Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

a Penyusunan rencana planing Rencana penelitian merupakan tindakan yang tersusun dan mengarah pada tindakan, fleksibel, dan refleksi. Rencana tindakan yang tersusun dan mengarah pada tindakan ini dimaksudkan bahwa rencana yang dibuat harus melihat permasalahan ke depan sehingga semua tindakan sosial dalam batas tertentu tidak dapat diramalkan. Fleksibel berarti rencana harus diadaptasikan dengan faktor-faktor tak terduga yang muncul selama proses diadakan. Releksi diartikan bahwa rencana harus dibuat berdasarkan hasil pengamatan awal yang reflektif dan sesuai dengan kenyataan dan permasalahan yang muncul. b Tindakan acting pengamatan observasi Tindakan dan pengamatan dilakukan secara bersamaan kerena kegiatan tersebut saling berkaitan. Tindakan disini adakah tindakan tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. Dari pengertian tersebut, disimpulkan bahwa tindakan harus mempunyai inovasi baru meskipun hanya sedikit. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana, meskipun tidak harus mutlak dilaksanakan semua. Yang perlu diperhatikan bahwa tindakan harus mengarah pada perbaikan dari keadaan sebelumnya. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait berdasarkan prosesnya. Observasi merupakan landasan dari refleksi tindakan saat itu dan disajikan orintasi pada tindakan yang akan datang. Selain itu , observasi harus bersifat renponsif, terbuka pandangan dan pikiran. c Refleksi reflecting Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat pada observasi. Kegiatan refleksi merupakan kegiatan memaknai proses, persoalan dan kendala yang muncul selama proses tindakan. Gambar 1. Tahapan PTK Model Kemmis Taggart Suharsimi Arikunto, 2008 : 16 Penelitian ini mengambil bentuk kolaboratif dan partisipasi dimana anggota kelompok peneliti atau orang lain yang mampu secara kritis memberi masukan selama peneliti melakukan tindakan dan pada tahap analisis serta refleksi Pardjono dkk, 2007:10. Jadi, kolaboratif artinya peneliti berkolaborasi atau berkerjasama dengan guru mata pelajaran kewirausahaan,

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA (KASUS DI SMK AKP GALANG).

0 1 31

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUDIDAYA AYAM PETELUR DI SMK N 2 CILAKU.

0 3 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP PRESTASI SISWA KELAS X BUSANA BUTIK PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA DI SMK N 1 DEPOK.

21 269 234

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN DASAR DESAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK N 3 KLATEN.

0 4 256

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENGANTAR PARIWISATA KELAS X BUSANA BUTIK 1 DI SMK N 6 YOGYAKARTA.

1 30 154

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN MULTIMEDIA DI KELAS X MULTIMEDIA SMK NEGERI 6 PURWOREJO.

0 1 301

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X BUSANA SMK N 6 PURWOREJO.

0 1 241

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN KKPI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA KELAS X PAKET KEAHLIAN BUSANA BUTIK DI SMK NEGERI 6 PURWOREJO.

5 47 250

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN MULTIMEDIA DI KELAS X MULTIMEDIA SMK NEGERI 6 PURWOREJO.

0 0 301

MATA PELAJARAN: BUSANA BUTIK JENJANG PENDIDIKAN : SMK

0 1 7