Analisis Teknikal Analisis Fundamental

2. Apabila harga saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. Dalam situasi seperti ini sebaiknya investor tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham. 3. Apabila harga saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut dikatakan undervalued harganya terlalu rendah. Bagi para investor, saham yang undervalued ini sebaiknya dibeli atau dipertahankan apabila saham tersebut telah dimilikinya, karena kemungkinan besar akan terjadi lonjakan saham di masa yang akan datang.

2.1.4 Pendekatan Penilaian Saham

Menurut Halim 2005:21 terdapat dua pendekatan untuk menganalisis saham. Kedua analisis ini adalah analisis teknikal dan analisis fundamental.

2.1.4.1 Analisis Teknikal

Analisis ini dimulai dengan cara memperhatikan perubahan harga saham itu sendiri dari waktu kewaktu. Analisis ini beranggapan bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham tersebut. Sehingga asumsi dasar yang berlaku dalam analisis ini adalah Halim, 2005:29 : a Harga pasar saham ditentukan oleh interaksi penawaran dan permintaan b Penawaran dan permintaan itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang rasional maupu n irasional. c Perubahan harga saham cenderung bergerak mengikuti tren tertentu. d Tren tersebut dapat berubah karena bergesernya penawaran dan permintaan. e Pergeseran penawaran dan permintaan dapat dideteksi dengan mempelajarai diagram dari perilaku pasar. f Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Para pengguna analisis teknikal disebut sebagai analis teknikal atau disebut sebgai “chartist” karena dalam aktivitasnya mereka merekam atau membuat grafik chart pergerakan harga saham dan volume perdagangan Tandelilin, 2001:251. Menurut Tandelilin 2001:252, ada beberapa teknik penggunaan grafik dalam analisis teknikal, yaitu: 1. The Dow Theory 2. Chart pola pergerakan harga saham 3. Bar Chart 4. Point-and-figure Chart 5. Rata-rata bergerak 6. Relative Strength

2.1.4.2 Analisis Fundamental

Menurut Halim 2005:21, bahwa analisis fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik nilai yang seharusnya tertentu. Analisis ini membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Ide dasar pendekatan ini adalah, bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh perekonomian secara makro, kinerja industri, dan analisis perusahaan. Hal ini dapat di analisis melalui analisis ekonomi makro, analisis industri, dan analisis perusahaan Halim, 2005:21. Universitas Sumatera Utara

1. Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi adalah salah satu analisis yang perlu dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya Tandelilin, 2001:210. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Lingkungan ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa yang akan datang, akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Untuk itu, seorang investor harus memperhatikan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa membantu mereka dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro. Menurut Tandelilin 2001:212, beberapa variabel ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor, yaitu:

a. Produk Domestik Bruto PDB

Produk Domestik Bruto merupakan ukuran produksi barang dan jasa total suatu negara. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang cepat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara maka perkembangan harga saham akan menunjukkan peningkatan yang positif. Sebaliknya, jika pertumbuhan ekonomi relatif rendah akan menyebabkan kelesuan pasar modal yang ditandai dengan rendahnya volume perdagangan dan harga saham cenderung turun. Universitas Sumatera Utara