Pengujian Autokorelasi Pengujian Multikolinearitas

Berdasarkan Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut abSut. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 0,05, sehingga model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Pengujian Autokorelasi

Gejala Autokorelasi dideteksi dengan menggunakan percobaan dari Durbin-Watson DW. Menurut Situmorang dan Lutfi 2011:126, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin- Watson DW dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. 0 d maka tidak ada autokorelasi positif 2. dl ≤ d ≤ du maka tidak ada autokorelasi positif 3. 4-dl d 4 maka tidak ada korelasi negatif 4. 4-du ≤ d ≤ 4 -dl maka tidak ada korelasi negatif 5. du d 4-du maka tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .694 a .482 .406 .05058 2.106 a. Predictors: Constant, CAR, Inflasi, ROA, Nilai_Tukar, LDR, Suku_Bunga b. Dependent Variable: Risiko_Investasi Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS Versi 17.00, 2012 Hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.10 menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson DW sebesar 2,106. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah data pengamatan 48, dan jumlah variabel independen pada penelitian sebanyak 6 k=6, maka di tabel Durbin Watson didapat nilai dU sebesar 1,8265 dan dL sebesar 1,2709. Nilai DW 2,106 terletak pada kriteria yang ke lima dimana dU d 4-dU 1,8265 2,106 2,1735, maka keputusan ini tidak ada autokorelasi negatif atau positif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa padaa model regresi tidak terjadi autokorelasi.

4. Pengujian Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independent variabel. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini : Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.302 .146 -2.062 .046 Inflasi .757 .467 .314 1.620 .113 .337 2.971 Suku_Bunga .424 1.351 .069 .314 .755 .259 3.857 Nilai_Tukar 3.990E-5 .000 .475 3.847 .000 .828 1.208 LDR -.058 .093 -.099 -.625 .536 .504 1.985 Universitas Sumatera Utara ROA .031 .803 .005 .038 .970 .693 1.443 CAR -.228 .328 -.108 -.694 .491 .525 1.905 a. Dependent Variable: Risiko_Investasi Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 17.00, 2012 Pengambilan Keputusan : a VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas b VIF 5 maka tidak terdapat multikolinieritas c Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multiko linieritas d Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas. Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat nilai VIF untuk variabel inflasi, suku bunga, nilai tukar, Loan to Deposit Ratio LDR, Return On Assets ROA, dan Capital Adequacy Ratio CAR lebih kecil dari 5. Sedangkan nilai tolerance nya lebih besar dari 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, sehingga model tidak mengandung multikolinearitas.

4.2.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antar variabel bebas yang biasa di sebut X 1, X 2, X 3 , dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y. persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17.00 yang dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini : Tabel 4.12 Analisis Regresi Linier Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.302 .146 -2.062 .046 Inflasi .757 .467 .314 1.620 .113 Suku_Bunga .424 1.351 .069 .314 .755 Nilai_Tukar 3.990E-5 .000 .475 3.847 .000 LDR -.058 .093 -.099 -.625 .536 ROA .031 .803 .005 .038 .970 CAR -.228 .328 -.108 -.694 .491 a. Dependent Variable: Risiko_Investasi Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 17.00, 2012 Berdasarkan hasil pengolahan regresi linier berganda yang ditunjukkan dalam tabel 4.12, maka diperoleh hasil linier berganda sebagai berikut : Dimana: Y = Risiko investasi saham a = Konstanta X 1 = Inflasi X 2 = Suku bunga Universitas Sumatera Utara X 3 = Nilai Tukar X 4 = Loan to Deposit Ratio LDR X 5 = Return on Assets ROA X 6 = Capital Adequacy Ratio CAR e = Standar error Interpretasi: a. Konstanta sebesar -0,302 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X 1, X 2, X 3, X 4, X 5, X 6 = 0 maka risiko investasi saham sebesar -0,302. Nilai konstanta sebesar -0,302 artinya ada variabel lain diluar dari penelitian ini yang mempengaruhi risiko investasi saham yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. b. Koefisien regresi inflasi X 1 = 0,757 artinya setiap kenaikan inflasi sebesar 1, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan risiko investasi saham sebesar 0,757. c. Koefisien regresi suku bunga X 2 = 0,424 artinya setiap kenaikan suku bunga sebesar 1, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan risiko investasi saham sebesar 0,424. d. Koefisien regresi nilai tukar X 3 = 0.00003990 artinya setiap kenaikan suku bunga sebesar 1, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka akan menaikkan risiko investasi saham sebesar 0.00003990. Universitas Sumatera Utara e. Koefisien regresi Loan to Deposit Ratio LDR X 4 = -0,058 artinya setiap kenaikkan Loan to Deposit Ratio LDR sebesar 1, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka dapat menurunkan risiko investasi saham sebesar 0,058. f. Koefisien regresi Return on Assets ROA X 5 = 0,031 artinya setiap kenaikan Return on Assets ROA sebesar 1, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka dapat menaikkan risiko investasi saham sebesar 0,031. g. Koefisien regresi Capital Adequacy Ratio CAR X 6 = -0,228 artinya setiap kenaikan Capital Adequacy Ratio CAR sebesar 1, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka dapat menurunkan risiko investasi saham sebesar 0,228.

4.2.2.3 Uji Hipotesis 1. Uji-F Uji Signifikansi Simultan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian: 1 H o : b 1 =b 2 =b 3 =b 4 =b 5 =b 6 =0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar, Loan to Deposit Ratio LDR, Return on Assets ROA, dan Capital Adequacy Ratio CAR terhadap risiko investasi saham perbankan BUMN di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 2 H a : b 1 ≠b 2 ≠b 3 ≠b 4 ≠b 5 ≠b 6 ≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar, Loan to Deposit Ratio LDR, Return on Assets ROA, dan Capital Adequacy Ratio CAR terhadap risiko investasi saham perbankan BUMN di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig. F 0,05 maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F 0,05 maka H a diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 17.00, 2012 Berdasarkan hasil SPSS diperoleh nilai sig 0.000 lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat dinyatakan H ditolak H a diterima, artinya secara bersamaan variabel-variabel bebas yaitu inflasi, suku bunga, nilai tukar, Loan to Deposit Ratio LDR, Return on Assets ROA, dan Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu risiko investasi saham perbankan BUMN di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan Uji-F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .098 6 .016 6.352 .000 a Residual .105 41 .003 Total .202 47 a. Predictors: Constant, CAR, Inflasi, ROA, Nilai_Tukar, LDR, Suku_Bunga b. Dependent Variable: Risiko_Investasi Universitas Sumatera Utara Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengn membandingkn nilai F hitung dengan F tabel dengan kriteria sebagai berikut: H a ditolak H o diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 H a diterima H o ditolak jika F hitung F tabel pada α = 5 Maka hasil pengujian menurut Tabel ANOVA adalah sebagai berikut: n = jumlah sampel = 48 k = jumlah seluruh variabel = 7 df1 = derajat pembilang = k-1 = 6 df2 = derajat penyebut = n-k = 41 Pada tingkat signifikansi α = 0.05 diperoleh F tabel 6,41 = 2,33 F hitung F tabel = 6,352 2,33 maka H a diterima, artinya secara serempak variabel inflasi, suku bunga, nilai tukar, Loan to Deposit Ratio LDR, Return on Assets ROA, dan Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi saham perbankan BUMN di Bursa Efek Indonesia.

2. Uji-t Uji Signifikansi Parsial