FASE 3 Mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisen
FASE 4 Membimbing kelompok bekerja dan
belajar Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
FASE 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
FASE 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok
Sumber : Ibrahim et al., 2006
Berdasarkan tabel diatas langkah-langkah pembelajaran kooperatif dapat dikaji yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi dalam
pelajaran. Kemudian siswa dikelompokkan menjdi beberap kelompok. Guru memberikan penjelasan tentang materi secara detail kepada siswa. Setelah
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya maka guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari. Apabila ada
individu dan kelompok yang mendapatkan nilai yang tinggi maka guru memberikan penghargaan kepada siswa. Memotivasi kelompok dan individu
yang belum mendapatkan penghargaan agar tetap semangat dalam belajar.
f. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua kerja kelompok termasuk bentuk – bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Menurut Agus Suprijono 2008:88-101 jenis-jenis model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.
a. Student Teams-Achievement Division STAD
Tim Siswa-Kelompok Prestasi STAD atau merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam STAD siswa
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 – 5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen. Guru menyajikan
pelajaran, kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu, dan pada saat kuis ini mereka tidak boleh saling membantu. Skor siswa
dibandingkan dengan rata-rata yang lalu mereka sendiri, dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau
melampaui prestasinya yang lalu. Poin tiap anggota tim ini dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai
kriteria tertentu dapat diberi sertifikat atau penghargaan yang lain. Triyanto 2007:52
b. Teams-Games-Tournaments TGT
Pertandingan-Permainan-Tim TGT merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang berkaitan dengan STAD. Dalam TGT, siswa
memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin pada skor tim mereka. Permainan
disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan pelajaran yang dirancang untuk mengetes pengetahuan yang diperoleh siswa
dari penyampaian pelajaran di kelas dan kegiatan-kegiatan
kelompok. Permainan itu dimainkan pada meja-meja turnamen. Setiap meja turnamen dapat diisi oleh wakil-wakil kelompok yang
berbeda, namun memiliki kemampuan setara. Permainan itu berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-
kartu yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka dan berusaha untuk menjawab pertanyaan
yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen ini memungkinkan bagi siswa dari semua tingkat untuk menyumbangkan dengan
maksimal bagi skor-skor kelompoknya bila mereka berusaha dengan maksimal. Turnamen ini dapat berperan sebagai mengulang kembali
materi pelajaran. Isroji,2009:83-84 c.
Jigsaw
Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif dimana guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil. Jumlah kelompok tergantung pada
konsep yang terdapat pada topik yang akan dipelajari. Jika satu kelas ada 40 siswa, maka setiap kelompok beranggotakan 10 siswa.
Keempat kelompok itu disebut kelompok asal, setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap
kelompok. Berikutnya membentuk kelompok ahli, berikan kesempatan untuk berdiskusi. Setelah kembali pada kelompok asal
dan menjelaskan hasil diskusi kepada kelompok masing-masing. Agus Suprijono,2009:89