Investasi Uraian Teoritis .1 Pasar Modal

penawaran umum. Sebelum menawarkan saham di pasar perdana, perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi mengenai informasi secara detail. 2. Pasar Sekunder Pasar sekunder terjadi pada saat setelah sekuritas dijual perusahaan di pasar perdana, kemudian sekuritas diperjualbelikan oleh investor- investor di pasar sekunder atau dikenal juga dengan sebutan pasar regular. Transaksi yang dilakukan investor di pasar sekunder tidak akan memberikan tambahan dana lagi bagi perusahaan yang menerbitkan sekuritas emiten, karena transaksi hanya terjadi antar investor, bukan dengan perusahaan.

2.1.2 Investasi

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang Tendelilin, 2001:3. Menurut Tendelilin 2001:4-5, ada beberapa tujuan seseorang melakukan investasi, antara lain adalah : 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa mendatang. 2. Mengurangi tekanan inflasi, dimana dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. 3. Dorongan untuk menghemat pajak. Universitas Sumatera Utara Menurut Halim 2005:4, pada umumnya investasi dibedakan menjadi dua bagian yaitu: 1. Investasi pada asset-aset finansial financial assets. Investasi pada asset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper dan surat berharga pasar uang. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, dan opsi. 2. Investasi pada asset-aset riil real assets. Investasi pada asset-aset riil dapat berbentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. Dalam hal penanaman modal, maka bentuk investasi yang lazim dilakukan adalah penanaman modal pada asset-aset finansial. Menurut Jogiyanto 2003:7- 11, investasi pada aset-aset finansial dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Pada Gambar 2.1 menunjukkan investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi tidak langsung Investasi langsung Investasi langsung Gambar 2.1 Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung 1. Investasi Langsung Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang money market, pasar modal capital Investor Perusahaan Investasi Aset-aset Finansial Universitas Sumatera Utara market atau di pasar turunan derivative market. Investasi ini dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. 2. Investasi Tidak Langsung Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Hal yang pokok dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dari suatu investasi. Hubungan risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula tingkat pengembalian yang diharapkan. Investasi pada saham mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibanding dengan investasi lain seperti obligasi, deposito, dan tabungan. Hal ini dikarenakan return yang diharapkan dari investasi saham bersifat tidak pasti dimana pendapatan terdiri dari dividen dan capital gain. Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar dividen ditentukan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba, sedangkan capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham. Menurut Idroes 2008:4 bahwa, “risiko merupakan ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai”. Risiko juga merupakan peluang yaitu risiko yang berlawanan dari peluang untuk mencapai tujuan. Universitas Sumatera Utara Dalam konteks Investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan expected return dengan tingkat pengembalian aktual actual return. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya Halim, 2005:42. Menurut Brigham dan Houston 2009:213, bahwa para investor menyukai pengembalian dan tidak menyukai risiko. Karenanya, investor berinvestasi pada aktiva yang berisiko hanya jika mereka mengharapkan akan menerima pengembalian yang lebih besar. Menurut Tandelilin 2001:48-50, ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain: 1. Risiko suku bunga yaitu risiko yang timbul karena adanya perubahan tingkat suku bunga yang berlaku. 2. Risiko pasar yaitu risiko yang terjadi karena dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik. 3. Risiko daya beli yaitu risiko yang muncul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. 4. Risiko bisnis yaitu risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten. 5. Risiko finansial yaitu risiko yang timbul karena emiten gagal memenuhi kewajiban finansial sehingga kepercayaan terhadap Universitas Sumatera Utara kemampuan perusahaan di masa yang akan datang menjadi berkurang. 6. Risiko likuiditas yaitu risiko yang berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin tidak likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan. 7. Risiko nilai tukar mata uang yaitu risiko yang muncul karena adanya fluktuasi nilai tukar mata uang domestik negara perusahaan tersebut dengan nilai mata uang negara lainnya. 8. Risiko negara atau risiko politik yaitu risiko yang timbul karena adanya kebijakan pemerintah yang mempengaruhi variabilitas pendapatan investasi. Di samping berbagai jenis risiko investasi di atas, dalam manajemen investasi modern, jenis-jenis risiko investasi dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu risiko sistematis systematic risk dan risiko tidak sistematis unsystematic risk Halim, 2005:43 : 1. Risiko Sistematis systematic risk Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang memengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya pertumbuhan ekonomi, suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar kurs, dan kebijakan pemerintah. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara 2. Risiko Tidak Sistematis Unsystematic risk Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham yang lain. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Risiko ini muncul karena faktor-faktor mikro yang dijumpai pada perusahaan. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas dan tingkat keuntungan. Dalam kaitannya dengan risiko tidak sistematis, pengukuran tingkat kinerja perbankan dapat diukur melalui tingkat likuiditas, tingkat rentabilitas dan tingkat solvabilitas. Hal ini sebagai faktor-faktor mikro yang dapat berpengaruh terhadap risiko investasi saham. Menurut Halim 2005:42, preferensi investor terhadap risiko dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Investor yang menyukai risiko atau pencari risiko risk seeker merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembangan yang sama dengan risiko yang berbeda. Biasanya investor jenis ini bersifat agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi karena mereka tahu bahwa hubungan tingkat pengembalian dan risiko adalah positif. Universitas Sumatera Utara 2. Investor yang netral terhadap risiko risk neutral merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati prudent dalam mengambil keputusan investasi. 3. Investor yang tidak menyukai risiko atau menghindari risiko risk averter adalah investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih rendah. Biasanya investor jenis ini cenderung mempertimbangkan keputusan investasinya secara matang dan terencana.

2.1.3 Penilaian Saham