Minyak Jagung Minyak Kelapa Sawit

9 minyak sawit adalah kandungan mikronutriennya yang tinggi terutama β-karoten. Tingg inya kandungan β-karoten tersebut menyebabkan minyak sawit berwarna merah sehingga sering disebut minyak sawit merah Ayustaningwarno, 2012. Minyak sawit memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia diantaraya adalah karoten dan vitamin E. Karoten memiliki manfaat sebagai pencegahan sel kanker, paru–paru dan sebagai antioksidan. Sedangkan vitamin E berfungi sebagai pelindung sel dari membran oksidatif, mengurangi resiko diabetes, dan meningkatkan sistem imun Ayustaningwarno, 2012.

2.5.2 Minyak Jagung

Tanaman jagung Zea mays di Indonesia merupakan tanaman pangan yang penting setelah padi dan terdapat hampir di seluruh Kepulauan Indonesia. Umumnya jagung sebagian besar masih digunakan sebagai bahan pangan penduduk serta sebagai sumber minyak. Penyebaran daerah tanaman jagung di Indonesia tidak merata karena adanya pengaruh iklim, keadaan hama dan fluktuasi harga jagung Ketaren, 1986. Minyak jagung mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi yaitu sekitar 250 kilo kalorions. Dalam minyak jagung terdapat banyak asam lemak esensial yang dibutuhkan pada pertumbuhan badan. Asam lemak yang menyusun minyak jagung terdiri dari asam lemak jenuh asam palmitat dan asam stearat dan asam lemak tidak jenuh asam oleat dan asam linoleat. Minyak jagung kaya akan kalori, yaitu sekitar 250 kilo kalorions. Minyak jagung merupakan minyak goreng yang stabil tahan terhadap ketengikan karena adanya tokoferol yang larut dalam minyak Ketaren, 1986.

2.5.3 Minyak Kelapa Sawit

10 Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit palm kernel oil. Faktor-faktor yang memengaruhi mutu adalah kadar air, kotoran, asam lemak bebas, dan bilangan peroksida. Faktor- faktor lain adalah titik cair, kandungan gliserida padat, dan bilangan penyabunan Ketaren, 1986. Industri pangan maupun nonpangan selalu menghendaki minyak sawit dalam mutu yang terbaik. Ada perbedaan mendasar kebutuhan mutu minyak sawit menurut penggunaannya sebagai bahan baku yang akan digunakan dalam industri pangan maupun nonpangan. Untuk kebutuhan bahan pangan tentu tuntutan syarat mutu minyak sawit harus lebih ketat bila dibandingkan dengan kebutuhan nonpangan. Oleh karena itu, keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienis dari minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan harus lebih diperhatikan karena berdampak langsung terhadap kesehatan. Dalam hal ini ialah minyak sawit dengan keadaan segar, asli, murni, dan tidak tercampur oleh bahan lain seperti: kotoran, air, logam-logam, maupun kadar ALB yang tinggi. Adanya bahan-bahan tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas minyak sawit yang dapat menurunkan harga jual maupun merugikan produksi Mangoensoekarjo, 2000. Manfaat minyak kelapa sawit diantaranya sebagai bahan baku untuk indutri pangan dan industri bukan pangan. Sebagai bahan baku untuk industri yaitu: minyak makan, minyak sawit antara lain digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarin, buffer, vanaspati, shortening, dan bahan untuk membuat kue-kue. Sebagai bahan pangan, minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan minyak goreng lain, antara lain mengandung karoten yang diketahui 11 berfungsi sebagai anti kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E. Minyak kelapa sawit untuk industri bukan pangan yaitu: minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di industri nonpangan, industri farmasi, dan industri oleokimia fatty acids, fatty alcohol, dan gliserine. Produk bukan pangan yang dihasilkan dari minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit diproses melalui proses hidrolisis splitting untuk menghasilkan asam lemak dan gliserin Fauzi, 2002.

2.5.4 Minyak Kedelai