan fasilitas utama dan pendukung dalam proses pelatihan berupa ketersediaan rungan belajar yang memadai, alat bantu dalam penyampaian materimodul dan fasilitas pendukung lainnya serta instruktur yang memiliki kompetensi dalam melakukan proses pelatihan. Hal tersebut disampaikan oleh ketua sertifikasi guru untuk LPTK, Rayon 132 UMN Al-Washliyah, Ridwanto : “Kami selaku penyelenggara PLPG di LPTK berusaha untuk menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan oleh peserta sertifikasi guru, baik sarana maupun prasarana. Hal ini semua guna menunjang suksesnya pelaksanaan s ertifikasi guru di tingkat LPTK”. Hasil wawancara dengan informan RW, tanggal 10 Juni 2014 Kalau kita lihat dari pernyataan guru yang mengikuti PLPG maka kita bisa mendengarkan pernyataan mereka : Universitas Sumatera Utara 90 “Saya rasa sarananya yang namanya karena di UNIMED lengkap… Dan media mereka ketika mereka menerangkan adalah diapain orang itu semacam slide apakah dia itu dari cerita, diapakan ke dinding di informasikan, itukan memang a latnya lengkap mereka” Hasil wawancara dengan informan YH, guru sertifikasi tahun 2009, tanggal 4 Juli 2014

4.3.4. Disposisi

Bagaimana pandangan pelaksana kebijakan terhadap sebuah kebijakan adalah sangat penting dalam pengambilan sikap mendukung ataukah menentang kebijakan tersebut. Sikap mendukung dan menentang ini bisa menjadi modal utama keberhasilan pelaksanaan sebuah kebijakan atau malah sebaliknya. Dukungan menjadi hal yang sangat penting bagi suksesnya sebuah kebijakan.

a. Efek Disposisi

Kendala utama dalam pelaksanaan sebuah kebijakan adalah sikap apatis pelaksana kebijakan. Sikap ini dapat menghambat pencapaian tujuan kebijakan dan yang lebih jauh lagi bisa berdampak kepada pengalihan tujuan dengan maksud-maksud yang menyimpang dari tujuan awal kebijakan. Idealnya setiap pelaksana kebijakan tetap konsisten dengan tujuan awal dari sebuah kebijakan dan mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut hingga tercapainya tujuan. Terkait dengan sikap pelaksana kebijakan sertifikasi guru Irwansyah, S.Pd, PanitiaStaff Pengelola Sertifikasi Guru Pemko Medan mengatakan bahwa : Universitas Sumatera Utara 91 “karena kami ditunjuk sebagai penyelenggara sertifikasi maka kami harus seprofesional mungkin dalam menjalankan tugas kami. Tentunya kami mendukung program sertifikasi guru ini dengan sepenuh hati karena disamping merupakan program pemerintah progam ini kan juga perfungsi untuk meningkatkan kompetensi guru yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas dan mutu pendidikan di negara ini”. Hasil wawancara dengan informan IS, tanggal 13 Juni 2014 Mendukung pernyataan di atas, hal ini juga berhubungan dengan komitmen guru dalam melaksanakan tugas nya setelah mendapatkan sertifikat pendidik dan menyatakan bahwa : “Kalau kewajiban yang jelas kita harus mengajar selama satu minggu itu minimal 24 jam, itulah kewajiban kita. Kemudian dalam mengajar itu kita kan harus perangkat- perangkatnya juga ya sebisa mungkin kita lengkapi, seperti harus ada program, silabusnya. ” Hasil wawancara dengan informan YH, sertifikasi tahun 2009 , tanggal 4 Juli 2014 Hal senada juga dikatakan oleh guru yang lain tentang hak dan kewajiban guru: “hak saya adalah menerima tunjangan dan kewajiban saya adalah mengajar dan melaksanakan tugas dengan sebaik- baiknya. Hasil wawancara dengan informan ZD, sertifikasi tahun 2011 , tanggal 6 Juli 2014

b. Penempatan Staf