BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kemiskinan dan Penyebab Kemiskinan
Dalam arti proper, kemiskinan dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan barang untuk menjamin kelangsungan hidup. Prastyo 2010 menyatakan bahwa
kemiskinan adalah suatu intergrated concept yang memiliki lima dimensi, yaitu: 1 kemiskinan proper, 2 ketidakberdayaan powerless, 3 kerentanan menghadapi
situasi darurat state of emergency, 4 ketergantungan dependence, dan 5 keterasingan isolation baik secara geografis maupun sosiologis. Yulianto 2005
menyatakan kemiskinan adalah kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.
Berdasarkan Perpres Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJMN, kemiskinan terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang, baik laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi
hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Menurut Ridlo 2001 definisi ini beranjak dari pendekatan berbasis hak
yang mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasi
basis kekuatan sosial yang meliputi: aset, sumber-sumber keuangan, organisasi dan jaringan sosial, pengetahuan dan informasi untuk memperoleh pekerjaan menjadikan
seseorang menjadi miskin.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Effendi 1993 kemiskinan dapat ditinjau dari tinjauan ekonomi, sosial dan politik. Secara ekonomi kemiskinan adalah kekurangan sumber daya yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan. Secara sosial kemiskinan diartikan kekurangan jaringan sosial dan struktur untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan
meningkatkan produktivitas. Sedangkan secara politik kemiskinan diartikan kekurangan akses terhadap kekuasaan
Sedangkan Nugroho dan Dahuri 2004 menyatakan bahwa dari aspek ekonomi, kemiskinan merupakan kesenjangan antara lemahnya daya pembelian positif dan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar normatif. Dari aspek sosial, kemiskinan mengindikasikan potensi perkembangan masyarakat yang rendah. Sedangkan dari
aspek politik, kemiskinan berhubungan dengan rendahnya kemandirian masyarakat. Kemiskinan didefinisikan sebagai standar hidup yang rendah, yaitu adanya
suatu tingkat kekurangan materi dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Secara ekonomis, kemiskinan juga dapat
diartikan sebagai kekurangan sumberdaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejehtaraan sekelompok orang. Kemiskinan memberi gambaran situasi serba
kekurangan seperti terbatasnya modal yang dimiliki, rendahnya pengetahuan dan keterampilan, rendahnya produktivitas, rendahnya pendapatan, lemahnya nilai tukar
hasil produksi orang miskin dan terbatasnya kesempatan berperan serta dalam pembangunan.
Penyebab kemiskinan dapat terjadi karena kondisi alamiah dan ekonomi, kondisi struktural dan sosial, serta kondisi kultural budaya. Kemiskinan alamiah dan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi timbul akibat keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumberdaya lain sehingga peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam pembangunan.
Kemiskinan struktural dan sosial disebabkan hasil pembangunan yang belum merata, tatanan kelembagaan dan kebijakan dalam pembangunan. Sedangkan kemiskinan
kultural budaya disebabkan sikap atau kebiasaan hidup yang merasa kecukupan sehingga menjebak seseorang dalam kemiskinan Nugroho dan Dahuri, 2004.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Propenas menyebutkan berdasarkan penyebabnya kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan
kronis chronic poverty yang disebabkan: 1 sikap dan kebiasaan hidup masyarakat yang tidak produktif; 2 keterbatasan sumber daya dan keterisolasian; dan 3
rendahnya taraf pendidikan dan derajat kesehatan, terbatasnya lapangan kerja, dan ketidakberdayaan masyarakat, dan kemiskinan sementara transient poverty yang
disebabkan 1 perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi krisis ekonomi; 2 perubahan yang bersifat musiman seperti kasus kemiskinan nelayan dan pertanian
tanaman pangan; dan 3 bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan. Penyebab kemiskinan yang lain menurut Cox 2004 berupa: 1 Kemiskinan
yang diakibatkan globalisasi berupa dominasi negara-negara maju terhadap negara- negara berkembang; 2 Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan berupa
rendahnya partisipasi dalam pembangunan dan peminggiran proses pembangunan; 3 Kemiskinan sosial yang yang dialami oleh perempuan, anak-anak dan kelompok
minoritas karena ketidakberdayaan mereka; dan 4 Kemiskinan karena faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
eksternal seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan dan tingginya jumlah penduduk.
Menurut Prastyo 2010 beberapa sumber dan proses penyebab terjadinya kemiskinan, yaitu:
a. Policy induces processes, yaitu proses pemiskinan yang dilestarikan, direproduksi melalui pelaksanaan suatu kebijakan, diantaranya adalah kebijakan anti kemiskinan,
tetapi relitanya justru melestarikan. b. Socio-economic dualism, negara bekas koloni mengalami kemiskinan karena poal
produksi kolonial, yaitu petani menjadi marjinal karena tanah yang paling subur dikuasai petani sekala besar dan berorientasi ekspor.
c. Population growth, prespektif yang didasari oleh teori Malthus, bahwa pertambahan penduduk seperti deret ukur sedangkan pertambahan pangan seperti
deraet hitung. d. Resaurces management and the environment, adalah unsur mismanagement sumber
daya alam dan lingkungan, seperti manajemen pertanian yang asal tebang akan menurunkan produktivitas.
e. Natural cycle and processes, kemiskinan terjadi karena siklus alam. Misalnya tinggal dilahan kritis, dimana lahan itu jika turun hujan akan terjadi banjir, akan
tetapi jika musim kemarau kekurangan air, sehingga tidak memungkinkan produktivitas yang maksimal dan terus-menerus.
Universitas Sumatera Utara
f. The marginalization of woman, peminggiran kaum perempuan karena masih dianggap sebagai golongan kelas kedua, sehingga akses dan penghargaan hasil
kerja yang lebih rendah dari laki-laki. g. Cultural and ethnic factors, bekerjanya faktor budaya dan etnik yang memelihara
kemiskinan. Misalnya pada pola konsumtif pda petani dan nelayan ketika panenj raya, serta adat istiadat yang konsumtif saat upacara adat atau keagamaan.
h. Exploatif inetrmediation, keberadaan penolong yang menjadi penodong, seperti rentenir.
i. Inetrnal political fragmentation and civil stratfe, suatu kebijakan yang diterapkan pada suatu daerah yang fragmentasi politiknya kuat, dapat menjadi penyebab
kemiskinan. j. Interbational processe, bekerjanya sistem internasional kolonialisme dan
kapitalisme membuat banyak negara menjadi miskin. Penyebab kemiskinan menurut masyarakat miskin sendiri adalah kurangnya
modal, pendidikan, keterampilan, dan kesempatan kerja; dan rendahnya pendapatan Tim Studi KKP, 2004. Kuncoro 2004 mencoba mengidentifikasi penyebab
kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Kedua,
perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia yang berkaitan dengan produktivitas dan upah yang rendah. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam
modal.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Jenis Kemiskinan