Peserta Pelatihan Subyek Penelitian

81 dalam belajar menajahit. Instruktur selalu memberikan motivasi, jika bersungguh- sungguh dalam belajar akan cepat ditempatkan di Perusahaan.

4.2.1.6. Peserta Pelatihan

Peserta pelatihan merupakan suatu subyek sekaligus obyek pelatihan. Keberhasilan suatu pelatihan sangat ditentukan oleh peserta pelatihan. Sarana dan prasaran sudah mendukung, instruktur yang sudah bersertifikasi akan tetapi peserta yang tidak mempunyai kemauan serta motivasi untuk mengikuti latihan, sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu ditempatkan di perusahaan. Peserta pelatihan menjahit adalah usia produktif 18-35 tahun. Dari hasil pengamatan dan dokumentasi peserta pelatihan rata-rata baru lulusan tahun 2016, ada beberapa peserta pelatihan yang sudah berkeluarga. Peserta mengetahui adanya pelatihan menjahit di LKP Eka Mulya dari berbagai sumber, diantaranya Media Sosial, Brosur, Job Fair, dan dari mulut ke mulut. Seperti yang diungkapkan oleh MSA peserta pelatihan kelas umum : “saya mengetahui adanya pelatihan di LKP Eka Mulya dari rekan yang sudah bekerja di garmen dan sebelumnya mengikuti sudah mengikuti pelatihan tahun lalu ” Senin, 6 Juni 2016, Pukul 20.30 WIB.” Dan diungkapkan oleh WNH peserta pelatihan : “saya mengetahui adanya pelatihan di LKP Eka Mulya ketika mengikuti job fair” Jumat, 3 Juni 2016, Pukul 11.00 WIB. Masyarakat yang mengikuti pelatihan menjahit langsung mendatangi LKP Eka Mulya yang terdapat di Gintungan, Gogik Kabupaten Semarang atau dapat menghubungi pengelola via telfon atau sms dengan batas yang telah ditentukan 82 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam rekruitment peserta didik lewat berbagai sumber, baik itu media sosial, brosur, Job Fair maupun dari mulut ke mulut.

4.1.1.7 Subyek Penelitian

Subyek penelitian strategi pembelajaran pada pelatihan menjahit di LKP Eka Mulya terdiri dari 7 responden, yaitu 4 subyek primer peserta pelatihan menjahit yang biasa disebut dengan penerima manfaat dan 1 subyek primer instruktur. 1 informan dari peserta dan informan dari instruktur. Penelitian yang dilaksanakan di Lembaga Kursus dan Pelatihan Eka Mulya memilih penerima manfaat sebagai responden yaitu SW berasal dari Magelang, WNH berasal dari Purworejo, RKberasal dari Demak, IH berasal dari Batang, dan MSAberasal dari Tegal. Peneliti mengambil 5 subyek dengan kriteria yang berbeda-beda baik dari asal daerah, usia, jenis kelamin, hingga latar belakang dan motivasi mengikuti pelatihan. Subyek yang sekaligus sebagai informan berfungsi roscek data yaitu Indi Hartina Peserta dan Pratiwi Indri Instruktur sehingga diharapkan dapat membantu penelitian dalam mengecek kebenaran data dari subyek penelitian yang telah diperoleh. 4.2.1.7.Materi Pelatihan Menjahit Materi pelatihan menjahit di LKP Eka Mulya menggunakan modul pelatihan operator garmen three in one yaitu pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja. Kurikulum pada pelatihan menjahit memakai acuan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementrian Perindustrian RI. Materi yang 83 diberikan dapar mewujudkan pelatihan yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan kualitas keterampilan menjahit dan siap ditempatkan di perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak N selaku instruktur: “materi yang diberikan sesuai dengan modul atau kurikulum di Garmen dengan ada penambahan dari kita sendiri, sesuai dengan kebutuhan dari peserta pelatihan. Senin, 6 Juni 2016, Pukul 14.30 WIB Hal yang sama juga dikuatkan oleh PI instruktur menjahit kelas umum : “Kami membuat modul sendiri, dengan menyesuaikan kebutuhan industri garmen, modul mengacu pada materi manjahit garmen dengan sedikit pe nambahan.” Selasa, 7 Juni 2016, Pukul 10.30 WIB Materi pelatihan menjahit meliputi 1 Bagian dan Fungsi Mesin Garmen, yaitu mesin jahit, mesin obras, mesin overdeck, mesin lubang kancing, mesin pasang kancing, dan mesin bar tack. 2 Teknik Pengoperasian Mesin Sewing, Obras dan Overdeck. 3 Posisi Duduk. 4 Materi Menjahit Dasar dan Lanjutan yang terdiri dari menjahit pola lurus, pola kotak, zig-zag, pola lengkung, pola lingkaran, materi lanjutan acuan industri pakaian jadi, dan underwear. 5 Menjahit Fragmen dan Teknik Menjahit Komponen Pola yang terdiri dari stitch, kantong tempel, kerah. 6 Mengabungkan beberapa fragmen membuat Hem. Dan 7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Sesuai yang diungkapkan oleh SW peserta pelatihan kelas Liebra : “Materi yang diberikan pada saat pelatihan menjahit sesuai dengan pedoman menjahit garmen, dan sudah sesuai dengan kebutuhan kami yang nantinya setelah selesai belajar ditempatkan di Industri Garmen .” Kamis, 2 Juni 2016 pukul 12.30 WIB Hal yang sama juga dikuatkan oleh IH peserta menjahit kelas umum : “Materi yang diberikan sesuai dengan pedoman menjahit garmen dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan .”Jumat, 10 Juni 2016 Pukul 11.00 WIB 84 Berdasakan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa materi yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan dan standar garmen.

4.2.1.8. Strategi atau Metode Pembelajaran pada Pelatihan Menjahit