Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran

pertanian, luas lahan dan dapat juga meningkatkan pendapatan petani sehingga akhirnya diharapkan kesejahteraan petani akan terwujud. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan riset yang mendalam untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian Lapangan terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Desa Karang Anyar, Kecamatan, Beringin, Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasrkan latar belakang, masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana perbandingan peran Penyuluh Pertanian Lapangan PPL terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar? 2. Bagaimana perbandingan dampak peran Penyuluh Pertanian Lapangan PPL dalam upaya pengembangan usahatani padi organik?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana perbandingan peran Penyuluh Pertanian lapangan PPL terhadap pengembangan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dan Desa Karang Anyar. 2. Mengetahui bagaimana dampak perbandingan peran Penyuluh Pertanian Lapangan PPL dalam upaya pengembangan usahatani padi organik. 4 Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang harus ditempuh sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan pembangunan secara keseluruhan. 3. Bagi peneliti lain, sebagai landasan dan bahan informasi serta dapat pula sebagai titik tolak untuk melaksanakan penelitian serupa dalam lingkup yang lebih luas. 4. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan para akademisi maupun masyarakat umum yang terkait. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Penyuluh Pertanian

Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu dengan mendorong masyarakat petani untuk mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik Kartasapoetra, 1994. Melalui peran penyuluh, petani diharapkan menyadari akan kekurangannya atau kebutuhannya, melakukan peningkatan kemampuan diri dan dapat berperan dimasyarakat dengan lebih baik.

2.1.2 Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan Pertanian adalah hubungan kemitraan antara pemeritah, tuan tanah, dan masyarakat, yang menyediakan pelayanan dan pendidikan terencana untuk menemukan kebutuhan masyarakat. Tujuan utamanya adalah kemajuan masyarakat Kelsey and Cannon, 1955. Penyuluhan Pertanian didefinisikan sebagai pendidikan nonformal yang ditujukan kepada petani dan keluarganya dengan tujuan jangka pendek untuk mengubah perilaku termasuk sikap, tindakan dan pengetahuan kearah yang lebih baik, serta tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat indonesia. Kegiatan penyuluhan pertanian melibatkan dua kelompok yang aktif. Di satu pihak adalah kelompok penyuluh dan yang kedua adalah kelompok yang disuluh. Penyuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu membawa sasaran 6 Universitas Sumatera Utara penyuluhan pertanian kepada cita-cita yang telah digariskan, sedangkan yang disuluh adalah kelompok yang diharapkan mampu menerima paket penyuluhan pertanian Sastraatmadja, 1993. Menurut Mardikanto 2009 kegiatan penyuluhan diartikan dengan berbagai pemahaman, yaitu seperti: penyebarluasan informasi, penerangan atau penjelasan, pendidikan nonformal luar sekolah, perubahan perilaku, rekayasa sosial, pemasaran inovasi teknis dan sosial, perubahan sosial perilaku individu, nilai-nilai, hubungan antar individu, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat community empowerment, serta penguatan komunitas community strengthening. Penyuluhan menurut Van Den Ban 1999, diartikan sebagai keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Pendidikan penyuluhan adalah ilmu yang berorientasi keputusan tetapi juga berlaku pada ilmu sosial berorientasi pada kesimpulan. Ilmu ini mendukung keputusan strategi yang harus diambil dalam organisasi penyuluhan. Penyuluhan juga dapat menjadi sarana kebijaksanaan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Sebagai sarana kebijakan, hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani. Menurut Suhardiyono 1992, penyuluhan merupakan pendidikan nonformal bagi petani beserta keluarganya dimana kegiatan dalam ahli pengetahuan dan 7 Universitas Sumatera Utara ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Beberapa ahli penyuluhan menyatakan bahwa sasaran penyuluhan yang utama adalah penyebaran informasi yang bermanfaat dan praktis bagi masyarakat petani di pedesaaan dan kehidupan pertaniannya, melalui pelaksanaan penelitian ilmiah dan percobaan di lapang yang diperlukan untuk menyempurnakan pelaksanaan suatu jenis kegiatan serta pertukaran informasi dan pengalaman diantara petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Dalam kegiatan penyuluh pertanian, peran penyuluh pertanian sebagai petugas yang mempersiapkan para petani dan pelaku usaha pertanian lain sudah mulai tumbuh yang antara lain dicirikan dari kemampuannya dalam mencari, memperoleh dan memanfaatkan informasi, serta tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan keterampilan yang dikelola oleh petani sendiri. Sejalan dengan berubahnya paradigma pembangunan pertanian, maka penyelenggaraan penyuluh pertanian dilakukan melalui pendekatan partisipatif untuk lebih meningkatkan peran serta aktif petani dan pelaku usaha pertanian lainnya Deptan, 2008.

2.1.3 Padi Organik

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan- bahan alami tanpa bahan-bahan kimia sintesis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk pertanian bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta tidak merusak lingkungan. Pertanian organik sebagai bagian dari pertanian yang akrab lingkungan perlu segera dimasyarakatkan sejalan makin banyaknya dampak negatif terhadap lingkungan 8 Universitas Sumatera Utara yang terjadi akibat dari penerapan teknologi intensifikasi yang mengandalkan bahan kimia pertanian. Disamping itu, makin meningkatnya jumlah konsumen produksi bersih dan meningkatnya serta meluasnya gerakan “green consumer” merupakan pendorong segera disosialisasikan gerakan pertanian organik Sutanto, 2002. Beras organik adalah beras yang dihasilkan melalui proses produksi secara organik berdasarkan standar tertentu dan telah disertifikasi oleh suatu badan independen. Secara umum definisi 0rganik” yaitu tidak menggunakan bahan kimia sintetis berupa pestisida kimia maupun pupuk kimia, merawat kesuburan tanah secara alami, menanam tanaman penutup tanah atau cover crop maupun penggunaan limbah tanaman, menggunakan sistem tanam rotasi, mengendalikan hama dengan predatornya dan menutup rumput liat dengan jeramimulsa IRRI, 2004. Beras Organik merupakan salah satu produk dari pertanian organik. Menurut Andoko 2002, beras organik adalah beras yang berasal dari padi yang dibudidayakan secara organik atau tanpa penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Sehingga dapat dikatakan beras organik terbebas residu pupuk dan pestisida kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Ada dua jenis beras organik padi organik yang dibudidayakan di Indonesia yaitu jenis citanur dan ciherang. Beras citanur adalah beras varietas lokal yang dikembangkan lewat perkawinan silang secara alami dengan melibatkan benih varietas lokal. Persilangan tersebut yaitu antara varietas pandan wangi dan lusi. Pandan wangi dengan aroma yang sangat khas dan lusi dengan sifat pulennya 9 Universitas Sumatera Utara yang kentara. Sedangkan beras jenis ciherang adalah beras organik yang berbeda dengan varietas lain. Karakter khusus dari beras ciherang yaitu butirnya berbentuk panjang. Untuk aromanya, beras organik ciherang tidak wangi, berbeda dengan beras organik pandan wangi. Dalam budidayanya, beras organik ciherang dikenal karena mempunyai daya tahan yang kuat terhadap hama daripada beras organik varietas lain. Dalam produksinya pun, beras organik ciherang lebih produktif dari beras organik varietas lain Mulyawan, 2011. Manfaat beras organik yaitu mengurangi masukan bahan kimia beracun ke dalam tubuh, meningkatkan masukan nutrisi bermanfaat seperti vitamin, mineral, asam lemak esensial dan antioksidan, menurunkan risiko kanker, penyakit jantung, alergi serta hiperaktivitas pada anak-anak. Warna beras organik yang lebih putih dibandingkan dengan beras non organik serta nasi dari beras organik lebih bertahan lama Isdiayanti, 2007. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Peran Penyuluh Pertanian Menurut Suhardiyono 1992, seorang penyuluh membantu para petani didalam usaha mereka meningkatkan produksi dan mutu produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu para penyuluh memiliki peran antara lain sebagai pembimbing, organisator dan dinamisator, pelatih teknisi, dan jembatan petani dengan lembaga penelitian dibidang pertanian sebagai berikut: a. Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru bagi petani dalam pendidikan non formal, penyuluh memiliki gagasan yang tinggi untuk mengatasi hambatan dalam pembangunan pertanian yang berasal dari petani maupun keluarganya. Seorang 10 Universitas Sumatera Utara penyuluh harus mengenal baik sistem usahatani, bersimpati terhadap kehidupan petani serta pengambilan keputusan yang dilakukan petani baik secara teori maupun praktek. Penyuluh harus mampu memberikan praktek demontrasi tentang suatu cara atau metode budidaya suatu tanaman, membantupetani menempatkan atau menggunakan sarana produksi pertanian dan peralatan yang sesuai. Penyuluh harus mampu memberikan bimbingan kepada petani tentang sumber dana kredit yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha tani mereka dan mengikuti perkembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan petani yang berasal dari instansi- instansi terkait. b. Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator Dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan para penyuluh lapangan tidak mungkin mampu untuk melakukan kunjungan ke masing-masing petani sehingga petani harus diajak untuk membentuk suatu kelompok-kelompok tani dan mengembangkan menjadi suatulembaga ekonomi dan sosial yang memiliki peran dalam mengembangkan masyarakat sekitarnya. Dalam pembentukan dan pengembangan kelompok tani, penyuluh sebagai dinamisator dan organisator petani. c. Penyuluh Sebagai Teknisi Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis yang baik karena pada suatu saat akan diminta petani memberikan saran maupun demonstrasi kegiatan usahatani yang bersifat teknis. Tanpa adanya pengetahuan dan ketrampilan teknis yang baik maka akan sulit untuk memberikan pelayanan jasa konsultan yang diminta petani. Universitas Sumatera Utara d. Penyuluh Sebagai Media Penghubung Antara Lembaga Penelitian dengan Petani Penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada petani. Sebaliknya, petani berkewajiban melaporkan pelaksanaan penerapan hasil temuan lembaga penelitian yang dianjurkan tersebut sebagai penghubung, selanjutnya penyuluh menyampaikan hasil penerapan teknologi yang dilakukan oleh petani kepada lembaga penelitian yang terkait sebagai bahan referensi lebih lanjut. Menurut Kartasapoetra 1994, pada setiap Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian WKPP ditetapkan seorang petugas PPL penyuluh pertanian lapang yang akan mengemban tugas pokok sebagai berikut : 1 Menyebarkan informasi pertanian yang bermanfaat. 2 Mengajarkan ketrampilan yang lebih baik. 3 Memberikan saran-saran atau rekomendasi bagi usahatani yang lebih menguntungkan. 4 Membantu mengikhtiarkan sarana produksi, fasilitas kerja serta bahan informasi pertanian yang diperlukan para petani. 5 Mengembangkan swakarya dan swasembada para petani agar taraf kehidupannya dapat lebih meningkat.

2.2.2 Dampak Peran Penyuluh Pertanian Lapangan terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik

Menurut Stufleabem 1987, dampak peran penyuluh pertanian lapangan terhadap pengembangan usahatani padi organik melalui metode CIPP dapat dikelompokkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Peningkatan produktifitas Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan input. Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. 2. Peningkatan sarana dan prasarana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan, proyek. Untuk lebih memudahkan membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung. 3. Sertifikasi Lembaga sertifikasi adalah lembaga yang mempunyai tanggung jawab untuk memferivikasi bahwa produk yang di jual dan di label merupakan padi organik yang diproduksi, diolah dan dipersiapkan. Tahapan – tahapan untuk mengajukan sertifikasi padi organik: 1. petani atau kelompok tani datang mengajukan permohonan sertifikat organik pada lembaga sertifikat organik LSO yang ada. 13 Universitas Sumatera Utara 2. Pengisian formulir permohonan sertifikat organik dan kelengkapan dokumen- dokumen pendukung, seperti status legalitas gabungan kelompok tani, sejarah penggunaan lahan 3 sampai 5 tahun terakhir, peta lahan, peta wilayah sekitar, teknik produksi, pemeliharaan dan pasca panen yang diminta oleh pihak LSO kepada petani. 3. Dokumen lengkap, pihak LSO akan mengirim petugas LSO ke lahan petani untuk mengecek kebenaran dan kesesuaian isi dokumen dan fakta dilapangan. 4. Dokumen yang memenuhi syarat dan sesuai dengan keadaan di lapangan maka sertifikat lolos dan akan memperoleh sertifikat organik. Bila belum lengkap tidak diberi sertifikat dan untuk melengkapi kekurangan dari dokumen yang kurang diberi waktu tiga minggu. Sriyanto, S. 2010 4. Penambahan luas lahan Dengan lahan yang sempit produksi pertanian akan tidak mampu untuk mencukupi biaya hidup keluarga tani. Tanah yang sempit menyebabkan biaya produksi terlalu tinggi high cost dibandingkan dengan tanah yang luas, baik dari segi tenaga kerja, penggunaan bibit, pemupukan, dan biaya-biaya alsintan lainnya. 5. Peningkatan pemasaran Untuk meningkatkan tingkat penjualan dapat diawali dengan peningkatan, kualitas, peningkatan mutu dan kuantitasnya ketiga ini saling berhubungan. Jika hanya salah satu dari ketiga itu yang diperhatikan maka penjualan tidak akan berjalan dengan lancar.

2.3 Penelitian Terdahulu

Universitas Sumatera Utara Pada penelitian yang dilakukan Aginia Revikasari tahun 2010 dengan judul “ Peranan Penyuluh Pertanian dalam pengembangan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi” diperoleh kesimpulan bahwa Gapoktan Tani Maju mengalami peningkatan perkembangan dengan adanya keterlibatan Penyuluh pertanian dari awal pembentukan hingga tahap berkembang pada saat ini, Penyuluh Pertanian aktif melakukan pendampingan dan pembinaan rutin dari segi manajemen, administrasi, perkembangan usaha serta kemitraan Gapoktan. Penelitian yang dilakukan oleh Hermayunita 2011 dengan judul “ Peran Penyuluh Pertanian lapangan PPL dalam Penerapan Pertanian Organik di Kenagarian Koto Tinggi, KecamatanBaso, Kabupaten Agam” di simpulkan bahwa Penyuluh dalam penerapan pertanian organik sudah berperan. Hal ini dapat dilihat dari penyuluh melakukan tugasnya sebagai motivator, edukator, penghubung, organisator, komunikator dan penasehat.

2.4 Kerangka Pemikiran

Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu dengan mendorong masyarakat petani untuk mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik Kartasapoetra, 1994. Dalam perannya penyuluh memiliki perannya yaitu apakah penyuluh melakukan tindakan ataupun tidak melakukan tindakan.Tindakan inilah yang menjadi pedoman dan disusun secara sistematis dan memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang akan dicapai disetiap pelaksanaan tugasnya. Peran penyuluh pertanian dibuat dan disusun berdasarkan kepentingan 15 Universitas Sumatera Utara petani, karena petani memiliki gambaran mengenai program yang mereka inginkan dan dikondisikan sesuai dengan usahatani mereka. Peran penyuluhan pertanian dibuat dengan peran aktif penyuluh pertanian lapangan, dengan tujuan disampaikan kepada petani. Didalam penyampaian perannya pastilah memiliki dampak dalam program penyuluhan tersebut. Baik itu berdampak maupun tidak berdampak dengan adanya peranan penyuluh pertanian PPL diharapkan kelompok tani di daerah penelitian dapat berkembang dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian sebelumnya maka secara sistematis dapat digambarkan skema kerangka pemikiran sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara KERANGKA PEMIKIRAN Keterangan : = Menyatakan Pengaruh Bertindak Peran PPL : Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator Penyuluh Sebagai Teknisi Penyuluh Sebagai Media Penghubung Petani Berdampak Tidak Bertindak Usahatani Padi Organik L. Bayas Usahatani Padi Organik Karang anyar Peran PPL : Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator Penyuluh Sebagai Teknisi Penyuluh Sebagai Media Penghubung Petani Dampak 1. Peningkatan Produktifitas 2. Peningkatan sarana dan prasarana 3. Sertifikasi 4. Penambahan Luas Lahan 5. Peningkatan Pemasaran Dampak 1. Peningkatan produktifitas 2. Peningkatan sarana dan prasarana 3. Sertifikasi 4. Penambahan Luas Lahan 5. Peningkatan Pemasaran tidak Berdampak Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

15 104 93

Partisipasi Petani Dalam Penerapanpertanian Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas,Kecamatan Perbaungan,Kabupaten Serdang Bedagai)

1 68 72

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pertanian Terpadu Usahatani Padi Organik(Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

9 95 91

Kajian Pemanfaatan Bambu di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

4 47 59

Analisis Risiko Usahatani Padi Organik Dan Non Organik (Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Perbandingan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (Ppl) Di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin, K

0 0 13

KATA PENGANTAR - Perbandingan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (Ppl) Di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang Terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik Di P

0 0 10

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 25

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 13

PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) SKRIPSI

0 0 13