Analisis Ekonomi Analisis Risiko Investasi Saham Perbankan BUMN di Bursa Efek Indonesia

1. Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi adalah salah satu analisis yang perlu dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya Tandelilin, 2001:210. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Lingkungan ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa yang akan datang, akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Untuk itu, seorang investor harus memperhatikan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa membantu mereka dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro. Menurut Tandelilin 2001:212, beberapa variabel ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor, yaitu:

a. Produk Domestik Bruto PDB

Produk Domestik Bruto merupakan ukuran produksi barang dan jasa total suatu negara. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang cepat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara maka perkembangan harga saham akan menunjukkan peningkatan yang positif. Sebaliknya, jika pertumbuhan ekonomi relatif rendah akan menyebabkan kelesuan pasar modal yang ditandai dengan rendahnya volume perdagangan dan harga saham cenderung turun. Universitas Sumatera Utara

b. Tingkat Inflasi

Inflasi merupakan sebagai suatu proses kenaikan harga harga yang berlaku dalam suatu perekonomian Sukirno, 2006:14. Faktor-faktor terjadinya inflasi disebabkan oleh konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Menurut Samsul 2006:201, tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung pada derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang tinggi dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan, yaitu dapat membuat banyak perusahaan mengalami kebangkrutan. jadi dapat disimpulkan bahwa inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan berakibat pada pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban. Informasi ini perlu diketahui oleh investor untuk mempertimbangkan jenis efek yang akan dibeli.

c. Suku Bunga

Suku bunga merupakan harga yang harus dibayarkan oleh pihak bank kepada para penabung yang mendepositokan uangnya kepada bank tersebut. Menurut Samsul 2006:201, naiknya suku bunga deposito akan mendorong investor untuk menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito. Universitas Sumatera Utara Penjualan saham secara besaar-besaran akan menjatuhkan harga saham di pasar. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga deposito akan mengakibatkan turunnya harga saham. Sebaliknya penurunan tingkat bunga deposito akan menaikkan harga saham di pasar dan laba bersih per saham, sehingga mendorong harga saham meningkat. Penurunan bunga deposito akan medorong investor megalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal. Investor akan memborong saham sehingga harga saham terdorong naik akibat meningkatnya permintaan saham.

d. Nilai Tukar kurs

Kurs valuta asing perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Kurs valuta asing USD yang bergejolak terlalu tinggi sehingga rupiah mengalami depresiasi akan menyebabkan memburuknya sektor perekonomian secara menyeluruh dan perdagangan saham di pasar menjadi lesu.

2. Analisis Industri