commit to user
87
dan kasusnya ditutupi karena ia memberi uang tutup mulut pada komandannya dan seluruh personil yang menggrebek.
Habiburrahman El Shirazy: 140 Cuplikan nilai pendidikan moral di atas adalah nilai pendidikan moral
yang bersifat negatif. Hal ini memiliki makna bahwa, perbuatan tersebut harus dihindari karena tidak baik. Dalam hidup bermain perempuan adalah perbuatan
yang melanggar norma masyarakat. Di samping melanggar norma masyarakat hal itu juga menjadi larangan bagi agama dan harus dihindari setiap manusia untuk
mencapai kebahagiaan.
c. Nilai Pendidikan Sosial
Pada awal pertumbuhannya novel memiliki unsur nilai pendidikan sosial .Wujud kehidupan sosial yang dikritik dapat bermacam-macam seluas kehidupan
sosial itu sendiri. Dengan membaca karya sastra dapat dikaji masalah moral, budi pekerti, agama, dan tatanan masyarakat. Di samping itu, kita tidak dapat menutup
mata bahwa sastra menjanjikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri atas kehidupan sosial.
Sebagai makhluk sosial sudah sepatutnya manusia melakukan hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat. Karena pada dasarnya manusia selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam rangka membina hubungan sosial kemasyarakan dapat diwujudkan dengan membina komunikasi antar sesama
manusia dengan baik maupun dengan peduli sesama. Lina dan Zahrana bangkit dari tempat dudukdan bergegas keluar.
Sekonyong-konyong seorang gadis berjilbab datang setengah berlari dan memangil nama Lina.
commit to user
88
“Mbak Lina, Mbak Lina.” Wajah gadis itu tampak cemas.
“Ada apa Wik?” Tanya Lina. “Mbal Lina tolong, kakak saya Mbak Asih sudah mau melahirkan.
Perutnya mulasdan kayaknya ada pendarahan. Tolong bisa diantar kerumah sakit sekarang?” Jawab gadis itu dengan gemetar.
Habiburrahman El Shirazy: 108
d. Nilai Pendidikan Estetis
Nilai pendidikan estetis dalam sebuah karya sastra dapat diukur berdasarkan keberhasilan pembaca dalam menghidupkan dan memperbaharui
pengeatahuan mereka. Hal ini menuntut para penikmat karya sastra untuk melihat kenyataan dalam kehidupan. Selain itu, karya sastra juga harus mampu
membangkitkan aspirasi pembaca untuk berpikir, berbuat lebih banyak, dan berkarya lebih baik bagi penyempurnaan kehidupan, dan yang paling penting
karya sastra itu mampu menampilkan peristiwa kebudayaan, sosial, keagamaan, yang berkaitan dengan peristiwa masa kini dan masa depan.
Wahai pemilik langit Kami jatuh dalam kancah ujian
Kami memerangi musuh Kami berdiri dan bangkit
Tanpa melihat hari esok Tuhan kami ahad
Rasul kami Ahmad Habiburrahman El Shirazy: 272
e. Nilai Pendidikan Budaya