31
stakeholders  yang  berbeda,  sehingga  tingkat  kelengkapan  pengungkapan yang harus dilakukan pun berbeda.
Perusahaan  dengan  status  penanaman  modal  asing  PMA  akan memberikan  pengungkapan  yang  lebih  luas  dibanding  perusahaan  domestik.
Perusahaan besar dianggap memiliki informasi  yang lebih banyak dibanding perusahaan kecil. Fitriani 2001 dalam Almilia dan Retrinasari 2007, dalam
penelitiannya  menunjukkan  bahwa  status  perusahaan  mempunyai  hubungan negatif  dengan  kelengkapan  pengungkapan.  Perusahaan  dengan  status  PMA
akan  indeks  kelengkapan  pengungkapannya  lebih  rendah  jika  dibandingkan dengan perusahaan yang berstatus lainnya.
2. Kepemilikan Manajemen Perusahaan Insider Ownership
Jensen dan Meckling 1976, menyatakan bahwa adanya kepemilikan oleh manajemen  akan  mengurangi  secara  signifikan  konflik  keagenan  antara
pemilik  dan  agen  manajemen.  Konflik  yang  terjadi  didalam  perusahaan akan  dipersepsikan  negatif  oleh  pasar.  Jika  konflik  terjadi  pemegang  saham
harus  mengeluarkan  sejumlah  biaya  baik  dalam  bentuk  biaya  monitoring monitoring  cost,  bonding  cost  dan  biaya  residual  residual  loss  sebagai
akibat dari problema keagenan tersebut. Semakin  besar  kepemilikan  manajer  didalam  perusahaan  maka  semakin
produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan. Manajer perusahaan  akan  mengungkapkan  informasi  perusahaan  dalam  rangka  untuk
meningkatkan  image  perusahaan,  meskipun  ia  harus  mengorbankan  sumber daya untuk aktivitas tersebut Grey, et. Al., 1998.
Universitas Sumatera Utara
32
3. Kepemilkan Institusional
Kepemilikan  institusional  merupakan  proporsi  kepemilikan  saham  oleh institusi  pendiri  perusahaan,  bukan  institusi  pemegang  saham  publik  yang
diukur dengan presentase jumlah saham  yang dimiliki  oleh investor institusi intern Sudarma,2003, Fried dan Hasbrouk,1998.
Dengan tingginya kepemilikan manajerial, para investor institusional akan mendapatkan  kesempatan  kontrol  perusahaan  yang  lebih  sedikit.  Ini  berarti
hubungan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah negatif. Hubungan ini sesuai dengan penelitian Fitriani dan Mamduh 2003.
Resiko mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap kepemilikan institusional.  Tingginya  resiko  yang  dihadapi  perusahaan  meningkatkan
resiko  kebangkrutan  dan  volalitas  dari  pendapatan,  hal  ini  akan  mengurangi minat  institusi  untuk  melakukan  investasi  pada  saham  perusahaan  tersebut
karena  institusi  lebih  mementingkan  pada  stabilitas  pendapatan  Fitri  dan Mamduh,2003.
Dengan  jumlah  investasi  yang  tinggi,  investor  institusional  melakukan monitoring yang semakin ketat dan menghalangi perilaku oportunis manajer.
Monitoring  oleh  investor  institusional  ini  dapat  mengurangi  agency  cost dalam  hal  ini  yaitu  biaya  yang  ditanggung  pemilik  untuk  mengawasi  agen
seperti  biaya  audit,  sehingga  dividen  yang  dibayarkan  juga  menurun. Kehadiran  kepemilikan  institusional  memiliki  efek  substitusi  bagi
pembayaran dividen untuk mengurangi biaya keagenan.
Universitas Sumatera Utara
33
4. Kepemilikan Publik