No Nama
Siswa Judul
Tata Tulis
Isi Sumber
Kerapian dan
Ketepata n Waktu
Nilai Total
1 2
3
Skor :
Judul : 1-20
Tata Tulis : 1-20
Isi : 1-20
Sumber : 1-20
Kerapian dan Ketepatan Waktu
: 1-20
Format penilaian Nama
Siswa Skor per nomor soal dan nilai akhir
1 2
3 4
Nilai akhir jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100
Jetis, September 2016 Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Sejarah Mahasiswa PPL
Drs. Sudaryanto Endah Puspita Sari
NIP. 19620604 1 995121001 NIM. 13406241014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
Satuan Pendidikan : SMA N 1 Jetis Bantul
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
KelasSemester : XI1
Materi PokokTopik : Dominasi Pemerintahan Kolonial Belanda
Alokasi Waktu : 1 pertemuan 2 jam pelajaran 45 menit
A. Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Barat di
Indonesia.
4.2 Mengolah informasi tentnag prose masuk dan perkembangan penjajahan
bangsa Barat di Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk presentasi. B.
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.3 Menjelaskan sikap bangsa Indonesia dalam menerima kedatangan bangsa- bangsa Barat.
4.2.3 Mengolah informasi tentang sikap bangsa Indonesia dalam menerima kedatangan bangsa-bangsa Barat.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Isi dan makna Undang-Undang Agraria 1870. 2. Lahirnya kapitalisme dan imperalisme modern.
3. Dampak tanam paksa dan dampak usaha swasta. 4. Hikmah dari sejarah tanam paksa dan usaha swasta.
D. Materi Pembelajaran
Isi dan makna Undang-Undang Agraria 1870
- Isi Undang-Undang Agraria 1870
1. Gubernur Jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah milik pemerintah. Tanah itu dapat disewakan paling lama 75 tahun.
2. Tanah milik pemerintah antara lain hutan yang belum dibuka, tanah yang berada di luar wilayah milik desa dan penghuninya, dan tanah milik adat.
3. Tanah milik penduduk antara lain semua sawah, ladang, dan sejenisnya yang dimiliki langsung oleh penguasaha swasta selama 5 tahun.
- Makna Undang-Undang Agraria 1870
1. Melindungi hak milik petani atas tanahnya dari penguasaan pemodal asing.
2. Memberi peluang kepada modal asing untuk menyewa tanah dari penduduk Indonesia.
3. Membuka kesempatan kerja kepada penduduk Indonesia, terutama menjadi buruh perkebunan.