Metode Pembelajaran Langkah-Langkah Pembelajaran

 Siswa lain dipersilahkan untuk memberikan sanggahan, pertanyaan, atau pendapat. Untuk memastikan tingkat pemahaman siswa, guru menggunakan permainan uang koin.  Kelas dibagi menjadi dua kelompok besar.  Setiap kelompok menentukan gambar uang logam 500.  Gambar yang termuat dalam uang koin berupa garuda dan angka 500.  Setelah ditentukan salah satu anggota kelompok maju, guru melempar uang koin.  Apabila yang keluar gambar garuda, maka yang menjadi pihak gambar angka 500 dinyatakan kalah.  Bagi kelompok yang kalah akan diberikan pertanyaan dari kelompok yang dinyatakan menang.  Kelompok yang menang dan kalah ditentukan oleh gambar pada uang logam yang dilempar. Penutup  Guru bersama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman.  Dari hasil yang telah didiskusikan, guru membimbing siswa untuk mengambil hikmah dari pembelajaran.  Memberikan remidi dan tindak lanjut atau tugas yang harus dikerjakan di rumah.  Follow up atau tindak lanjut pesan untuk pertemuan yang akan datang  Diakhiri dengan doa dan salam. 5 M e n i t

H. Penilaian

1. Penilain Non Tes

2. Penilaian Tes

1. Bagaimana latar belakang tanam paksa? 2. Jelaskan ketentuan-ketentuan dari tanam paksa 3. Analisis pelaksanaan tanam paksa di Indonesia 4. Bagaimana usaha swasta dan akhir dari tanam paksa? No Kunci Skore 1. Latar Belakang Tanam Paksa Tanam paksa cultuur steel telah berjalan sejak Van den Bosch menjabat. Sejak tahun 1830, sistem ini sudah berjalan. Penyebab dilaksanakan kebijakan ini, karena kesulitan finansial yang dihadapi Belanda. Krisis keuangan disebabkan oleh perang Jawa dan perang Belgia sjeak 1830-1831 di negara Belanda. Kewajiban bagi setiap desa untuk menyisihkan tanah sebesar 20 persen dari luas tanah pertanian yang nantinya akan dibeli Belanda ialah tanaman tebu, kopi, serta nila. Belanda mengalami kekalahan dalam beberapa perang, hal ini yang membuat Van den Bosch diangkat menjadi Komaris Jenderal. Mendapatkan jabatan baru, membuat dia semakin besar kekuasaannya. Daerah Parahyangan yang pertama menjalankan sistem tanam paksa. Di daerah ini diwajibkan untuk menanam indigo. Pada bulan Agustus 1830, Gubernur Jenderal mengeluarkan keputusan tentang pelaksanaan penanaman tebu bagi seluruh karesidenan di Jawa. Ciri utama sistem tanam paksa yang dilaksanakan oleh Van den Bosch ialah keharusan rakyat Jawa untuk membayar pajak dalam bentuk pajak in natura, yaitu dalam bentuk hasil pertanian mereka. Pelaksanaan natura diharapkan dapat meningkatkan hasil tanaman ekspor bagi pemerintah dan penguasaha Belanda. 2. Ketentuan-ketentuan Tanam Paksa Kebijakan tanam paksa dimuat dalam Staatblad No. 22 tahun 1834, undang-undang ini baru keluar, setelah 4 tahun pelaksanaan sistem tanam paksa. Adapun ketentuan-ketetuan pokok sebagai berikut: 1. Pihak yang berwenang dalam sistem tanam paksa akan mengadakan perjanjian dengan warga untuk menyerahkan sebagian dari tanahnya untuk ditanami dengan tanaman yang laku dijual di pasaran Eropa. 2. Tanah yang diserahkan seluas seperlima dari jumlah tanah pertanian satu desa. 3. Perkerjaan tanaman tersebut tidak boleh melebihi pekerjaan untuk menanam padi. 4. Tanah yang digunakan bagi tanama perdagangan dibebaskan dari pajak. 5. Jika harga tanaman yang diberikan kepada pemerintah lebih besar dari pajak, akan diserahkan kelebihannya kepada penduduk. 6. Kegagalan tanaman perdagangan, bukan karena kesalahan penduduk menjadi tanggungan pemerintah. 7. Penduduk dalam perkerjaannya dipimpin oleh kepala mereka, sedangkan pegawai Eropa mengawasi bagian pengusaha pemungutan dan pemungut hasil. 8. Bagi penduduk yang tidak memilikii tanah harus berkeja di tanah-tanah pemerintah selama seperlima tahun atau 66 hari. 3. Praktik Tanam Paksa di Indonesia Ketentuan yang dikeluarkan dengan pelaksanaan di lapangan berbeda. Pada hakikatnya sistem tanam paksa dilakukan atas dasar paksaan di segala jenjang dari atas ke bawah. Pegawai Eropa maupun Indonesia akan diberikan bonus yang disebut cultuurprocenten hadiah tanam paksa. Semakin besar hasil yang diserahkan, semakin besar cultuurprocenten yang diterima. Sistem ini yang menyebabkan para pegawai