Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

92 a. Analisis kepraktisan Analisis kepraktisan dilakukan dengan angket respon guru yang diberikan kepada 1 guru matematika dan angket respon siswa yang diberikan kepada 31 siswa setelah proses uji coba perangkat pembelajaran selesai. Berdasarkan hasil analisis penilaian respon guru terhadap RPP dan LKS serta penilaian respon siswa terhadap LKS maka dapat disimpulkan bahwa RPP dan LKS yang dikembangkan memiliki nilai praktis. b. Analisis kefektifan Analisis keefektifan dilakukan dengan pengamatan guru atau observer terhadap pembelajaran serta nilai ujian hasil belajar siswa. Berdasarkan lembar keterlaksaan pembelajaran dan nilai ujian hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikategorikan efektif. c. Perbaikan Kesalahan dan kekurangan yang terjadi selama proses penelitian dianalisis untuk digunakan sebagai patokan dalam memperbaiki perangkat pembelajaran. Perbaikan yang dilakukan ialah perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan penulisan yang ada pada beberapa bagian dalam LKS.

B. Pembahasan

Bersasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan pada hasil penelitian, diperoleh perangkat pembelajaran matematika berbasis masalah berdasarkan model pengembangan ADDIE dengan tahap analysis, design, development , implementation dan evaluation. Setelah melalui kelima tahap 93 tersebut, diperoleh produk akhir berupa perangkat pembelajaran matematika berbasis masalah. Perangkat pembelajaran berbasis masalah tersebut dapat dilihat lebih lanjut di lampiran. Berdasarkan hasil dari analisis karakteristik siswa, analisis kurikulum dan analisis kebutuhan maka dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan perangkat pembelajaran berupa RRP dan LKS yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sedangkan siswa, membutuhkan LKS yang dapat menjadikan kemampuan pemecahan masalahnya meningkat. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, didapatkan karakteristik perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada materi aritmetika sosial untuk siswa SMP kelas VII adalah sebagai berikut. a. Perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas VII serta sesuai dengan hasil analisis kebutuhan dan analisis kurikulum. b. Perangkat pembelajaran menggunakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pada tahap perancangan dilakukan penyusunan rancangan perangkat pembelajaran berbasis masalah berupa RPP dan LKS pada materi aritemtika sosial. Selanjutnya pada tahap pengembangan dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran berdasarkan rancangan pada tahap sebelumnya. Selanjutnya perangkat pembelajaran divalidasi oleh dua dosen ahli dengan instumen yang juga telah divalidasi. Berdasarkan hasil analisis penilaian RPP diperoleh rata-rata skor 94 tiap butir sebesar 3,80 dengan rata-rata skor maksimal 5 dengan klasifikasi baik. Sedangkan untuk rata-rata skor dari hasil analisis penilaian RPP pada tiap aspek sebesar 3,88 dengan rata-rata skor maksimal 5 dengan klasifikasi baik. Hasil rata- rata skor yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa RPP dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan oleh peneliti telah sesuai dengan lampiran permendikbud nomor 22 tahun 2016 mengenai standar proses. Berdasarkan hasil analisis penilaian LKS diperoleh rata-rata skor sebesar tiap butir 3,74 dengan rata-rata skor maksimal 5 dengan klasifikasi baik. Sedangkan untuk rata-rata skor dari hasil analisis penilaian LKS pada tiap aspek sebesar 3,75 dengan rata-rata skor maksimal 5 dengan klasifikasi baik. Hasil rata-rata skor yang diperoleh menunjukkan bahwa LKS dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan telah sesuai dengan beberapa syarat penyusunan LKS menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E Kaligis 1992: 41- 46 yaitu LKS yang memenuhi syarat didaktik, teknis dan konstruksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dapat dikategorikan valid sehingga layak untuk diujicobakan dengan melakukan perbaikan. Terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki didalam produk yakni didalam merumuskan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran. Perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.11.1 Siswa mendapatkan informasi yang terkait dengan artimetika sosial 3.11.2 Siswa memahami hubungan antara penjualan, pembelian, untung, dan rugi 3.11.3 Siswa dapat menentukan besarnya bunga dari persoalan simpan pinjam 3.11.4 Siswa dapat menentukan besarnya diskon dari suatu harga barang 3.11.5 Siswa dapat menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan dari suatu persoalan terkait pajak 3.11.6 Siswa dapat memahami hubungan antara, bruto, neto, dan tara 95 4.11.1 Siswa dapat memecahkan masalah terkait dengan artimetika sosial baik melalui tanya jawab, diskusi, atau, presentasi 4.11.2 Siswa dapat menentukan persentase keuntungan, atau kerugian 4.11.3 Siswa dapat menentukan persentase bunga dari persoalan simpan pinjam 4.11.4 Siswa dapat menentukan persentase diskon dari suatu barang 4.11.5 Siswa dapat menentukan persentase dari persoalan tentang pajak 4.11.6 Siswa dapat menentukan besarnya bruto, neto dan tara dari persoalan suatu produk Tujuan Pembelajaran Pertemuan Pertama Melalui lembar kegiatan siswa 1, diharapkan siswa dapat: 1. Memahami hubungan antara penjualan, pembelian, untung, dan rugi 2. Menentukan persentase keuntungan atau kerugian 3. Memecahkan masalah terkait dengan persoalan jual beli. Pertemuan Kedua Melalui lembar kegiatan siswa 2, diharapkan siswa dapat: 1. Menentukan besarnya bunga dari persoalan bunga pinjam 2. Menentukan persentase bunga dari persoalan bunga pinjam 3. Memecahkan masalah terkait dengan permasalahan simpan pinjam. Melalui lembar kegiatan siswa 3, diharapkan siswa: 1. Menentukan besarnya diskon dari suatu harga barang 2. Menentukan persentase diskon dari suatu harga barang Pertemuan Ketiga Melalui lembar kegiatan siswa 4, diharapkan siswa dapat: 1. Menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan dari suatu persoalan terkait pajak 2. Menentukan persentase dari persoalan tentang pajak 3. Memecahkan masalah terkait dengan permasalahan pembayaran pajak. Pertemuan Keempat Melalui lembar kegiatan siswa 5, diharapkan siswa dapat: 1. Memahami hubungan antara, bruto, neto, dan tara 2. Menentukan besarnya bruto, neto dan tara dari persoalan suatu produk Tahap selanjutnya setelah dilakukan perbaikan terhadap perangkat pembelajaran ialah perangkat pembelajaran diujicobakan di kelas VII B SMP Negeri 8 Yogyakarta. Selama perangkat diujicobakan juga dilakukan pengukuran kemampuan pemecahan masalah, penyebaran angket respon guru dan penyebaran angket respon siswa. Perangkat pembelajaran diujicobakan pada tanggal 21 Maret 2017 dan selesai pada tanggal 8 April 2017. Setelah perangkat pembelajaran diujicobakan, didapatkan penilaian sebagai berikut. 96 a. Keterlaksaan pembelajaran yang memperoleh nilai rata-rata keseluruhan yaitu 94,1 dengan klasisfikasi sangat baik. b. Hasil belajar siswa yang meningkat berdasarkan hasil dari pretest dan posttest dengan tingkat kelulusan 96,77 di atas KKM dengan rata-rata 93,77. c. Angket respon guru terhadap RPP dan LKS dengan klasifikasi penilaian sangat baik. d. Angket respon siswa terhadap LKS dengan klasifikasi penilaian baik. Berdasarkan hasil analisis penilaian respon guru terhadap RPP dan LKS serta penilaian respon siswa terhadap LKS maka dapat disimpulkan bahwa RPP dan LKS yang dikembangkan memiliki nilai praktis. Sedangkan berdasarkan lembar keterlaksaan pembelajaran dan nilai ujian hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikategorikan efektif. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada materi aritmetika sosial yang dikembangkan memiliki kualitas valid, praktis dan efektif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Niluh Sulistyani dan Heri Retnawati 2015 dalam jurna lnya yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang di SMP dengan Pendekatan Problem Based Learning .” Peneliti juga mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Analisis kemampuan pemecahan masalah siswa diukur dengan memperhatikan indikator kemampuan pemecahan masalah 97 siswa. Setelah dianalisis diperoleh pada setiap indikator kemampuan pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan berdasarkan hasil dari pretest dan posttest. Hal ini menunjukkan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sehingga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tina Sri Sumartini 2016 dalam jurnalnya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.”

C. Keterbatasan Penelitian