Menciptakan Iklim Belajar dan Struktur Kelompok

17 dari menciptakan iklim belajar dan struktur kelompok, identifikasi dan diagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan pembelajaran, merancang pengalaman belajar, penetapan kontrak belajar, tes awal peserta pelatihan, proses pembelajaran, tes akhir peserta pelatihan, evaluasi dan diagnosis kembali kebutuhan belajar.

2.1.3.1 Menciptakan Iklim Belajar dan Struktur Kelompok

Iklim belajar yang kondusif untuk belajar memegang peranan penting dalam pembelajaran. Iklim belajar yang menyenangkan mampu mendorong semangat partisipan untuk belajar optimal. Menurut Ahmad Rifa’i 2009:43 ada beberapa faktor yang mempengaruhi iklim belajar yaitu persiapan sarana dan kegiatan belajar, pengaturan lingkungan fisik, dan acara pembukaan kegiatan belajar. Seorang instruktur perlu memperhatikan kondisi awal peserta pelatihan ketika akan mulai melaksnakan pembelajaran memastikan bahwa peserta pelatihan terbebas dari keteganggan, kecemasan, stress, ataupun perasaan curiga terhadap instruktur. Iklim belajar disamping dipengaruhi oleh interkasi anatar manusia, juga dipengaruhi oleh lingkungan fisik. Penataan kursi, warna cat ruangan, penenmapatan papan tulis dan media pembelajaran, ketersediaan bahan bacaan atau perpustakaan dan sarana belajar lainnya dapat mempengaruhi motivasi belajar. Menciptakan lingkungan yang edukatif sangat penting dalam melakukan aktivitas belajar, karakteristik lingkungan edukatif yaitu sikap saling menghormati, partispasi aktif dalam pengambilan keputusan, kebebasan 18 berekspresi dan tersedia informasi, tanggungjawab bersama dalam menetapkan tujuan. Untuk menciptakan lingkungan edukatif salah satunya dengan pembentukan struktur kelompok atau pengurus yang juga akan mempengaruhi motivasi belajar. Keterkaitan unsur-unsur lingkungan dengan kebutuhan dan gaya belajar partisipan dapat menimbulkan budaya demokratis. Kepengurusan kelompok yang demokrtis selalu diwarnai oleh pelibatan seluruh anggota didalam menentukan dan melaksanakan kebijakan kelompok. Pelibatan iniberarti ikut serta memberikan tanggungjawab kepada setiap anggota terhadapa efektivitas kebijakan yang telah ditetapkan. Semaikin mereka terlibat, maka semakin kuat pula motivasinya dalam memperoleh keberhasilan belajar maupun keberhasilan kelompok.

2.1.3.2 Identifikasi dan Diagnosis Kebutuhan Belajar