Penilaian Terhadap fungsi Ginjal

b. Modification of Diet in Renal Disease MDRD LFG mlmen1,74m 2 = 180 x serum kreatinin -1,154 x umur -0,203 Afrikaamerika x 1,210 pada perempuan dikalikan 0.742

2.6.2.4 Penilaian Terhadap fungsi Ginjal

Uji fungsi ginjal hanya menggambarkan penyakit ginjal secara kasargaris besar saja, dan lebih dari setengah bagian ginjal harus mengalami kerusakan sebelum terlihat nyata adanya gangguan pada ginjal. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal dan menunjukkan apakah ada penyakit ginjal jenis apapun. Ini meliputi: 1 kreatnin serum, 2 klirens kreatinin, 3 urea. Kreatinin serum Kreatinin serum merupakan produk samping dari metabolisme otot rangka normal. Laju produksinya bersifat tetap dan sebanding dengan jumlah massa otot tubuh. Kreatinin diekskresi terutama melalui filtrasi glomerulus dengan sejumlah kecil yang diekskresi atau direabsorpsi oleh tubulus. Bila massa otot tetap, maka adanya perubahan pada kreatinin mencerminkan perubahan pada klirensnya melalui filtrasi, sehingga dapat dijadikan indikator fungsi ginjal. Nilai kreatinin serum yang normal berbeda menurut jenis kelamin, usia dan ukuran Aslam, 2003 Clirens kreatinin Dalam keadaan normal, kreatinin tidak diekskresi atau direabsorpsi oleh tubulus ginjal dalam jumlah yang bermakna. Oleh karena itu ekskresi yang utama ditentukan oleh filtrasi glomerulus, hingga LFG dapat diperkirakan melalui penentuan laju klirens kreatinin endogen. Bila massa otot tetap, maka perubahan apapun pada klirens kreatinin akan mencerminkan perubahan pada laju klirensnya melalui filtrasi. Kreatinin sebenarnya dieksresikan dalam jumlah kecil dalam tubulus, sehingga klirensnya mencerminkan nilai LFG yang sedikit lebih tinggi. Hal ini tak bermakna bagi penderita dengan fungsi ginjal normal. Tetapi pada gangguan ginjal, sekresi Universitas Sumatera Utara tubuler aktif dari kreatinin menjadi lebih bermakna dan sebagai akibatnya klirens kreatinin lebih besar dari LFG sesungguhnya Aslam, 2003 Urea Urea disintesis dalam hati sebagai produk samping metabolisme makanan dan protein endogen. Eliminasinya dalam urin menggambarkan rute ekskresi utama nitrogen. Laju produksinya lebih beragam dibandingkan kreatinin. Urea disaring oleh glomerulus dan sebahagian direabsorpsi oleh tubulus. Pada orang sehat, kadar urea dalam darah berfluktuasi sesuai asupan protein. Peningkatan kadar urea darah hanya memberikan indeks gagal ginjal yang peka bila asupan protein normal atau tinggi. Bila asupan protein kecil, kadar urea darah mungkin tidak akan melebihi batas atas nilai normal, kecuali jika gagal ginjal sudah parah Aslam, 2003 Kadar di atas 10 mmolliter mungkin mencerminkan gangguan ginjal walaupun kencenderungan dalam individu lebih penting dibandingkan dengan suatu hasil pengukuran semata. Urea adalah pengukuran yang kurang tepat menggambarkan fungsi ginjal tetapi sering digunakan sebagai pemeriksaan kasar, karena dapat memberikan informasi mengenai keadaan umum penderita beserta tingkat hidrasinya Aslam, 2003.

2.7 Tinjauan tentang Hipertensi