commit to user
61
Katanya dalam pelukan Lina dengan terisak-isak. “Sebut nama Allah ya Rana Sebut nama Allah Ingatlah Allah
Bersabarlah Mintalah kepada Allah agar musibah ini deberi ganti yang lebih baik.”Lina mencoba menguatkan.
“ Tapi aku bisa gila Lin. Aku bisa gila Aku shock Daripada aku gila lebih baik aku mati saja”
Habiburahman El Shirazy: 250
b. Tokoh protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung jalannya cerita dan sebagai tokoh yang mendatangkan simpati atau tokoh baik. Tokoh protagonis ada
pada beberapa tokoh yakni Dewi Zahrana, Ayah, Ibu, dan Lina. Sebagai tokoh yang memiliki sifat baik tentu akan mendatangkan perasaan suka bagi pembaca.
Ini juga menjadi catatan penilaian bagi pembaca siapa tokoh yang harus didukung dan harus dibenci. Untuk menampilkan penokohan itu maka, penulis harus
mampu menggambarkan perbedaan antara tokoh protagonis dan antagonis agar pembaca dapat dengan mudah menentukan siapa tokoh baik dan siapapula yang
menjadi tokoh jahat.
1. Dewi Zahrana
Cerita dalam novel
Cinta Suci Zahrana
dimulai dari cerita kehidupan dan perjuangan Zahrana. Masalah yang ada, ia hadapi dengan lapang dada. Seperti
masalah yang muncul ketika dia menolak lamaran pak Sukarman. Dan mengharuskan Zahrana untuk keluar dari Universitas Mangunkarsa.
Zahrana lalu pulang dengan kepala dingin dan dada tenang. Sebelum petang datang ia telah menulis surat pengunduran dirinya dan
mengeprintnya lalu menandatanganinya. Ia baca sekali lagi surat itu lalu ia
commit to user
62
masukkan amplop dan menutupkan rekat-rekat. Hatinya terasa lebih tenang.
Habiburahman El Shirazy: 208 Keputusan Zahrana untuk keluar kampus merupakan solusi yang tepat
menghindari konflik antara dirinya dengan Pak Sukarman yang tak lain adalah Dekan Fakultas Teknik Universitas Mangunkarsa. Ketika dia menolak lamaran
Pak Sukarman mengakibatkan banyak masalah yang akan dihadapi. Sebagai seorang bawahan Zahrana tahu posisinya tidak aman, ia bisa dipecat sewaktu-
waktu dengan tidak hormat. Daripada dia dipecat dengan tidak hormat melalui fitnah-fitanah yang mungkin dibuat Pak Sukarman, lebih tepatnya Zahrana harus
mengundurkan diri. Jalan keluar yang dipilih Zahrana adalah hal yang dapat mendatangkan
simpati bagi para penikmat karya santra khususnya novel. Hal ini didasarkan pada ketika seseorang sudah mempunyai pekerjaan ia rela meninggalkannya demi
menghindari konflik. Ketika dia memutuskan keluar dari Universitas Mangunkarsa banyak hal yang harus dikorbankan.
Baru saja menyalakan hp-nya berdering beberapa kali SMS yang masuk.Ia membukanya:
“Sedang apa perawan tua?” “Ternyata jadi perawan tua itu indah.”
“Jangan-jangan jilbabmu itu kedok untuk menutupi daging tuamu yang sudah busuk di kerubung lalat”
Zahrana tersentak dan geram.Sebuah teror.Teror paling primitif, dengan kata-kata yang merendahkan dan menyakitkan.Ia periksa nomornya.
Nomor yang tidak ia kenal. Ia nyaris membalas SMS itu dengan kata-kata
commit to user
63
yang sama pedasnya. Tapi ia urungkan. Ia sudah bisa menduga kira-kira dari mana SMS itu berasal. Akhirnya ia memilih diam. Diam tanpa pernah
menganggap SMS itu ada. Ia merasa diam adalah senjata paling ampuh. Habiburahman El Shirazy: 223
Karakter baik juga ditunjukkan Zahrana ketika ia menghadapi teror yang sangat pedas dari Pak Sukarman. Teror itu tidak pernah ditanggapi Zahrana
karena ketika ia menanggapi teror yang dilayangkan Pak Sukarman maka tidak ada perbedaan antara dia dengan Pak Sukarman.
2. Ayah Pak Munajat