4 look back. Pemecahan masalah merupakan fokus matematika di sekolah, ini merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika
sehingga siswa mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika menghadapi suatu masalah. Menurut Shadiq 2004: 13 kemampuan
pemecahan masalah ini akan terbantu perkembangannya kalau dalam diri siswa dipenuhi dengan berbagai macam strategi pemecahan masalah, yakni 1 membuat
tabel, 2 membuat gambar, 3 melakukan, 4 menentukan pola, 5 duga dan periksa, 6 mengidentifikasi informasi yang tidak diinginkan, 7 menggunakan
contoh yang sederhana, 8 mengidentifikasi alternatif lain, 9 membuat genera- lisasi, 10 bekerja mundur, dan 11 memeriksa jawaban.
2. Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas berasal dari kata efektif, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna.
Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
diharapkan. Aunurrahman 2009: 10 mengemukakan bahwa pembelajaran efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa sehingga terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti Sedangkan Indrawati dan Wanwan 2009: 15 menyatakan bahwa pembelajaran
efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah pembelajaran berlangsung seperti yang dicantukan dalam tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai.
Tujuan dalam pembelajaran matematika mencakup tujuan kognitif dan afektif. Tujuan kognitif berupa kemampuan siswa dalam menguasai konsep matematika
yang dapat dilihat dari nilai hasil tes yang diberikan, sedangkan aspek afektif dilihat dari aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran dalam
upaya mencapai tujuan tersebut didesain dalam suasana yang kondusif dan menarik bagi siswa. Hal ini sejalan dengan Sutikno 2005: 10 yang mengemu-
kakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memung- kinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan. Lebih lanjut, Hamalik 2004: 171 menyatakan:
embelajaran efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar karena
aktivitas yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan pengalaman baru bagi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru pula. Penyediaan
kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami isi materi yang sedang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa
dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tujuan dalam pembelajaran matematika mencakup tujuan kognitif
dan afektif. Tujuan kognitif berupa kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran matematika yang dapat dilihat dari nilai hasil tes yang diberikan,
sedangkan aspek afektif dilihat dari aktivitas siswa saat pembelajaran matematika berlangsung.
Melihat karakteristik siswa dan informasi dari guru SMP Negeri 5 Metro maka dalam penelitian ini, pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata peningkatan
kemampuan analisis matematis siswa dengan pembelajaran TAPPS lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional menggunakan metode diskusi kelompok.
3. Metode Diskusi Kelompok