Manfaat Penelitian Batasan Istilah

20. Elemen Interaksi yakni bagaimana pembicara menempatkan memposisikan dirinya diantara khalayak. Pemakaian gaya bahasa formal, informal atau malah santai yang menunjukkan kesan bagaimana ia menampilkan dirinya. 21. Iklan adalah alat promosi suatu produk tertentu dari suatu perusahaan yang membujuk konsumen agar membeli dan memakai produk yang diiklankan. 22. Operator seluler adalah produk jasa yang memberikan layanan dan fasilitas bagi pengguna ponsel untuk dapat berkomunikasi. Adapun fasilitas yang diberikan tidak hanya penghubung komunikasi yang hanya difokuskan penyediaan pulsa untuk percakapan saja. Sesuai perkembangan teknologi dewasa ini fasilitas dari operator ponsel dapat berupa sms, layanan jasa perbankan, ekses internet dan lain sebagainya.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Iklan

1. Pengertian Iklan

Produsen dapat menjalin komunikasi dengan konsumen melalui iklan. Aspek terpenting dalam komunikasi tersebut adalah komunikasi persuasif. Komunikasi persuasif terjadi apabila pesan iklan dibuat semenarik mungkin sehingga mempunyai pengaruh yang dapat diperhitungkan oleh sikap dan perilaku khalayak yang menjadi sasaran iklan Radiosunu, 1987; Efendi 2003: 68. Pernyataan senada dikemukakan oleh Sunarja 1983 dalam Efendi 2003: 68 bahwa komunikasi persuasif bertujuan untuk mendorong khalayak mengubah perilaku, keyakinan dan sikapnya seolah-olah atas kehendak sendiri dan bukan paksaan atau dorongan orang lain. Iklan merupakan suatu alat promosi suatu produk tertentu dari suatu perusahaan yang membujuk konsumen agar membeli dan memakai produk yang diiklankan tersebut. Agar iklan dapat menarik perhatian dan minat konsumen, iklan harus mampu memenuhi harapan dan kebutuhan konsumennya. Harapan konsumen itu kemudian dituangkan dalam teks iklan yang dapat dinikmati konsumen bila membeli atau memakai produk yang diiklankan tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, 2008 iklan mempunyai dua definisi: “1. Berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan; 2. Pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa, atau tempat umum”. Menurut Nitisemito 1984: 13 iklan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melancarkan komunikasi kepada masyarakat, bertujuan membantu meningkatkan penjualan barang-barang atau jasa perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung. Menurut Winardi 1991: 10 iklan adalah bentuk presentasi non personal serta promosi ide-ide, barang-barang serta jasa-jasa yang dilakukan oleh seorang sponsor yang dapat di identifikasi, yang memberikan imbalan untuk tujuan tersebut. Sigit 1980: 50 mendefinisikan iklan sebagai berikut: iklan atau advertising adalah cara penyajian dengan cetakan, tulisan, kata-kata, gambar-gambar atau menggunakan orang, barang atau jasa, yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan dengan maksud untuk mempengaruhi dan meningkatkan penjualan, meningkatkan pemakaian atau untuk memperoleh suara, dukungan atau pendapat. Dengan pendapat-pendapat di atas dapatlah disimpulkan bahwa iklan adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengkomunikasikan atau menginformasikan tentang suatu produk atau jasa yang dapat diperoleh manfaatnya, baik berupa produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan melalui suatu media tertentu dan bersifat non personal.

2. Struktur Iklan

Di dalam suatu masyarakat, biasanya terdapat beberapa macam wacana yang bentuknya sudah mapan Soepomo, 1979: 13. Dalam masyarakat Indonesia kita ini mengenal struktur atau bentuk yang sudah mapan dalam perundang-undangan, percakapan dengan telepon, pidato pembukaan atau penutupan suatu pertemuan, khotbah ditempat-tempat ibadah, undangan pengantin, berita di surat kabar, tajuk rencana, pojok, dongeng tradisional dan tesis. Penyimpangan dari struktur yang sudah dikenal masyarakat akan mengejutkan anggota masyarakat yang bersangkutan. Dalam iklan komersial terdapat struktur yang mempunyai jalan pikiran yang dapat di singkat menjadi PAPA Kleppner, 1995; Marjuki, 1984; Retno, 1995: 21, yaitu: P untuk Promise of Benefit A untuk Aplification P untuk Proof A untuk Action Secara teknik periklanan dikatakan bahwa sebuah ikan itu terdiri dari 1 headline , 2 body , 3 endline . Pada umumnya Promise of Benefit dipaparkan dalam headline . Amplification dan Proof dipaparkan dalam body sedangkan Action dipaparkan dalam endline . Dalam iklan khususnya iklan komersial headline merupakan bagian yang paling penting, sebab di dalamnya harus memuat intisari pesan penjualan selling message dari suatu produk. Kalau dalam iklan komersial yang disiarkan lewat media tercetak maka headline itu berwujud sepatah atau frase yang dicetak dalam huruf besar yang mencantumkan pesan utama dari iklan yang bersangkutan. Tugas headline yang utama adalah membuat kontak pertama dengan sasaran iklan yang ingin dipengaruhi oleh pemasang iklan. Maka dari itu struktur headline harus sangat diperhatikan agar efektivitas dan efisiensinya mencapai titik yang tertinggi. Menurut isinya ada empat jenis headline, yaitu 1 headline yang berisi identifikasi produk, 2 headline yang berisi tentang produk, 3 headline yang berisi tentang produk, 4 headline yang berisi manfaat produk Marjuki, 1984; Retno, 1995: 21. Sering terjadi dibawah headline terdapat subhead atau subcation yang bertugas sebagai headline kedua main headline . Dalam iklan yang yang disiarkan dalam media tercetak, ukuran tipografinya lebih kecil dari main headline tetapi lebih besar dari body . Isi subhead biasanya mengembangkan, memperkuat atau memberi kualifikasi main headline. Body suatu iklan dalam media tercetak mempunyai tugas memberi keterangan atau penjelasan lebih lanjut setelah sasaran iklan di tarik perhatiannya lewat headline . Pada iklan yang tidak mempunyai subhead maka body memberi penguatan amplification atas apa yang disebut dalam headline untuk kemudian memberi bukti proof dan diakhiri dengan perintah bertindak action . Pendapat lain tentang tujuan dikemukakan oleh Shurter 1971 dalam Arifin 1992: 2 iklan disusun untuk 1 merangsang minat pembaca, 2 menimbulkan hasrat akan hasil produksi, 3 meyakinkan pembaca bahwa hasil produksi atau pelayanan itu adalah yang terbaik, 4 mendorong pembaca untuk bertindak.

3. Televisi sebagai Media Iklan

Iklan televisi mampu menyuguhkan tontonan yang atraktif, fantastis, dan represif. Berbagai warna kehidupan ditawarkan oleh tipuan atau trik gambar yang tersaji dan tanpa disadari telah menggiring pemirsa kepada hidup baru sebagai akses adaptasi terpaan iklan yang telah disaksikan di media televisi. Bungin 2008: 39 menyatakan bahwa iklan televisi adalah media pemilik produk yang diciptakan oleh biro iklan, kemudian disiarkan televisi dengan berbagai tujuan, diantaranya sebagai informasi produk dan mendorong penjualan. Oleh karena itu iklan televisi harus memiliki segmen berdasarkan pilihan segmen produk, untuk memilih strategi media, agar iklan itu sampai kepada sasaran. Dalam produksi iklan televisi, diperlukan beberapa strategi, misalnya membuat iklan televisi yang terkesan eksklusif namun hanya memerlukan biaya produksi yang rendah dan atau membuat iklan tersebut untuk sedapat mungkin mengkomunikasikan seluruh informasi tentang produk yang ditawarkan menjadi lebih menarik.

4. Bahasa Iklan

Sebagai bentuk wacana, bahasa iklan memiliki ciri dan karakter tertentu. Dalam iklan, penggunaan bahasa menjadi salah satu aspek penting bagi keberhasilan iklan. Oleh karena itu bahasa iklan harus mampu menjadi manifestasi atau presentasi dari hal yang diinginkan pihak pengiklan kepada masyarakat luas. Tujuannya ialah mempengaruhi masyarakat agar tertarik dengan sesuatu yang diiklankan. Menurut Jakobson 1960 dalam Mulyana 2005: 65 bahasa memiliki beberapa fungsi yaitu 1 fungsi referensial, 2 fungsi emotif, 3 fungsi konatif atau persuasif, 4 fungsi metalinguistik, 5 fungsi fatik, dan 6 fungsi puitik.