Dampak Peran Penyuluh Pertanian Lapangan terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik

d. Penyuluh Sebagai Media Penghubung Antara Lembaga Penelitian dengan Petani Penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada petani. Sebaliknya, petani berkewajiban melaporkan pelaksanaan penerapan hasil temuan lembaga penelitian yang dianjurkan tersebut sebagai penghubung, selanjutnya penyuluh menyampaikan hasil penerapan teknologi yang dilakukan oleh petani kepada lembaga penelitian yang terkait sebagai bahan referensi lebih lanjut. Menurut Kartasapoetra 1994, pada setiap Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian WKPP ditetapkan seorang petugas PPL penyuluh pertanian lapang yang akan mengemban tugas pokok sebagai berikut : 1 Menyebarkan informasi pertanian yang bermanfaat. 2 Mengajarkan ketrampilan yang lebih baik. 3 Memberikan saran-saran atau rekomendasi bagi usahatani yang lebih menguntungkan. 4 Membantu mengikhtiarkan sarana produksi, fasilitas kerja serta bahan informasi pertanian yang diperlukan para petani. 5 Mengembangkan swakarya dan swasembada para petani agar taraf kehidupannya dapat lebih meningkat.

2.2.2 Dampak Peran Penyuluh Pertanian Lapangan terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik

Menurut Stufleabem 1987, dampak peran penyuluh pertanian lapangan terhadap pengembangan usahatani padi organik melalui metode CIPP dapat dikelompokkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Peningkatan produktifitas Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan input. Dengan kata lain bahwa produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. 2. Peningkatan sarana dan prasarana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan, proyek. Untuk lebih memudahkan membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung. 3. Sertifikasi Lembaga sertifikasi adalah lembaga yang mempunyai tanggung jawab untuk memferivikasi bahwa produk yang di jual dan di label merupakan padi organik yang diproduksi, diolah dan dipersiapkan. Tahapan – tahapan untuk mengajukan sertifikasi padi organik: 1. petani atau kelompok tani datang mengajukan permohonan sertifikat organik pada lembaga sertifikat organik LSO yang ada. 13 Universitas Sumatera Utara 2. Pengisian formulir permohonan sertifikat organik dan kelengkapan dokumen- dokumen pendukung, seperti status legalitas gabungan kelompok tani, sejarah penggunaan lahan 3 sampai 5 tahun terakhir, peta lahan, peta wilayah sekitar, teknik produksi, pemeliharaan dan pasca panen yang diminta oleh pihak LSO kepada petani. 3. Dokumen lengkap, pihak LSO akan mengirim petugas LSO ke lahan petani untuk mengecek kebenaran dan kesesuaian isi dokumen dan fakta dilapangan. 4. Dokumen yang memenuhi syarat dan sesuai dengan keadaan di lapangan maka sertifikat lolos dan akan memperoleh sertifikat organik. Bila belum lengkap tidak diberi sertifikat dan untuk melengkapi kekurangan dari dokumen yang kurang diberi waktu tiga minggu. Sriyanto, S. 2010 4. Penambahan luas lahan Dengan lahan yang sempit produksi pertanian akan tidak mampu untuk mencukupi biaya hidup keluarga tani. Tanah yang sempit menyebabkan biaya produksi terlalu tinggi high cost dibandingkan dengan tanah yang luas, baik dari segi tenaga kerja, penggunaan bibit, pemupukan, dan biaya-biaya alsintan lainnya. 5. Peningkatan pemasaran Untuk meningkatkan tingkat penjualan dapat diawali dengan peningkatan, kualitas, peningkatan mutu dan kuantitasnya ketiga ini saling berhubungan. Jika hanya salah satu dari ketiga itu yang diperhatikan maka penjualan tidak akan berjalan dengan lancar.

2.3 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

15 104 93

Partisipasi Petani Dalam Penerapanpertanian Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas,Kecamatan Perbaungan,Kabupaten Serdang Bedagai)

1 68 72

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pertanian Terpadu Usahatani Padi Organik(Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

9 95 91

Kajian Pemanfaatan Bambu di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

4 47 59

Analisis Risiko Usahatani Padi Organik Dan Non Organik (Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Perbandingan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (Ppl) Di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin, K

0 0 13

KATA PENGANTAR - Perbandingan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (Ppl) Di Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai Dengan Desa Karang Anyar Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang Terhadap Pengembangan Usahatani Padi Organik Di P

0 0 10

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 25

Analisis Finansial Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

0 0 13

PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) SKRIPSI

0 0 13