Tabel 4.7. IPM dan Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Di Kota Medan Tahun 2010
No. Kecamatan
IPM Penduduk Miskin
20072009 Jiwa
KK
1. M. Tuntungan 75,0
11.358 2.747
2. M. Johor 68,20
16.115 3.610
3. M. Amplas 74,5
16.891 3.801
4. M. Kota 72,2
22.008 4.415
5. M. Area 82,4
10.866 2.340
6. M. Kota 86,00
10.310 2.266
7. M. Maimun -
8.985 2.096
8. M. Polonia 84,6
6.158 1.420
9. M. Baru 83,0
2.576 608
10. M. Selayang 71,4
10.639 2.529
11. M. Sunggal -
11.569 2.595
12. M. Helvetia 74,50
13.555 2.943
13. M. Petisah -
6.397 1.462
14. M. Barat 89,9
11.689 2.660
15. M. Timur 79,6
15.619 3.666
16. M. Perjuangan 75,40
19.628 4.346
17. M. Tembung 69,6
21.978 4.777
18. M. Deli 67,90
17.511 4.015
19. M. Labuhan 65,60
24.912 5.313
20. M. Marelan 62,90
32.183 6.959
21. M. Belawan 58,40
50.640 11.028
Kota Medan 341.587
75.596
Sumber : Laporan Program Kerja Pembangunan Kota Medan Bidang Ekonomi Tahun 2010
4.2. Gambaran Umum PNPM Mandiri Perkotaan
PNPM Mandiri Perkotaan merupakan kegiatan lanjutan dari Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP yang dilaksanakan sejak tahun 1999
sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini
termasuk salah satu program strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar
Universitas Sumatera Utara
dan kondusif bagi perkembangan modal sosial social capital masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam
penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.
Visi kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan adalah terciptanya masyarakat yang berdaya yang mampu menjalin sinergi dengan pemerintah daerah serta kelompok
peduli setempat dalam rangka menanggulangi kemiskinan dengan efektif, secara mandiri dan berkelanjutan. Sedangkan misi kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan adalah
memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama masyarakat miskin, untuk menjalin kerjasama sinergis dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli lokal dalam upaya
penanggulangan kemiskinan, melalui pengembangan kapasitas, penyediaan sumber daya, dan melembagakan budaya kemitraan antar pelaku pembangunan. Dari visi dan
misi tersebut dapat kita pahami bahwa pengembangan kapasitas merupakan salah satu aspek dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk mencapai tujuan utama yaitu
menanggulangi kemiskinan. Tujuan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah:
a. Mewujudkan masyarakat “Berdaya” dan “Mandiri”, yang mampu mengatasi berbagai persoalan kemiskinan di wilayahnya, sejalan dengan kebijakan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri b. Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam menerapkan model
pembangunan partisipatif yang berbasis kemitraan dengan masyarakat dan kelompok peduli setempat
Universitas Sumatera Utara
c. Mewujudkan harmonisasi dan sinergi berbagai program pemberdayaan masyarakat untuk optimalisasi penanggulangan kemiskina
d. Meningkatkan capaian manfaat bagi masyarakat miskin untuk mendorong peningkatan IPM dan pencapaian sasaran MDGs
Sasaran pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah: a. Terbangunnya lembaga kepemimpinan masyarakat BKM yang aspiratif,
representatif, dan akuntabel untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi serta kemandirian masyarakat
b. Tersedianya PJM Pronangkis sebagai wadah untuk mewujudkan sinergi berbagai program penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan sesuai dengan
aspirasi serta kebutuhan masyarakat dalam rangka pengembangan lingkungan permukiman yang sehat, serasi, berjati diri dan berkelanjutan
c. Meningkatnya akses terhadap pelayanan kebutuhan dasar bagi warga miskin dalam rangka meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia IPM dan pencapaian sasaran
MDGs Pendekatan yang digunakan dalam pencapaian tujuan dari pelaksanaan PNPM
Mandiri Perkotaan adalah sebagai berikut: a. Melembagakan pola pembangunan partisipatif yang berorientasi masyarakat miskin
dan berkeadilan, melalui pembangunan lembaga kepemimpinan masyarakat BKM yang representatif, akuntabel, dan mampu menyuarakan kepentingan masyarakat
dalam proses-proses pengambilan keputusan dan Perencanaan Partisipatif dalam menyusun PJM-Pronangkis berbasis pada peningkatan IPM MDGs
Universitas Sumatera Utara
b. Menyediakan stimulan BLM secara transparan untuk mendanai kegiatan penanggulangan kemiskinan yang mudah dilakukan oleh masyarakat dan membuka
kesempatan kerja, melalui pembangunan saranaprasarana lingkungan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengembangan ekonomi lokal dengan prasyarat
tertentu, memperkuat keberlanjutan program dengan menumbuhkan rasa memiliki di kalangan masyarakat melalui proses penyadaran kritis, partisipatif, pengelolaan
hasil-hasilnya, dan lainnya c. Meningkatkan kemampuan perangkat pemerintah dalam perencanaan,
penganggaran, dan pengembangan paska program d. Meningkatkan efektifitas perencanaan dan penganggaran yang lebih berorientasi
pada masyarakat miskin dan berkeadilan Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan dilaksanakan melalui suatu lembaga
kepemimpinan masyarakat yang mengakar, representatif dan dipercaya disebut Lembaga Keswadayaan Masyarakat secara generik disebut Badan Keswadayaan
Masyarakat atau disingkat BKM, yang dibentuk melalui kesadaran kritis masyarakat untuk menggali kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan
sebagai pondasi modal sosial social capital kehidupan masyarakat. BKM ini diharapkan mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dalam
menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka, sekaligus menjadi motor bagi upaya penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara mandiri dan
berkelanjutan, mulai dari proses penentuan kebutuhan, pengambilan keputusan, proses penyusunan program, pelaksanaan program hingga pemanfaatan dan pemeliharaan.
Universitas Sumatera Utara
BKM bersama masyarakat bertugas menyusun Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan yang kemudian lebih dikenal sebagai PJM Pronangkis
secara partisipatif, sebagai prakarsa masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan di wilayahnya secara mandiri. Atas fasilitasi pemerintah dan prakarsa masyarakat, BKM-
BKM ini mulai menjalin kemitraan dengan berbagai instansi pemerintah dan kelompok peduli setempat. BKM memiliki unit pelaksana di bawahnya, yaitu Unit Pelaksana
Sosial, Unit Pelaksana Lingkungan dan Unit Pelaksana Keuangan. Unit-unit pelaksana ini berada di bawah BKM dan bertanggung jawab kepada BKM. BKM juga
bertanggungjawab untuk menjamin keterlibatan semua lapisan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang kondusif untuk pengembangan keswadayaan
masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan khususnya dan pembangunan masyarakat kelurahan pada umumnya.
Lembaga-lembaga partisipatif lainnya yaitu Kelompok Swadaya Masyarakat KSM, yang dibentuk di tingkat komunitas atau masyarakat untuk melakukan agenda
kegiatan secara langsung. KSM ini dapat dibentuk oleh siapa saja atau kelompok masyarakat apabila diperlukan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu yang
dianggap perlu bagi pembangunan dalam komunitas tersebut. KSM ini diorganisasikan oleh tim relawan dan dibantu oleh tim fasilitator
terdiri dari warga kelurahan yang memiliki ikatan kebersamaan common bond dan berjuang untuk mencapai tujuan bersama. KSM ini bukan hanya sekedar pemanfaat
pasif melainkan sekaligus sebagai pelaksana kegiatan terkait dengan penangulangan
Universitas Sumatera Utara
kemiskinan yang diusulkan untuk didanai oleh LKM melalui berbagai dana yang mampu digalang.
4.3. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kecamatan Medan Kota