Kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif. Tahap-Tahap pada Pembelajaran Kooperatif

40 2. Fuction Pengaturan yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerjasama di antara anggota kelompok. 3. Formating perumusan yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajarai, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan. 4. Fermenting Penyerapan yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan Rustaman dalam Mufida, 2009.

2.1.4.4 Kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif selain mempunyai tujuan dan karakteristik juga mempunyai beberapa kelemahan dan kelebihan. 1. Kelemahan pembelajaran kooperatif: a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakuakan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka. b. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa 41 yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. c. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain. d. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu. 2. Kelebihan model pembelajaran kooperatif a. Meningkatkan harga diri tiap individu. b. Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar. c. Konflik antar pribadi berkurang. d. Sikap apatis berkurang. e. Pemahaman yang lebih mendalam. f. Retensi atau penyimpanan lebih lama. 42 g. Meningkatkan kebaikan budi,kepekaan dan toleransi. h. Model pembelajaran kooperatif dapat mencegah keagresivan. Dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif.

2.1.4.5 Tahap-Tahap pada Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif yang digunakan oleh guru dalam suatu proses pembelajaran senantiasa dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah yang sistematis dan teratur, hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan dengan ditandai adanya perubahan positif pada diri siswa dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Arends Yusuf, 2002:30 memberikan gambaran mengenai langkah-langkah tersebut sebagaimana terlihat pada Tabel 2.2 berikut. 43 Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku Guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Fase 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok Sumber, Arends dalam Yusuf, 2002:30 Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan Pembelajaran Kooperatif harus melalui enam fase. Fase pertama dimulai dengan guru menyampaikan tujuan-tujuan dari proses pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini akan diikuti dengan penyajian informasi tersebut sering disampaikan dalam bentuk lisan dan teks. Kemudian fase selanjutnya guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil serta membimbing kelompok-kelompok tersebut untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas yang saling ketergantungan. 44

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Invetigation

Pembelajaran kooperatif tipe Grop Investagion akan difokuskan akan beberapa hal yaitu pengertian, kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan uraian sebagai berikut.

2.1.5.1 Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah model Group Investigation. Model ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokratis. Model ini dikembangkan oleh John Dewey dan Herbert A. Thelen yang menggabungkan pandangan- pandangan proses sosial yang demokratis dengan penggunaan strategi- strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik. Untuk mendukung pemahaman secara mendasar dan menyeluruh mengenai pemahan tentang Group Investigation kelompok kelompok investigasi maka berikut akan dipaparkan beberapa pendangan para ahli yang terkait dengan konsep ini. Menurut Winata Putra 1992:39, “Model Group Investigation GI atau investigasi kelompok telah digunakan dalam berbagai bidang studi dan berbagai tingkat usia” pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah,

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

“PERBEDAAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN TIPE STAD BERDASARKAN SIKAP SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA KELAS XII PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012 ”.

1 8 124

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS XII AK SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 – 2012

2 11 150

PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS XII AK SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011 – 2012

0 7 160

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK PRAYATNA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012-2013.

0 1 24

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 1 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 6

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran TIK

0 0 2