Tabel 4.30. Hasil Uji Multikolineritas Terhadap Model Regresi Linear Variabel
t Tolerance
VIF
Kesatuan Tindakan 5.308
.393 2.544
Pembagian Tugas 2.261
.593 1.686
Disiplin 2.684
.490 2.042
Kepuasan kerja 2.752
.393 2.543
Tanggung Jawab 3.559
.362 2.760
Lingkungan Kerja 3.133
.489 2.043
Kesempatan Maju 2.126
.597 1.675
Sumber : Data Diolah Tahun 2013
Pada Tabel 4.30 di atas kita ketahui bahwa seluruh VIF dari keseluruhan memiliki nilai VIF10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
terbentuk tidak terbebas dari masalah multikolinieritas.
4.5.2 Uji Regresi Linear
Analisis multivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dan paling dominan dari variabel independen koordinasi yaitu
kesatuan tindakan, komunikasi, pembagian tugas dan disiplin serta motivasi yaitu kepuasan kerja, tanggung jawab, lingkungan kerja, dan kesempatan maju terhadap
variabel dependen kesiapsiagaan petugas penanggulangan bencana tanah longsor di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah dilakukan dengan menggunakan uji
regresi berganda pada tingkat kepercayaan 95. Hasil analisis multivariat dalam penelitian ini dapat kita lihat pada Tabel 4.31 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.31 Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Analisis Multivariat dengan Uji Regresi Linear
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.861a .741
.718 6.337
Sumber : Data Diolah
Tahun 2013
Pada Tabel 4.31 di atas dapat kita ketahui variabel independen yang di uji ke dalam model analisis multivariat adalah koordinasi yaitu kesatuan tindakan,
komunikasi, pembagian tugas, dan disiplin serta motivasi yaitu kepuasan kerja, tanggung jawab, lingkungan kerja, dan kesempatan maju. Nilai R yang merupakan
simbol dari nilai koefisien korelasi pada Tabel di atas sebesar 0,861, artinya hubungan antara masing-masing variabel independen dan dependen termasuk kuat
karena di atas 0,5. Nilai R Square atau kofisien determinasi KD yang menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interkasi variabel bebas dan
variabel terikat. Nilai R Square pada analisisi multivariate ini adalah 0,741, artiya variabel independen pada penenlitian ini dipengaruhi oleh variabel independen
sebesar 74,1, selebihnya 25,9 dijelaskan oleh faktor lain.
Tabel 4.32 Taraf Signifikansi atau Kelinearan Dari Model Analisis Multivariat dengan Uji Regresi Linear
ANOVAb
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
8868.612 7
1266.945 31.546
.000a Residual
3092.494 77
40.162 Total
11961.106 84
Sumber : Data Diolah Tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.32 dapat kita ketahui taraf signifikansi atau linieritas dari regresi linear berganda pada penelitian ini. Berdasarkan uji F atau uji nilai signifikansi Sig.
diperoleh nilai p=0,000 p0,05, artinya model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan atau model regresi linier memenuhi kriteria linieritas.
Tabel 4.33 Hubungan Koordinasi dan Motivasi terhadap Kesiapsiagaan Petugas Penanggulangan Bencana Tanah Longsor di Kecamatan Linge
Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2011
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
9.983 3.878
2.432 .017
Total Kesatuan
tindakan 1.801
.339 .482
5.152 .000
Total Pembagian
tugas .777
.343 .168
2.000 .049
Total disiplin .779
.298 .221
2.599 .011
Total kepuasan kerja .924
.336 ‘’251
2.773 .007
Total Tanggung Jawab
1.083 .304
.339 3.520
.001 Total Lingkungan
Kerja .744
.237 .265
3.200 .002
Total Kesempatan maju
.511 .240
.156 2.075
.041
Sumber : Data Diolah Tahun 2013
Pada Tabel 4.33 di atas dapat diketahui ada tujuh variabel penelitian, yaitu kesatuan tindakan, pembagian tugas, disiplin, kepuasan kerja, tanggung jawab
lingkungan kerja dan kesempatan maju yang memiliki pengaruh p0,05 terhadap kesiapsiagaan petugas penanggulangan bencana tanah longsor di Kecamatan Linge
Kabupaten Aceh Tengah. Variabel dominan yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kesiapsiagaan petugas penanggulangan bencana tanah longsor di Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
Linge Kabupaten Aceh Tengah adalah kesatuan tindakan, karena memiliki nilai koefisien regresi β yang paling besar, yaitu 1,801.
Berdasarkan hasil analisis multivariat, maka dapat diketahui model persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = 9.983+1,801X1+0,777X2+0,779X3+0.924X4+1,083X5+0,744X6+0,511X7 Keterangan :
Y = Kesiapsiagaan petugas penanggulangan bencana
X1 = Kesatuan Tindakan
X2 = Pembagian Kerja
X3 = Disiplin
X4 = Kepuasan Kerja
X5 = Tanggung Jawab
X6 = Lingkungan Kerja
X7 = Kesempatan Maju
Berdasarkan persamaan regresi berganda di atas dapat dijelaskan konstanta sebesar 9.983 menyatakan bahwa jika kesiapsiagaan petugas penanggulangan
bencana tidak baik, maka nilai kesiapsiagaan sebesar 9.983. Koefisien regresi X1 sebesar 1,801 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda positif maka
akan meningkatkan nilai kesiapsiagaan sebesar 1,801. Koefisien regresi X2 sebesar 0,777 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda positif maka akan
meningkatkan nilai kesiapsiagaan sebesar 0,777. Koefisien regresi X3 sebesar 0,779 menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda positif maka akan
meningkatkan nilai kesiapsiagaan sebesar 0,779. Koefisien regresi X4 sebesar 0,924
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda positif maka akan meningkatkan nilai kesiapsiagaan sebesar 0,924. Koefisien regresi X5 sebesar 1,801
menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda positif maka akan meningkatkan nilai kesiapsiagaan sebesar 1,801. Koefisien regresi X6 sebesar 0,744
menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda positif maka akan meningkatkan nilai kesiapsiagaan sebesar 0,744. Koefisien regresi X7 sebesar 0,511
menyatakan bahwa setiap penambahan karena tanda positif maka akan meningkatkan nilai kesiapsiagaan sebesar 0,511.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Koordinasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa koordinasi petugas penanggulangan bencana tanah longsor di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah
tergolong cukup baik 52,9, dimana umumnya mereka memiliki kesatuan tindakan yang tidak baik 54,1, komunikasi yang cukup baik 36,5, pembagian tugas
yang cukup baik 64,7 dan disiplin yang tidak baik 47,1. Dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai kesiapsiagaan yang baik, diperlukan koordinasi yang baik
pula. Namun dari hasil penelitian ini, terlihat kesatuan tindakan yang kurang baik, dimana mayoritas responden menjawab petugas penanggulangan bencana didalam
melakukan kegiatan penanggulangan bencana selalu mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaan dengan alasan susahnya menghubungi petugas terkait untuk
membantu korban bencana pada saat terjadinya bencana tanah longsor. Selain itu, petugas juga tidak pernah untuk berkoordinasi kepada petugas lain jika terjadi
bencana tanah longsor dengan alasan karena sulitnya jaringan komunikasi. Hal ini menyebabkan koordinasi petugas penanggulangan bencana kurang baik atau
tergolong masih cukup baik. Padahal, untuk memperoleh kesiapsiagaan yang maksimal, dibutuhkan koordinasi yang baik pula.
Komitmen organisasi sebagai salah satu sikap dalam pekerjaan didefinisikan sebagai orientasi seseorang terhadap organisasi dalam arti kesetiaan, identifikasi, dan
Universitas Sumatera Utara