besar lebih dipengaruhi oleh kemampuan siswa sendiri, dan sebagian kecil dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
c. Penilaian Hasil Belajar Kewirausahaan
Untuk mengetahui hasil belajar, maka perlu adanya proses penilaian. Menilai hasil belajar biasa diartikan dengan menguji. Menyelenggaraan
penilaian hasil belajar bagi penguji merupakan upaya mengidentifikasi, apakah siswa telah mampu melakukan hal-hal seperti yang dideskripsikan rumusan
dan tujuan pengajaran dan berapa baik pesrta didik melakukanya sebagai hasil belajar, setelah siswa menjalani proses belajar selama proses waktu tertentu.
Siswa yang telah menjalani proses belajar selama kurun waktu tertentu akan menempuh penilaian hasil belajar sebagai peserta ujian dalam rangka untuk
membuktikan kemampuan peserta didik. Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain 2002:120 yang menjadi
petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah : 1.
Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus
telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa, penilaian hasil belajar merupakan suatu cara menetapkan kuantitas dan kualitas belajar, serta suatu
cara mengindentifikasi tingkat pencapaian tujuan pengajaran oleh siswa. Dan hasil belajar dikatakan berkualitas atau proses belajar dikatakan berhasil
apabila pelajaran tersebut menantang, menyenangkan, mendorong eksplorasi,
memberi pengalaman dan mengembangkan kecakapan berfikir yang ditandai dengan siswa mencapai prestasi yang tinggi dan perilaku siswa sesuai dengan
tujuan pengajaran
d. Teori-teori Penilaian
Penilaian merupakan penyempurnaan atau pengembangan diri dari suatu kemampuan yang telah dimiliki setelah mengikuti proses belajar
mengajar yang meliputi perubahan-perubahan kognitif, afektif dan psikomotor. Penjelasan masing-masing ranah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Klasifikasi Ranah kognitif menurut Bloom W.S Winkel, 2005: 274-
2796, yaitu : 1.
Pengetahuan, mencangkup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan.
2. Pemahaman, mencangkup kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari. 3.
Penerapan, mencangkup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus masalah yang baru.
4. Analisis, mecangkup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke
dalambagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.
5. Sintasis, mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan
atau pola baru.
6. Evaluasi, mencangkup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu
atau beberapa
hal, bersama
dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.
2 Klasifikasi ranah afektif menurut Kratwoh, Bloom, dkk W.S. Winkel, 2005: 276: 277 yaitu:
1. Penerimaan, mencakup kepaekaan akan adanya suatu perangsangan
dan ketersediaan untuk memperhatikan rangsangan itu. 2.
Partisipasi, mencangkup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3. Penentuan sikap, mencangkup kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
4. Organisasi, mencangkup untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman. 5.
Pemebentukan pola
hidup, mencangkup
kemampuan untuk
menghayati milai-nilai kehidupan, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam megatur kehidupan sendiri.
3 Ranah Psikomotorik menurut Simpon W.S. Winkel, 2005:278-279 yaitu: 1.
Persepsi, mencangkup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsng atau lebih, berdasarkan perbedaan
antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. 2.
Kesiapan, mencangkcup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaaan akan mulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
3. Gerakan terbimbing, mencangkup kemampuan untuk melakukan
suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan 4.
Gerakan terbiasa, mencangkup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak gerik dengan lancar.
5. Gerakan yang komplek, mencangkup gerakan untuk melakukan
ketrampilan yang terdiri dari beberapa komponen. 6.
Kreativitas, mencangkup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak gerik yang baru.
5. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian yang dilakukan Budiningsih 1998 yang
mengembangkan perangkat metode jigsaw pada mata pelajaran matematika di SMA menunjukkan, bahwa hasil belajar siswa
menunjukkan peningkatan pengetahuan untuk tes hasil belajar. Hasil penelitian ini juga menunujukkan bahwa guru dapat
menerapkan model jigsaw dengan baik dan meningkatkan ketrampilan kooperatif siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung. Penelitian ini menggunakan model jigsaw untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan. Hipotesis yang digunakan yaitu deskritif dengan menggunakan lebih dari
satu variabel. Jenis penelitian yaitu menggunakan Penelitian