9 Kurikulum 2013 adalah bentuk penyempurnaan dari Kurikulum KTSP.
Kurikulum 2013 tersebut merupakan kurikulum pendidikan dengan penekanan pada integrasi pendidikan karakter ke dalam semua mata
pelajaran dengan tujuan membentuk peserta didik menjadi manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah; dan manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
4. Landasan Pengembangan Kurikulum
Secara umum, makna landasan dapat dikategorikan menjadi tiga hal. Pertama, sebuah fondasi yang dibangun di atas sebuah bangunan. Kedua,
pikiran abstrak yang dijadikan titik tolak bagi pelaksanaan suatu kegiatan. Ketiga, pandangan abstrak yang telah teruji, kurikulum dipergunakan sebagai
titik tolak dalam menyusun konsep, pelaksanaan konsep, dan evaluasi konsep. Terkait dengan makna landasan tersebut, maka ada empat landasan
yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, yaitu sebagai berikut.
a. Landasan FilosofisYuridis
Sistem nilai atau pandangan hidup adalah dasar kehidupan yang dianut oleh suatu masyarakat. Pancasila adalah pandangan dan falsafah
hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang tercantum dalam sila-sila Pancasila harus dapat menjawai setiap arah pengembangan kurikulum.
Landasan filosofis ini kemudian diterjemahkan lebih rinci dalam landasan yuridis, sebagaimana termuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang
menyatakan bahwa pendidikan itu adalah suatu kegiatan yang mempunyai tujuan; dalam kegiatan pendidikan itu terdapat suatu rencana
yang disusun; dan rencana tersebut dilaksanakan melalui cara yang telah ditetapkan.
10
b. Landasan Psikologis
Landasan psikologis dimaksudkan agar dalam penyusunan kurikulum patut diperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan karakteristik peserta didik.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa karakteristik peserta didik dalam realitasnya sangatlah beragam dan memiliki tingkat perkembangan yang
berbeda di setiap jenjang pendidikannya. Karena itu, kurikulum diharapkan dapat dirumuskan sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik sehingga
nilai manfaat bagi perkembangan dan kemajuan peserta didik patut diperhatikan dalam penyusunan kurikulum.
c. Landasan Sosiologis
Dengan menjadikan karakteristik masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam pengembangan kurikulum, maka pembelajar yang diajar
nantinya tidak akan teralienasi dari lingkungan sosialnya. Lembaga pendidikan sebenarnya dibentuk oleh masyarakat dan dihidupi masyarakat,
karenanya pendidikan harus memberi kemanfaatan kepada masyarakat. Dengan demikian, pendidikan tidak justru mengasingkan individu dari
lingkungannya. Kurikulum yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
d. Landasan Organisatoris
Dalam perumusan kurikulum, perlu disusun suatu desain yang tepat dan fungsional. Desain yang tepat akan mampu membawa perubahan
yang positif terhadap peserta didik. Selain itu, desain yang fungsional juga patut diperhatikan. Desain kurikulum yang tidak fungsional akan
berdampak pada tidak bermanfaatnya kurikulum. Semakin tepat dan fungsional suatu kurikulum, maka dalam pelaksanaannya akan memberi
efektivitas dari keberadaan kurikulum tersebut.
5. Membedakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
Dalam Standar Nasional pendidikan pasal 1 ayat 15 disebutkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2. Kedua ayat tersebut adalah sebagai berikut.