Kesiapsiagaan Saat Bencana Pra-Bencana; Kepala Puskesmas Melakukan Kegiatan : Saat Bencana; Kepala Puskesmas di Lokasi Bencana Melakukan Kegiatan : Pasca Bencana; Kepala Puskesmas di Kecamatan Melakukan Kegiatan :

5. Memeriksa keadaan tanah secara berkala 6. Mengukur tingkat kederasan hujan Ada beberapa cara yang dapat dilakukan masyarakat untuk menghindari korban jiwa dan harta akibat tanah longsor, diantaranya : 1. Membangun pemukiman jauh dari daerah yang rawan 2. Bertanya pada pihak yang mengerti sebelum membangun 3. Membuat peta ancaman. 4. Melakukan deteksi dini

b. Kesiapsiagaan Saat Bencana

Ada beberapa tindakan yang harus dilakukan masyarakat saat tanah longsor terjadi, diantaranya : 1. Segera keluar dari daerah longsoran atau aliran runtuhanpuing kebidang yang lebih stabil 2. Bila melarikan diri tidak memungkinkan, lingkarkan tubuh anda seperti bola dengan kuat dan lindungi kepala anda.posisi ini akan memberikan perlindungan terbaik untuk badan anda.

c. Kesiapsiagaan Pasca Bencana

Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan masyarakat setelah tanah longsor terjadi, diantaranya : Universitas Sumatera Utara 1. Hindari daerah longsoran, dimana longsor susulan dapat terjadi 2. Periksa korban luka dan korban yang terjebak longsor tanpa langsung memasuki daerah longsoran 3. Bantu arahkan SAR kelokasi longsor 4. Bantu tetangga yang memerlukan bantuan khusus anak-anak, orang tua, dan orang cacat 5. Dengarkan siaran radio lokal atau televise untuk informasi keadaan terkini 6. Wapada akan adanya banjir atau aliran reruntuhan setelah longsor 7. Laporkan kerusakan fasilitas umum yang terjadi kepada pihak yang berwenang 8. Periksa kerusakan pondasi rumah dan tanah disekitar terjadinya longsor 9. Tanami kembali daerah bekas longsor atau daerah sekitarnya untuk menghindari erosi yang telah merusak lapisan atas tanah yang dapat menyebabkan banjir bandang 10. Mintalah nasehat pada ahlinya untuk mengevaluasi ancaman dan teknik untuk mengurangi resiko tanah longsor.

2.4.3. Kesiapsiagaan Pemerintah Setempat dalam Upaya Penanggulangan Bencana Tanah Longsor

Pan American Health Organization PAHO,2006, menyatakan bahwa tujuan khusus dari upaya kesiapsiagaan bencana adalah menjamin bahwa sistem, prosedur, dan sumber daya yang tepat siap ditempatnya masing-masing untuk memberikan bantuan yang efektif dan segera bagi korban bencana sehingga dapat mempermudah Universitas Sumatera Utara langkah-langkah pemulihan dan rehabilitasi layanan. Peraturan pemerintah No. 21 Tahun 2008, tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana menyatakan bahwa beberapa instansi yang terlibat dalam penanggulangan bencana antara lain kementerian kesehatan, kementerian sosial, kementerian pekerjaan umum, kepolisian RI, Badan SAR Nasional, Dan Tentara Nasional Indonesia TNI. Kesiapsiagaan pemerintahan setempat yang terkait dalam upaya penanggulangan bencana tanah longsor antara lain sebagai berikut :

A. Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD pembentukannya berdasarkan Permendagri Nomor 46 Tahun 2008 tentang pedoman organisasi dan tata kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD adalah: 1. Menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan badan nasional penanggulangan bencana terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara. 2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan. 3. Menyusun menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana 4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana. 5. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya. Universitas Sumatera Utara 6. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana. 7. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang 8. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran pendapatan dan belanja daerah. 9. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD mempunyai fungsi: 1. merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif, dan efisien. 2. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB No. 10 Tahun 2008 telah menetapkan struktur organisasi komando tanggap darurat bencana tingkat KabupatenKota sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Struktur Organisasi Komando Tanggap Darurat Ket : : Garis Komando. : : Garis Koordinasi Sumber: PP BNPB No. 10 Tahun 2008

B. TNIPOLRI

TNIPolri melalui pendekatan Pembinaan Teritorialnya membantu Pemerintah Daerah dalam rangka memulihkan kembali keadaan seperti sebelumnya, berpartisipasi aktif menangani Bencana alam bersama-sama dengan komponen bangsa lainnya sehingga dapat membantu meringankan beban kehidupan sosial masyarakat secara lahir batin dari akibat yang ditimbulkan Bencana. Pembinaan teritorial menciptakan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh, bersentuhan langsung dengan geografi, demografi dan kondisi sosial, maka penanggulangan bencana alam ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan aparatur Negara beserta masyarakat yang ada diwilayah saling membantu sehingga dapat menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan kdaWalikota Dinaslembaga Organisasi terkait Sekretaris Ka. BPBD KabKota Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Seksi Kedaruratan Logistik Seksi Pencegahan Dan Mitigasi Universitas Sumatera Utara penanggulangan bencana. Agar dalam setiap pelaksanaan penanggulangan bencana alam dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan berdayaguna, maka setiap aparatur negara baik dari pemerintah daerah, aparat TNI, Kepolisian, ormas dan masyarakat perlu memahami tentang organisasi penanggulangan bencana dengan tugas dan fungsinya. Undang-Undang RI No. 34 tahun 2004, TNI dan Polri bertugas melaksanakan operasi militer perang OMP serta operasi militer selain perang OMSP, didalam tugas operasi militer selain perang salah satunya adalah membantu menanggulangi akibat bencana alam. Melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana diwilayah baik dalam tahap pra bencana, saat tangggap darurat, pasca bencana terjadi secara terpadu serta mencakup kegiatan, pencegahan, penyelamatan, rehabilitasi, dan rekonstruksi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh BPBD Provinsi danatau petunjuk kepala BPBD provinsi, dalam rangka penyelenggaraan penanggulangan bencana pada dasarnya langkah-langkah kegiatan untuk semua macam bencana adalah sama dan dilaksanakan melalui tahap-tahap pra bencana, saat tanggap darurat, pasca bencana. Perawatan kesehatan masyarakat dapat menggunakan fasilitas kesehatan TNI yang ada satuan tugas pada daerah bencana serta fasilitas kesehatan umumRumah Sakit yang tersedia di daerah. Universitas Sumatera Utara

C. Dinas Kesehatan Puskesmas Kecamatan

Puskesmas mempunyai peran memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya bagi korban bencana alam sehingga memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. Penanganan bencana bidang kesehatan pada prinsipnya tidak dibentuk sarana prasarana secara khusus, tetapi menggunakan sarana prasarana yang telah ada, hanya intensitas kerjanya ditingkatkan dengan memberdayakan semua sumber daya pemerintah KabupatenKota serta masyarakat dan unsur swasta sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pelayanan kesehatan pada saat terjadinya bencana dan pemenuhan kebutuhan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yang tidak dapat diatasi oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota setempat, maka Dinas Kesehatan KabupatenKota terdekat harus memberikan bantuan, selanjutnya secara berjenjang merupakan tanggungjawab Dinas Kesehatan dan Pusat. KabupatenKota berkewajiban membentuk satuan tugas kesehatan yang mampu mengatasi masalah kesehatan pada penanganan bencana di wilayahnya secara terpadu dan berkoordinasi dengan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Satlak PB.. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sehubungan dengan penanganan masalah bencana di tingkat kecamatan diantaranya :

a. Pra-Bencana; Kepala Puskesmas Melakukan Kegiatan :

1. Membuat peta geomedik daerah rawan bencana. Universitas Sumatera Utara 2. Membuat jalur evakuasi. 3. Mengadakan pelatihan. 4. Inventarisasi sumber daya sesuai dengan potensi bahaya yang mungkin terjadi. 5. Menerima dan menindaklanjuti informasi peringatan dini Early Warning System untuk kesiapsiagaan bidang kesehatan. 6. Membentuk tim kesehatan lapangan yang tergabung dalam Satgas.

b. Saat Bencana; Kepala Puskesmas di Lokasi Bencana Melakukan Kegiatan :

1. Beserta staf menuju lokasi bencana dengan membawa peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan triase dan memberikan pertolongan pertama. 2. Mengirimkan tenaga dan perbekalan kesehatan serta ambulansalat transportasi lainnya ke lokasi bencana dan tempat penampungan pengungsi 3. Membantu melaksanakan perawatan dan evakuasi korban serta pelayanan kesehataan pengungsi 4. Melaporkan kepada Kadinkes KabupatenKota tentang terjadinya bencana. 5. Melakukan Initial Rapid Health Assessment Penilaian Cepat Masalah Kesehatan Awal. 6. Menyerahkan tanggung jawab pada Kadinkes KabupatenKota apabila telah tiba di lokasi bencana. Universitas Sumatera Utara 7. Apabila kejadian bencana melampaui batas wilayah kecamatan, maka sebagai penanggung jawab adalah Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota.

c. Pasca Bencana; Kepala Puskesmas di Kecamatan Melakukan Kegiatan :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar di penampungan dengan mendirikan Pos Kesehatan lapangan 2. Melaksanakan pemeriksaan kualitas air bersih dan pengawasan sanitasi lingkungan. 3. Melaksanakan surveilans penyakit menular dan gizi buruk yang mungkin timbul. 4. Segera melapor ke Dinas Kesehatan KabupatenKota bila terjadi KLB penyakit menular dan gizi buruk. 5. Memfasilitasi relawan, kader dan petugas pemerintah tingkat kecamatan dalam memberikan KIE kepada masyarakat luas, bimbingan kepada kelompok yang berpotensi mengalami gangguan stress pasca trauma, memberikan konseling pada individu yang berpotensi mengalami gangguan stress pasca trauma. 6. Merujuk penderita yang tidak dapat ditangani dengan konseling awal dan membutuhkan konseling lanjut, psikoterapi atau penanganan lebih spesifik. Universitas Sumatera Utara

D. Dinas Pekerjaan Umum

Dinas pekerjaan umum mempunyai peran menyelenggarakan penanggulangan bencana terkait bidang pekerjaan umum menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Tahap pra-bencana Tahap pra bencana kegiatan pencegahanmitigasi bencana dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan dalam bentuk penegakan hukum peraturan pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan fisik dilapangan yang bertujuan untuk mengurangi dampak kerugian yang terjadi bila terjadi suatu bencana seperti dengan mematuhi rencana tata ruang dan tata bangunan yang telah ditetapkan. Kesiapsiagaan dilakukan untuk memastikan upaya-upaya cepat dan tepat yang perlu ditempuh dalam menghadapi situasi darurat pada saat kejadian bencana seperti antara lain dengan pemasangan dan pengujian sistem peringatan dini untuk pengamatan gejala bencana dan penyediaan serta penyiapan bahan, barang dan peralatan untuk pemenuhan kebutuhan dalam rangka pemulihan prasarana dan sarana bidang ke-PU-an. 2. Tahap Tanggap Darurat Tahap tanggap darurat dukungan yang diberikan dalam kegiatan penyelamatanevakuasi korban bencana adalah dengan penyediaan dan pengoperasian peralatan yang diperlukan untuk mendukung dan memberikan akses bagi pelaksanaan kegiatan pencarian dan penyelamatanevakuasi korban Universitas Sumatera Utara bencana beserta harta bendanya dilokasi dan keluar dari lokasi bencana. Pelaksanaan kegiatan tanggap darurat utamanya dilakukan untuk memulihkan kondisi dan fungsi prasarana dan sarana, khususnya bidang ke-PU-an yang rusak akibat bencana yang bersifat daruratsementara namun harus mampu mencapai tingkat pelayanan minimal yang dibutuhkan, dan menyediakan berbagai sarana yang diperlukan bagi perawatan dan penampungan sementara para pengungsimasyarakat korban bencana. 3. Tahap Pasca Bencana Tahap pasca bencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilaksanakan harus diupayakan untuk melibatkan peran serta warga masyarakat. bantuan dari pemerintah diutamakan berupa stimulan yang diharapkan akan dapat mendorong tumbuhnya kewasdayaan warga masyarakat. Pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi diutamakan bagi prasarana dan sarana bidang ke- PU-an dan rumah tinggal bagi warga masyarakat miskin yang tidak mampu dengan pendekatan tridaya dalam pelaksanaannya.

E. Dinas Sosial

Dinas sosial mempunyai peran menyelenggarakan kesejahtraan sosial di daerah bencana, yang pada saat kejadian bencana, pasca bencana dan tanggap darurat menjadi faktor penting mengurangi resiko korban bencana yang meninggal dunia dan luka-luka. Hal ini memungkinkan karena pada saat kejadian bencana infrastruktur dasar dan sarana pelayanan publik menjadi rusak dan tidak Universitas Sumatera Utara berfungsi. hanya sentuhan relawan dan masyarakat sekitar yang dekat daerah bencana alam yang dapat mengurangi meningkatkan jumlah korban bencana. Undang-Undang No.11 Tahun 2009 tentang kesejahtraan sosial menjelaskan peran sumber daya manusia dalam penanganan bencana alam pada saat kejadian bencana dan tanggap darurat antara lain : 1 Mengkondisikan tempat penampungan sementara Menentukan tempat penampungan bagi korban bencana merupakan upaya penting dalam setiap penanganan bencana. Peran ini dapat dilakukan apabila SDM kesejahteraan sosial memiliki pemahaman dan pengetahuan membaca peta rawan bencana dan jalur evakuasi penanganan bencana. 2 Menyediakan data korban Data korban merupakan informasi berharga bagi outsider untuk melakukan berbagai langkah tindakan penanganan bencana alam. keakuratan jumlah korban hidup dan meninggal serta keberadaan korban, akan mengurangi meningkatnya jumlah korban meninggal dan luka-luka. Oleh karena itu kemampuan melakukan pendataan korban perlu didukung oleh keterampilan dan kemampuan menggunakan berbagai media komunikasi. 3 Melakukan koordinasi penyediaan kebutuhan bagi korban Menyiapkan berbagai kebutuhan bagi korban bencana alam, tidak hanya sebatas penyediaan dapur umum. Kebutuhan specific laki-laki dan perempuan serta balita menjadi bagian penting dalam upaya dalam mengurangi Universitas Sumatera Utara meningkatnya jumlah korban. Kebutuhan lain yang juga sangat diperlukan adalah sarana air bersih dan keperluan mandi cuci dan kakus MCK. berbagai kebutuhan tersebut memerlukan pemahaman dan kemampuan melihat situasi serta mengkoordinasikan dengan para pihak terkait. 4 Memberikan pelayanan psikososial Peran yang sangat penting bagi SDM kesejahtraan sosial dan memerlukan keahlian khusus adalah pelayanan psikososial. Peran ini sangat diperlukan mengingat banyak korban bencana alam yang umumnya mengalami trauma dan menghadapi kasus-kasus gangguan stress. 5 Melakukan kegiatan evakuasi bagi korban bencana Melakukan pertolongan dan mengevakuasi korban adalah dua hal yang berbeda tapi dapat dilakukan bersama-sama. Inti dari tindakan ini adalah upaya menyelematkan korban dengan menghindari tempatdaerah yang dapat menimbulkan kerugian bagi korban bencana. Namun demikian, tindakan yang ceroboh dapat menimbulkan akibat kematiankecacatan tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi SDM kesejahtraan sosial.

F. Search And Rescue SAR

Pencarian dan pertolongan Search and Rescue atau disingkat SAR meliputi usaha dan kegiatan mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran danatau penerbangan, atau bencana atau musibah lainnya. Universitas Sumatera Utara Search and Rescue SAR melakukan siaga selama 24 jam secara terus menerus untuk melakukan pemantauan musibah pelayaran danatau penerbangan, atau bencana atau musibah lainnya. SAR melaksanakan siaga didukung dengan peralatan deteksi dini, telekomunikasi dan sistem informasi beserta sarana penunjangnya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 36 Tahun 2006 SAR melakukan operasi meliputi: a. Segala upaya dan kegiatan SAR sampai dengan evakuasi terhadap korban, sebelum diadakan penanganan berikutnya; b. Rangkaian kegiatan SAR terdiri atas 5 lima tahap yaitu tahap menyadari, tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap operasi, dan tahap akhir penugasan.

G. Ormas Organisasi Masyarakat

Organisasi yaitu kelompok orang yang bekerjasama, dan selanjutnya berkembang menjadi proses pembagian kerja, dan akhirnya terbentuklah sebuah sistem yang kompleks Sulistyani, 2003. Organisasi masyarakat dalam penelitian ini yang bertugas dalam melakukan penanggulangan bencana tanah longsor di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah terbentuk dalam Badan Koordinasi Antar Kampung BKAD, yang diresmi oleh Surat Keputusan Bupati Aceh Tengah. Badan koordinasi antar kampung mempunyai tugas mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan Universitas Sumatera Utara hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah tanah longsor, banjir dan sebagainya. Badan koordinasi antar kampung mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Mengkoordinasikan kejadian yang sedang dialami serta bantuan yang diperlukan. 2. Hubungi instansi yang terkait untuk meminta bantuan sesuai kebutuhan. 3. Bantuan instansi terkait dapat diminta kepada pemerintah Provinsi, KabupatenKota dan Pusat, termasuk lembagaInstansiMiliterPolisi.

2.5. Faktor - faktor yang Memengaruhi Kesiapsiagaan Petugas Penanggulangan Bencana Tanah Longsor

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sumber Daya Organisasi terhadap Kesiapsiagaan Petugas Penanggulangan Bencana Menghadapi Bencana Banjir di Kabupaten Aceh Timur

4 44 95

Pengaruh Fungsi Koordinasi Petugas Dinas Terkait Terhadap Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh

1 36 172

Pengaruh Fungsi Koordinasi Petugas Dinas Terkait terhadap Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh

0 50 172

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Longsor 2.1.1. Pengertian Tanah Longsor - Hubungan Faktor Koordinasi dan Motivasi Kerja Petugas Penanggulangan Bencana terhadap Kesiapsiagaan Bencana Tanah Longsor di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011

0 0 47

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Faktor Koordinasi dan Motivasi Kerja Petugas Penanggulangan Bencana terhadap Kesiapsiagaan Bencana Tanah Longsor di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011

0 0 13

HUBUNGAN FAKTOR KOORDINASI DAN MOTIVASI KERJA PETUGAS PENANGGULANGAN BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA TANAH LONGSOR DI KECAMATAN LINGE KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2011 TESIS

0 2 20

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FUNGSI KOORDINASI PETUGAS BADAN TERKAIT TERHADAP KESIAPSIAGAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN ACEH TENGAH PROPINSI ACEH

0 0 44

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bencana 2.1.1. Definisi Bencana - Pengaruh Fungsi Koordinasi Petugas Dinas Terkait Terhadap Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh

0 0 47

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FUNGSI KOORDINASI PETUGAS BADAN TERKAIT TERHADAP KESIAPSIAGAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN ACEH TENGAH PROPINSI ACEH

0 0 44

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bencana 2.1.1. Definisi Bencana - Pengaruh Fungsi Koordinasi Petugas Dinas Terkait terhadap Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh

0 1 47