Secara praktis Secara Teoritis

8 belajar seraya bermain. Bermain menumbuhkan motivasi di dalam diri anak untuk mengetahui sesuatu lebih jauh dan secara spontan anak mengembangakan potensinya. Sejalan dengan pendapat di atas, Harun dkk 2009:82 menyatakan bahwa bermain merupakan aktivitas penting yang harus dilakukan anak usia dini. Melalui bermain anak akan terangsang emosinya, sosial, daya pikir, fantasi dan imajinasinya. Selain itu menurut harun dkk 2009:83 bermain merupakan wahana untuk menemukan dan mengenali lingkungan, membangun konsep, meningkatkan kecerdasan kognitif, meningkatkan kecerdasan sosial dan emosional, serta dapat bereksperimen dan bereksplorasi. Pendapat di atas didukung pula oleh Slamet Suyanto 2005: 26 dengan menjabarkan bahwa pembelajaran anak usia dini disusun dengan menerapkan esensi dari bermain. Membangkitkan rasa senang, merdeka, bebas memilih, dan merangsang keterlibatan anak secara aktif. Pembelajaran anak usia dini memiliki tujuan yang jelas, memiliki muatan edukatif sehingga anak dapat belajar. Berdasarkan penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran anak usia dini memang memiliki peranan yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan anak usia dini. Pembelajaran anak usia dini perlu di desain dengan kegiatan yang mengandung unsur bermain agar menarik minat dan menumbuhkan motivasi anak untuk belajar. Keterpaduan pembelajaran dalam satu kegiatan juga dapat mengembangkan potensi-potensi anak yang didukung oleh pengetahuan yang dapat diambil dari kejadian sehari-hari dilingkungan anak. Menurut beberapa pemaparan diatas dapat dipahami bahwa dikatakan pembelajaran apabila terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik, serta diikuti dengan sumber belajar yang memadai yang terdapat dalam ligkungan belajar sehinggga terjadi peubahan perilaku-perilaku tertentu. Untuk pendidikan anak usia dini tentu interaksi 9 pembelajaran harus dibuat menyenangkan dan disukai oleh anak-anak. Sehingga dalam pembelajaran terbangun suasana yang menyenangkan dan bermakna.

2. Prinsip Pembelajaran Anak usia dini

Pendidikan anak usia dini, dalam hal ini TK, harus mengacu pada prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain, karena dunia anak adalah dunia bermain. Ini berarti, seluruh kegiatan “belajar” yang diprogramkan untuk anak usia dini tidak boleh mengandung unsur pemaksaan. Program pendidikan anak usia dini harus menyenangkan bagi peserta didik. Penyimpangan terhadap prinsip ini akan berakibat buruk bagi anak seperti bosan, terforsir, dan kehilangan minat belajar Takdiroatun Musfiroh, 2005: 20. Menurut Pedoman Depdiknas 2006 penyelenggaraan pendidikan anak usia dini didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Berorientasi pada kebutuhan anak. 2. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain. 3. Merangsang munculnya kreativitas dan inovasi. 4. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar. 5. Mengembangkan kecakapan hidup anak. 6. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar. 7. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang dengan mengacu pada prinsip- prinsip perkembangan anak. 8. Rangsangan pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan. Setiap kegiatan anak sesungguhnya dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan kecerdasannya. Tugas gurukaderpamong adalah memfasilitasi agar semua aspek perkembangan anak dapat berkembang secara optimal Sejalan dengan pedoman dari Depdiknas di atas M. Solehuddin 200 dalam Masitoh dkk 6:2005 menjelaskan bahwa prinsip dasar pembelajaran bagi anak usia dini sebagai berikut : 1. Anak aktif melakukan sesuatu atau bermain dalam situasi yang menyenangkan. 2. Kegiatan pembelajaran dibangun berdasarkan pengalaman dan minat. 3. Mendorong terjadinya komunikasi serta belajar secara bersama dan individual. 4. Mendorong anak untuk mengambil resiko dan belajar dari kesalahan. 5. Memperhatikan variasi perkembangan anak. 6. Bersifat fleksibel.