Elemen Mikrostruktur Retoris Elemen Wacana dalam Mikrostruktur

a Gaya bahasa resmi Gaya bahasa resmi adalah gaya dalam bentuknya yang lengkap, gaya yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. b Gaya bahasa tak resmi Gaya bahasa tak resmi merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang kurang formal. Bentuknya tidak terlalu konservatif. Gaya bahasa ini dipergunakan dalam karya- karya tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel mingguan atau bulanan, editorial, opini dan sebagainya. c Gaya bahasa percakapan Dalam gaya bahasa ini, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata-kata percakapan. Gaya bahasa percakapan ini masih lengkap untuk suatu kesempatan dan masih dibentuk menurut kebiasaan-kebiasaan, tapi kebiasaan ini agak longgar bila dibandingkan dengan kebiasaan pada gaya bahasa resmi dan tak resmi. 3 Ekspresi Strategi ekspresi dimaksudkan untuk menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu dari wacana yang disampaikan. Strategi ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan oleh seseorang yang dapat diamati dari wacana. Dalam wacana tulis, ekspresi ini muncul melalui tulisan yang dibuat dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf ditebalkan, dimiringkan atau digarisbawahi, ukuran huruf besar-kecil, serta pemakaian warna dan gambar. Bagian-bagian yang ditonjolkan ini menekankan pada khalayak tentang pentingnya bagian tersebut. Bagian yang di cetak berbeda adalah bagian yang di pandang penting oleh penutur, penulis berharap khalayak akan menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut. 4 Metafora Nurgiyantoro 2000: 299 berpendapat bahwa metafora merupakan gaya perbandingan yang bersifat tidak langsung dan implisit. Hubungan antara sesuatu yang dinyatakan pertama dengan kedua hanya bersifat sugestif, tidak ada kata- kata penunjuk perbandingan eksplisit. Bahasa kias yang tidak menggunakan kata pembanding “seperti”, “bak”, “bagai” karena diungkapkan secara langsung. Tabel 5. Kerangka Mikrostruktur Mikrostruktur Elemen-elemen Unit yang dianalisis Semantik Latar Detil Maksud Pengingkaran Praanggapan Proposisi, Kalimat Sintaksis Koherensi Nominalisasi Bentuk kalimat Kata ganti Anak kalimat, proposisi, kalimat Leksikon Pilihan kata Kata Retorika Gaya bahasa hiperbola, repetisi, aliterasi, ironi Interaksi informal, santai Ekspresi pemakaian huruf, warna, gambar Metafora Kata, frase, kalimat, proposisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian Setiap kegiatan penelitian sejak awal sudah ditentukan dengan jelas pendekatan atau desain penelitian apa yang diterapkan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Maksudnya, melalui penelitian ini berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Deskripsi itu sendiri berarti kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang udah terjadi Moleong, 2013: 11. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-kata. Suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur. Keutuhan itu sendiri di bangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan Mulyana, 2005: 25. Moleong 2013: 6 mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai penelitian untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif melalui analisis wacana. Analisis wacana itu digunakan untuk mengungkap struktur wacana yang terdapat dalam iklan operator seluler di televisi. Seperti dalam penjelasan sebelumnya, struktur wacana dalam iklan dibagi menjadi tiga struktur yaitu makrostruktur, superstruktur, dan mikrostruktur.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah iklan operator seluler di televisi. Di antaranya yang berbasis GSM seperti produk “Mentari, IM3” dari Indosat; produk “As, Simpati” dari Telkomsel; produk XL prabayar, XL pasca bayar dari XL Axiata; produk ”3 Tri ” dari Hutchison, produk Axis dari Axis. Maupun yang berbasis CDMA seperti produk “Telkom Flexi” dari Telkom; produk “SmartFren” dari Smartfren Telecom; produk “Smart” dari Smart Telecom; produk “Esia” dalam Bakrie Telecom; produk “Star One” dalam Indosat, yang diamati adalah aspek-aspek verbal dari iklan yang ditayangkan di stasiun televisi. Subjek iklan diambil 41 produk iklan operator seluler dan telah terlampir sebagai data yang dirasa telah cukup mewakili bentuk dari iklan operator seluler. Objek penelitian ini adalah mikrostruktur yang dikhususkan pada unsur atau elemen semantik, sintaksis, leksikon, retoris.

C. Sumber Data

Peneliti mengambil sumber data dari iklan operator seluler di televisi. Sumber data diambil pada jam tayang utama, yaitu tayangan televisi pada pukul 19.00 sampai dengan 21.00 WIB. Pengamatan dilakukan selama 6 bulan terhitung sejak Mei – November 2012. Iklan operator seluler cukup mendominasi dalam periklanan setelah iklan produk kosmetik, fashion, obat-obatan, makanan minuman dan lain-lain.

D. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini menggunakan teknik simak, yaitu peneliti menyimak subjek penelitian yaitu wacana iklan operator seluler di televisi. Peneliti menyimak berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam perolehan data. Tidak dipungkiri masih banyak kekurangan dari pengamatan tersebut, sehingga peneliti menggunakan teknik lanjutan yaitu teknik rekam. Teknik rekam adalah teknik penjaringan data dengan merekam penggunaan bahasa dalam bentuk lisan, dilakukan dengan bantuan tape recorder pada saat berlangsungnya tayangan iklan. Namun, untuk mengetahui lebih detail dan memunculkan konteks suasana, peneliti akan mengunduh dari youtube dan melampirkan foto print screen . Teknik lain yang digunakan adalah teknik catat. Teknik catat adalah teknik menjaring data dengan mencatat hasil penyimakan data pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klarifikasi dan pengelompokan Sudaryanto, 1993: 135. Peneliti melakukan transkrip dalam bentuk kalimat percakapan setelah mendengar dan melihat tayangan iklan, kemudian melampirkannya dan memasukkannya dalam kartu data untuk analisis.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri human instrument sebagai alat pengumpul data, tentunya dengan bekal pengetahuan yang memadai terkait ilmu wacana, khususnya struktur wacana. Artinya peneliti harus peka, mampu, logis, dan kritis karena peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengambil data, penganalisis, sekaligus pelapor hasil penelitian. Untuk menghasilkan data yang memadai dalam penelitian ini, peneliti menggunakan seluruh pengetahuan yang didasarkan pada teori struktur wacana. Peneliti memiliki alat untuk menilai keabsahan terhadap yang diteliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan rekaman iklan televisi untuk dilakukan transkrip ke dalam kartu transkrip. Sebagai analisisnya, kartu data digunakan untuk hasil kartu catat hasilnya. Contoh kartu transkrip Keterangan: Kode: TranskripsiVersi IklanNomorNama Provider Kode: Transk.versi Agus ke Inggris013 Tri kutipan transkrip Kode: Transk.versi Agus ke Inggris013 Tri lokasi: di rumah bersama 2 kawan Agus: menelepon “Sik tak telepon ke Inggris dulu” logat Jawa “HALOO...” “Agus...” “Me, good good only” “Talking-talking, you know David Beckham?” “Say hello from Agus ya” Contoh kartu data. Keterangan: Kode: Nomor Dokumen Transkrip Versi Iklan Nama Provider Baris 1-5 JE: Jenis Elemen TE: Tipe Elemen

F. Teknik Keabsahan Data

a. Intrarater Keabsahan data diperoleh dengan melakukan pengamatan data dengan cara membaca dan mengkaji data secara berulang-ulang dan mendalam untuk dapat memilahnya ke dalam masing-masing elemen. JE: Elemen Semantik TE: Latar kutipan data 01DT013 TriB.1 JE: Elemen Semantik TE: Latar lokasi: di rumah bersama 2 kawan Agus: menelepon “sik tak telepon ke Inggris dulu” logat Jawa “HALOO...” “Agus...” “Me, good good only” “Talking-talking, you know David Beckham?” “Say hello from Agus ya” 01DT013 TriB.1