1 . 2. Radio Kota Medan sebagai Kota Perkebunan

Peran pejuang pers juga sangat besar artinya karena mereka banyak sekali berhubungan dengan para tokoh pers lainnya yang berada diluar kota Medan, khususnya dari pulau jawa atau bahkan dengan pers asing sehingga terjadi pertukaran informasi diantara mereka.

4. 1 . 2. Radio

Kehadiran Jepang sebagai negara yang mengusir Belanda dari Indonesia telah berdampak bagi banyak bagi segi kehidupan rakyat Indonesia. Baik dampak buruk berupa penderitaan maupun dampak positif yaitu dilibatkannya putera-puteri Indoneisa dalam berbagai lapangan pekerjaan yang ada pada masa penjajahan Jepang. Walaupun sebenarnya hal itu dialakukan untuk kepentingan Jepang, akan tetapi hal ini sangat berguna kelak ketika Indoneisa merdeka Pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Radio digunakan sebagai media komunikasi antara para pejuang dengan masyarakat. Bahkan radio sangat berjasa bagi kelangsungan kemerdekaan Indonesia. Para tokoh pergerakan memanfaatkan radio dalam mempertahankan kemerdekaan. Radio berperan menyampaikan informasi kepada khalayak dengan media suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai medianya. Radio digunakan sebagai alat propaganda dan alat penyampai informasi penting di era-era peperangan perjuangan kemerdekaan 44 44 Dept. Perhubungan Dirjend. Pos dan Telekomunikasi Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia jilid II, ,Jakarta: CV. Cahaya Makmur,1980. hlm.127 . Ada tiga buah alasan yang menjadi faktor-faktor yang mendukung siaran radio, antara lain adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Radio siaran bersifat langsung. Makna langsung sebagai sifat radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit. Penyampaian pesan propaganda lebih efektif dan efisien melalui radio karena langsung tertuju ke rumah-rumah, dan langsung pula dapat disampaikan melalui mikrofon kepada para pendenagar. 2. Radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan. Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu suatu pesan diucapkan seorang penyiar atau orator, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tiada pula jarak ruang, seberapapun jauhnya sasaran yang dituju radio dapat mencapainya. Daerah- daerah yang terbatas oleh gunung, lembah, padang pasir, ataupun samudra sekalipun tidak menjadi suatu halangan bagi siaran radio. Suatu pesan yang disiarkan dari suatu tempat di suatu negara dapat disampaikan secara seketika di tempat lain, Negara lain dan benua lain. 3. Radio siaran memiliki daya tarik. Sebelum pesawat televisi muncul sebagai pelengkap rumah tangga, sekitar tahun limapuluh-an, pada waktu itu hanya terdapat dua jenis media massa yaitu surat kabar atau majalah dan radio. Radio mempunyai unsur daya tarik tersendiri karena ada tiga hal yang menyebabkannya demikian, antara lain: a Kata-kata lisan spoken wordsbmusicmusik dan c efek suara sound efek 45 45 Pengertian Radio menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frekwensi kurang dari 300 GHz panjang gelombang lebih besar dari 1 mm. Universitas Sumatera Utara Menyadari akan hal ini para pemimpin pergerakan di Medan segera mengadakan siasat agar stasiun radio yang ada di Medan segera diambil alih demi kepentingan perjuangan. Adapun radio yang akan diambil alih tersebut adalah NIROM I yang berada di Huttenbach Straat jalan Kebudayaan sekarang, NIROM II di Serdang Weg jalan serdang 28, dan Stasiun milik Jepang yang berada di Sei Sikambing di lokasi pemancar Radio RRI progarama I Medan Sekarang radio Hoso Kyoku,serta kantor pusat radio Hoso Kyoku yang bertempat dikantor Bunkaka yang terletak dijalan Balai Kota sekarang. Para pegawai radio yang sudah berpengalaman pada jaman Jepang muncul sebagai pemimipin keradioan . Pengalaman pahit yang dialami mereka pada masa pendudukan Jepang telah menjadi pendorong bagi mereka untuk menjadikan radio sebagai saran perjuangan demi kepentingan Republik Indonesia yang baru merdeka. Adapun tokoh radio yang menjadi pejuang kemerdekaan di Medan pada awal kemerdekaan diantaranya: Ibrahim , Loetan St. Toenaro, Kamarsyah, Moh. Arief ,M. Sani, Rermawi, Roesyem,Maria Hartiningsih,dll. Pada tahun 1942-1945 ketika Jepang berkuasa Di kota Medan telah berdiri stasiaun radio yang digunakan oleh Jepang untuk kepentingan perang Asia Raya. Jepang menggunakan radio untuk mempengaruhi rakyat agar bersedia membantu Jepang dalam perang. Namun, Jepang tidak ingin radio digunakan oleh rakyat untuk mendengar siaran- siaran dan propaganda 46 46 Propaganda adalah suatu pengungkapan opini dari seseorang atau sekelompok massa dengan sengaja untuk mempengaruhi opini atau tindakan orang atau kelompok lain dengan tujuan yang telah ditetapkan supaya suatu pendapat diterima oleh kalangan umum. Wisnu Mintargo Propaganda Analysis Institute of Humaniora 106 Volume XV, No. 12003. radio asing. Untuk itu pemerintah Jepang mengawasi penggunaan radio dengan cara menarik seluruh radio yang dimiliki oleh masyarakat dan Universitas Sumatera Utara kemudian mendirikan tempat-tempat umum bagi masyarakat untuk mendengarkan siaran radio 47 Sama halnya dengan bidang pekerjaan yang lain di kota Medan wanita pada masa penejajahan Jepang juga terlibat dalam dunia penyiaran radio, beberapa nama itu antara lain: Roesyem, Maria Hartiningsih, Rermawi,dll. Pada masa pemerintahan Jepang mereka merupkan pegawai Medan Hoso Kyoku . Akibatnya di Medan kebiasaan mendengar radio telah menjadi suatu kebutuhan masyarakat. Hal inilah yang kemudian menyadarkan para pejuang radio untuk mempergunakannya sebagai sarana perjuangan. 48 Penglaman sewaktu bekerja di radio Jepang menjadi sangat berharga bagi penyiaran radio setelah Indonesia merdeka . Dalam melaksanakan tugasnya mereka telah dibekali pengetahuan melalui pelatihan – pelatihan mengenai penyiaran radio. 49 47 Radio umum yang disimpan dalam kotak seperti kandang burung merpati,dipancangkan setinggi 2-3 meter yang di pasang di tempat-tempat umum untuk diperdengarkan kepada mayarakat umum yang pada saat ituisinya selalu mengandung bermacam-macam propaganda. 48 Medan Hoso Kyoku adalah nama resmi stasiun Radio pemerintahan Jepang di kota Medan. Radio ini berada dibawah pengawasan militer Jepang yang penggunaanya kebanyakan sebagai alat propaganda Jepang dalam menarik simpati rakyat Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam Perang Asia Pasifik. Dalam pelaksanaan Tugasnya maka dalam radio ini juga melibatkan orang Indonesia,akan tetapi hanya diberikan dibagian tertentu saja yang sifatnya Teknis sedangkan bagian yang sifatnya taktis dipegang oleh orang Jepang sendiri. 49 Muhammad. T.W.H, Op.cit. 19 . Mereka muncul sebagai pejuang radio ketika Indonesia kembali harus mempertahankan kemerdekaan menghadapi Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Bersama para pejuang radio pria, wanita juga terlibat dalam berbagai tugas yang membutukan keberanian dan tekad yang kuat serta mental yang keras dalam menghadapi situasi saat itu. Adapun peran wanita yaitu berupa penyiar, penterjemah, pegawai administrasi,dll. Peran ini harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan kesadaran yang tinggi akan peran mereka dalam perjuangan. Sebagai Universitas Sumatera Utara pejuang radio, wanita juga turut merasakan gejolak revolusi yang harus mereka hadapi dalam menjalankan tugas. Mereka harus menghadapi segala resiko pekerjaan berupa kekerasan yang terus mengancam mereka. Hal ini tidak lepas dari peran radio yang begitu besar bagi perjuangan mempertahankan Republik Indonesia sehingga pihak musuh selalu mengarahkan perhatiannya kepada stasiun radio. Tak jarang radio menjadi sasaran serangan pihak sekutu dan Belanda dalam memberantas perlawanan republik dalam mempertahankan kemerdekaan di Kota Medan 50 Sebelum kedatangan Sekutu pada tanggal 9 Oktober kekota Medan, para pejuang radio telah melakukan berbagai usaha yang berhubunngan dengan pengambil alihan stasiun radio dari tangan Jepang. Pejuang radio yang mendapat dukungan penuh dari tokoh pergerakan segera melakukan perundingan-perundingan dengan pihak Jepang. Sementara Jepang telah melakukan invenntarissai terhadap semua lat-alat mereka untuk diserahkan kepada pihak sekutu. Akan tetapi oleh para pejuang radio ini merupakan kesempatan besar untuk mengambilalih semuanya itu dari tangan Jepang. Maka para mantan pegawai Medan Hoso Kyoku segera mengusulkan kepada tokoh pemuda untuk menjadikan peralatan-peralatan itu menjadi milik republik Indonesia. Pada tanggal 4 Oktober 1945 rencana ini di realisasikan melali jalan diplomasi dengan pimpinan Militer Jepang. Walaupun dengan berat hati akhirnya Jepang menyerahkan peralatan – peralatan tersebut kepada para pemuda karena pemuda telah mengancam akan melakukan tindakan pengambilan paksa apabila jepang bersikeras. Rupanya pihak Jepang gentar juga melihat situasi kota Medan setelah pengumuman kemerdekaan Indonesia pada tanggal 30 September 1945 berubah kepada tindakan pemuda yang bersifat revolusioner. . 50 Ibid, hlm. 33 Universitas Sumatera Utara Para pejuang radio telah membulatkan tekad untuk menyelamatkan peralatan yang sangat penting agar tidak sampai jatuh ketangan sekutu atau Belanda. Mereka berusah memindahkan dan menyelamatkan peralatan yang amat penting ketempat yang lebih aman tanpa menghiraukan akibat-akibat yang akan dialami oleh mereka. Tapi sayang pemencar yang berkekuatan 1 KWH yang berada di Sei Sikambing tidak dapat dibawa oleh para pejuang radio karena telah terlebih dahulu diambil alih oleh sekutu. Dalam melaksanakan tugasnya para pejuang radio dikota Medan tidaklah berdiri sendiri, mereka mendapatkan dukungan yang begitu besar dari para pemimpin pergerakan dan dari pemuda yang berada dibawah koodinasi Barisan Pemuda Indonesia. Pada awal kemerdekaan para pejuang radio segera membangun beberapa staiun radio yang baru diluar staisun radio yang telah ada. Stasiun ini sengaja dibangun di daerah yang menjadi basis pertahanan pejuang seperti di daerah Kampung Baru dan daerah jalan Asia .Selain itu para pejuang radio umumnya merupakan tokoh terkemuka dikota Medan. Bahkan selain bekerja dalam bidang keradioan ,mereka juga terlibat dalam bidang lain. Diantaranya Jamaludin Adinegoro Pimpinan SKH Pewarta Deli, G. B. Joshua tokoh pendidikan, Maria Hartinningsih juga bekerja sebagai redaktur harian surat kabar di Kota Medan. Maria Hartiningsih berperan sebagai penyiar sekaligus sebagai penterjemah dalam selalu mengadakan kontak para tokoh pemuda dengan cabang radio dikota lain sehingga radio mendapatkan dukungan yang nyata

4. 2. Peranan Wanita Dalam Perusahaan Pos Telegraf Dan Telekomunikasi.