48
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id.Objek
penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, tipe kepemilikan publik dan pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan manufakturyang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia BEI.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi menurut Arikunto 2002:108 adalah keseluruhan subjek dalam penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah perusahaan manufaktur yang
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2011 sampai 2013. Terdapat 54 perusahaan manufaktur yang mempubliskan laporan tahunannya dari
tahun 2011 sampai 2013. Pada penarikan populasi ini yang diamati adalah laporan tahunan berisikan semua kegiatan perusahaan baik dari segi financial, human
resources, marketing dan operasional perusahaan. Jadi dalam penelitian ini digunakan laporan tahunan dalam penarikan sampel.
3.2.2 Sampel
Sampel menurut Arikunto 2002:109 adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Data yang digunakan dalam penarikan sampel penelitian ini adalah
menggunakan data sekunder yang bersifat time series yang diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia BEI.
Universitas Sumatera Utara
49
Data untuk menentukan skor voluntary disclosure, profitabilitas, leverage, tipe kepemilikan publik dan ukuran perusahaan diperoleh dari laporan tahunan
perusahaan manufaktur dari tahun 2011-2013 yang terdaftar di bursa efek Indonesia BEI.
Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling method dengan kriteria sebagai berikut:
a. perusahaan tergolong perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, b. perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan 31
Desember 2013,menerbitkan laporan tahunan secara berturut-turut untuk periode 2011, 2012 dan 2013,
c. perusahaan yang tidak mengalami kerugian memiliki laba positif selama tahun2011, 2012 dan 2013.
Dengan metode purposive sampling dalam pengambilan sampel, terdapat 54 perusahaan manufaktur dari tahun 2011-2013 yang mempublikasikan laporan
tahunannya ke masyarakat. Adapun perusahaan tersebut adalah:
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah Perusahaan
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011-2013
134 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
tahunannya secara lengkap dan berturut-turut selama tahun pengamatan serta yang mengalami
kerugian selama tahun 2011-2013 80
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sampel 54
Total sampel yang digunakan dalam penelitian 54x3
162
Detail Sampel dapat dilihat pada Lampiran 1. Sumber: Bursa Efek Indonesia Januari 2015
Universitas Sumatera Utara
50
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam hal ini data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Menurut Sekaran 2006:77, data sekunder adalah data yang diperoleh
melalui sumber yang ada, yaitu data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti.
Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Sumber data yang digunakan adalah data-data laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang bersumber dari bursa efek Indonesia BEI dari tahun 2011 sampai 2013 melalui situs resminya www.idx.com.
3.4 Operasional Variabel
Untuk mengoperasikan variabel penelitian ini akan definisi operasional dan pengukurannya.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang diperngaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dalam penelitian ini adalah
pengungkapan sukarela voluntary disclosure laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia BEI dari tahun 2011-2013.
Tingkat pengungkapan menunjukkan seberapa banyak butir laporan keuangan material yang diungkap oleh perusahaan. Pengukuran untuk indeks pengungkapan
tiap perusahaan sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
51
a penentuan skor bersifat dikotomi, yaitu sebuah item diberi skor 1 satu apabila diungkap oleh perusahaan 0 nol jika tidak diungkap,
b luas pengungkapan relatif setiap perusahaan diukur dengan indeks, yaitu rasio total skor yang benar-benar diungkap oleh perusahaan dengan skor total yang
diungkap oleh perusahaan tersebut. Dengan demikian semakin banyak item informasi yang dimuat dalam
laporan tahunan, maka semakin besar luas pengungkapan sukarela perusahaan yang bersangkutan, begitu pula sebaliknya. Menurut Nurhaeni dkk 2001
perhitungan indeks menggunakan indeks variable Wallace : Indeks Wallace =
X
100 Keterangan :
n
= Jumlah butir yang diungkap oleh perusahaan k = Jumlah butir yang seharusnya diungkap
Variabel luas pengungkapan sukarela dalam penelitian ini diukur berdasarkan indeks item pengungkapan sukarela. Daftar item pengungkapan yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 13 item yang merupakan pengembangan dari item penelitian yang telah dilakukan baik yang berasal dari dalam maupun
luar negeri tanpa mengesampingkan batasan peraturan pemerintah dan Standar Akuntansi Keuangan tentang pengungkapan laporan keuangan. Menurut
kesepakatan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suripto 1998, Suryani 2003 dan Renita Verdiyana 2006 serta telah disesuaikan dengan peraturan
BAPEPAM No. Kep-134BL2006 tanggal 7 desember 2006, terdapat item pengungkapan sukarela sebanyak 13 item.
Universitas Sumatera Utara
52
3.4.2 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesepakatan yang dikeluarkan oleh Suripto 1998, Suryani 2003 dan Renita Verdiyana 2006
yang berisi tentang elemen-elemen yang diungkap pada laporan pengungkapan sukarela industri manufaktur yang telah disesuaikan dengan peraturan
BAPEPAM
No. Kep-134BL2006 tanggal 7 desember 2006. Daftar item pengungkapan sukarela industri manufaktur:
1. waktu pendirian usaha, 2. informasi mengenai status perusahaan PMAPMD,
3. kemampuan perusahaan berproduksi per tahun, 4. kerjasama dengan perusahaan lain dan atau grup perusahaan,
5. penghargaan yang telah diraih perusahaan terhadap produk tersebut, 6. dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan,
7. uraian mengenai pesanan atau kontrak yang belum direalisasi, 8. informasi mengenai jaringan pemasaran,
9. informasi nilai tambah, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, 10. ringkasan resiko keuangan 5 tahun terakhir atau lebih,
11. elemen-elemen laporan laba rugi untuk 3 tahun terakhir atau lebih, 12. elemen-elemen neraca untuk 3 tahun terakhir atau lebih,
13. dampak inflasi terhadap perusahaan untuk 3 tahun terakhir atau lebih.
Universitas Sumatera Utara
53
3.4.3 Variabel Independen
Variabel Independen ialah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan maupun timbulnya variabel dependen terikat.Pengukuran
variabel independen dilakukan sebagai berikut:
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan berdasarkan total aset yang dimilikinya sesuai dengan keputusan menteri perindustrian dan
perdagangan No. 254 Tahun 1997. Perhitungan yang digunakan untuk menilai ukuran perusahaan ialah menggunakan nilai log total penjualan perusahaan pada
akhir tahun. Penggunaan nilai log penjualan dimaksudkan untuk menghindari problem data dan natural yang tidak berdistribusi normal Chen 2005. Total
aktiva lebih menunjukkan ukuran perusahaan dibanding kapitalisasi pasar.
2. Profitabilitas
Kemampuan suatu perusahaan untuk menyediakan reward keuangan yang cukup untuk memberikan daya tarik dan pendanaan perusahaan Wild, Shaw,
Chiappetta 2009:681. Laba merupakan indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan. Kinerja suatu perusahaan
dapat dilihat dari tingkat perolehan laba dalam hubungannya dengan penjualan,
total aktiva maupun modal sendiri Sartono dalam Herni dan Susanto, 2008.
Universitas Sumatera Utara
54
3. Leverage
Suatu ukuran untuk menilai risiko struktur pendanaan perusahaan. Semakin tinggi hutang atau leverage suatu perusahaan maka struktur pendanaan
akan lebih beresiko, sehingga diperlukan pengawasan yang tinggi pula dalam pengelolaan struktur pendanaan perusahaan agar kelangsungan usaha perusahaan
tetap terjaga Mei 2012:1-5.
4. Tipe Kepemilikan Publik
Tipe kepemilikan publik adalah kepemilikan oleh pihak masyarakat atau publik domestik yang ada di luar manajemen dan tidak memiliki hubungan
istimewa dengan perusahaan. Tipe kepemilikan publik perusahaan ini dapat diukur dengan cara menggunakan data rasio, dimana presentase saham yang
dimiliki publik yang diperoleh dengan membagi antara jumlah saham yang dimiliki masyarakat dengan jumlah saham yang beredar diperusahaan.
Berdasarkan pertimbangan dan penelitian-penelitian terdahulu, maka variabel Tipe Kepemilikan dalam penelitian ini akan diukur dengan prosentase
saham yang dimiliki oleh publik seperti yang pernah dilakukan oleh Hadi dan Sabeni 2002,Yularto dan Chariri 2003 serta Wicaksono 2011.
Presentase saham yang dimiliki oleh publik. X 100
Universitas Sumatera Utara
55
TABEL 3.2 Operasional Variabel
No Variabel
Definisi Formula
Skala Variabel Independen X
1 Ukuran
perusahaan Ukuran
perusahaan adalah besar
kecilnya perusahaan
berdasarkan total aset yang
dimilikinya
Variabel ukuran perusahaan diukur
melalui logaritma dari total aktiva
Rasio
2 Profitabilitas
Kemampuan suatu
perusahaan untuk
menyediakan reward
keuangan yang cukup untuk
memberikan daya tarik dan
pendanaan perusahaan
Rasio
3 Leverage
Leverage merupakan
pengukur besarnya aktiva
yang dibiayai dengan hutang
Rasio
4 Tipe
kepemilikan publik
Perbandingan jumlah antara
pemegang saham publik
dengan total saham yang
beredar
Rasio
Universitas Sumatera Utara
56
Variabel Dependen Y
5 Pengungkapan
sukarela Banyaknya
informasi tambahan yang
diungkapkan dalam laporan
tahunan perusahaan
melebihi yang diwajibkan
a. Penentuan
skor bersifat dikotomi, yaitu
sebuah item diberi skor 1 satu apabila diungkap
oleh perusahaan 0 nol jika tidak diungkap.
b. Luas pengungkapan relatif setiap perusahaan
diukur dengan indeks, yaitu rasio total skor
yang
benar-benar diungkap
oleh perusahaan dengan skor
total yang diungkap oleh perusahaan tersebut.
DUMMY
3.5
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian model persamaan regresi linier berganda multiple linier regression. Pengujian
yang meliputi; uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi; analisis regresi
linier berganda; uji hipotesis yang terdiri dari uji statistik t, uji statistikF serta koefisien determinan.
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini memenuhi
asumsi klasik atau tidak. Menurut Ghozali 2005 dan Santoso 2001 terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi oleh model persamaan regresi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
57
3.5.1.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian mempunyai distribusi data yang
normal atau tidak normal. Proses uji normalitas data dilakukan dengan memperhatikan penyebaran data tidak-tidak pada Normal P-Plot of Regression
Standardzed Residual dari variabel independen dimana: a. jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, b. jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis
diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain dengan menggunakan Normal P-Plot of Regression Standardzed
Residual, uji normalitas data juga menggunakan uji kolomogorov-smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel
dengan kriteria sebagai berikut: a. jika angka signifikan
tarif signifikan α 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,
b. jika angka signifikan tarif signifikan α 0,05 maka distribusi data
dikatakan tidak normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal.
Universitas Sumatera Utara
58
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap-tiap variabel independen saling berhubungan secara linear. Menurut Santoso 2001
multikolinearitas terjadi apabila antara variabel-variabel independen terdapat hubungan yang signifikan. Multikolinearitas dimaksudkan untuk menghilangkan
gejala korelasi antara variabel independen terhadap variabel independen lainnya. Uji multikolinearitas juga digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel
bebas yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi
kolinearitas dilakukan dengan meregresikan antar variabel bebas. Jika koefisien
regresinya signifikan, maka dalam model terdapat multikolinearitas.
Menurut Ghozali
2005 untuk
mendeteksi adanya
masalah multikolinearitas adalah dengan memperhatikan:
a. besarnya korelasi antar variabel independen. Pedoman suatu model regresi bebas multikolinearitas memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
- koefisien korelasi antara variabel-variabel independen dengan variabel
dependen harus lemah dan tidak lebih besar dari 90 dibawah 0,9, - jika korelasi kuat antara variabel independen dengan variabel
independen lainnya yaitu korelasi diatas 90 0,9 hal ini menunjukkan multikolinearitas yang serius.
b. nilai tolerance dan VIF yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi, Persamaan yang digunakan :
VIF = 1Tolerance
Universitas Sumatera Utara
59
Nilai yang dipakai untuk menandai adanya faktor multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Dalam penelitian ini untuk
menandai adanya masalah multikolinearitas digunakan kedua pendekatan tersebut. Model regresi yang baik yaitu tidak terdapat masalah multikolinearitas atau
adanya hubungan korelasi diantara variabel-variabel independen.
3.5.1.3 Uji Heteroskedatisitas
Heretoskedatisitas merupakan keadaan dimana seluruh faktor pengganggu tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas variabel
independen. Pengujian terhadap kemungkinan adanya heteroskedatisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Glesjer. Metode ini menggunakan nilai mutlak
residual ei, hasil regresi yang kemudian diregresikan dengan masing-masing variabel independen. Dari hasil regresi tersebut diperoleh nilai signifikan
probability value diatas tingkat signifikansi 0,05 dengan demikian tidak terjadi heteroskedatisitas.
3.5.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam satu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam model digunakan pengujian durbin watson uji DW, maka
tabel uji DW adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 3.3 Uji Autokorelasi
Interval Kriteria
dw dl dw 1,39
Ada autokorelasi dl dw du
1,39 dw 1,60 Tanpa kesimpulan
dl dw 4-du 1,60 dw 2,40
Tidak ada autokorelasi 4-du dw 4-dl
2,40 dw 2,61 Tanpa kesimpulan
dw 4-dl dw 2,61
Ada autokorelasi Sumber : Durbin Watson
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah
autokorelasi
3.5.2 Uji Regresi Linier Berganda
Menurut Bambang dan Nur 2001 metode regresi linear berganda yaitu metode yang digunakan untuk menguji pengaruh dua arah atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linear, sedangkan menurut Dajan 1986 dan Supranto 1996
untuk menguji model pengaruh dan hubungan variabel independen yang lebih dari dua variabel terhadap variabel dependen digunakan persamaan regresi linear
berganda dengan metode Ordinary Least Squares OLS.Ordinary Least SquaresOLS
merupakan salah satu cara untuk menghitung parameter α,β dan e dari suatu persamaan regresi. Supranto 1996 mengemukakan bahwa semakin
kecil nilai error maka akan membuat penaksiran itu semakin baik. Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda multiple linear
regression analysis, karena terdiri dari satu variabel dependen dan beberapa variabel independen. Persamaan dirumuskan sebagai berikut :
Y = a+b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
+e
Universitas Sumatera Utara
61
Y : Indeks Voluntary Disclosure
a : Konstanta
b : koefisien Regresi
X1 : Ukuran Perusahaan X2 : Leverage
X3 : Profitabilitas X4 : Tipe Kepemilikan Publik
e : Error kesalahan penggangu
3.6 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji signifikan parameter individual Uji Statistik t dan uji signifikansi simultan Uji Statistik F.
3.6.1 Uji Statistik t
Menurut Ghozali 2005 uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level
0.05 α = 5. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. jika nilai signifikan0,05, maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan,
Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. j ika nilai signifikan ≤ 0,05, maka hipotesis diterima koefisien regresi
signifikan.
Universitas Sumatera Utara
62
Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.2 Uji Signifikan F
Menurut Ghozali 2005 uji statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh yang
simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0.05
α = 5. Keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :
1. jika nilai signifikan 0,05, maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan,
Ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. jika nilai signifikan 0,05, maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan.
Ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.3 Koefisien Determinasi
Menurut Imam Ghozali 2005, koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang terkecil artinya kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu artinya
Universitas Sumatera Utara
63
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian