dibandingkan dengan pembelajaran konvensional menggunakan metode diskusi kelompok.
3. Metode Diskusi Kelompok
Menurut pendapat Sagala 2003: 201 mendefinisikan diskusi kelompok sebagai suatu proses teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka
untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Sedangkan menurut Ibrahim 1996: 45 metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di
mana guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Pada metode diskusi komuni- kasi tidak hanya terjadi satu arah saja dari guru ke siswa seperti layaknya pada
metode ceramah atau ekspositori, melainkan terjadi komunikasi multiarah dari guru ke siswa, siswa ke guru, dan siswa ke siswa.
Ruseffendi 2006: 303 menyatakan bahwa metode yang dapat menjadikan komunikasi banyak arah ialah metode diskusi, adapun kelebihan dari penerapan
metode diskusi di dalam kelas, yakni: a. Memaksa anak untuk berbicara dengan bahasa yang baik, belajar menge-
mukakan pendapat dengan tepat dalam waktu yang relatif singkat, dan belajar menanggapi pendapat orang lain dengan benar.
b. Berlatih memecahkan permasalahan problem solving. c. Lebih aktif dalam mengubah siswa dibandingkan dengan cara ceramah; siswa
menjadi lebih aktif, lebih mengerti, kreatif, berpikir kritis dan objektif.
Sagala 2003: 208 menjelaskan manfaat dari metode diskusi yaitu 1 peserta didik memperoleh kesempatan untuk berpikir, 2 peserta didik mendapat pelati-
han mengeluarkan pendapat, sikap dan inspirasinya secara bebas, 3 peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya, 4 diskusi dapat menumbuh-
kan partisipasi aktif dikalangan peserta didik, 5 diskusi dapat mengembangkan sikap demokratis, dapat menghargai pendapat orang lain, dan 6 diskusi selalu
dipakai dalam dalam pergaulan sehari-hari dan karenanya merupakan sebagian dari kehidupan sehari-hari.
Metode diskusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu metode pembelajaran matematika dengan cara membagi siswa dalam kelas menjadi
kelompok-kelompok kecil tim heterogen yang terdiri dari 2 orang. Setiap siswa dalam kelompok saling bertukar pendapat dan bekerja sama untuk mencari
pemecahan dari masalah matematika yang disajikan.
4. Strategi Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving TAPPS