37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Di  dalam  bab  ini  disajikan  analisis  terhadap  data  yang  telah  diperoleh selama  pelaksanaan  penelitian.  Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  adalah
perusahaan  manufaktur yang terdaftar di BEI.  Perusahaan  yang  dijadikan  sampel berjumlah  30  perusahaan.  Berdasarkan  30  perusahaan  manufaktur  tersebut,
kemudian  dilakukan  pengujian-pengujian  meliputi  statistik  deskriptif,  uji  asumsi klasik dan uji hipotesis penelitian. Daftar perusahaan yang telah ditentukan dapat
dilihat pada lampiran.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Informasi  yang  dibutuhkan  dalam  penelitian  ini  adalah  data sekunder  yang  di  peroleh  dari  www.idx.co.id  berupa  data  keuangan
perusahaan  manufaktur  dari  tahun  2009-2011  yang  dijabarkan  dalam bentuk statistik. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini  adalah debt
to  equity  ratio,  ukuran  perusahaan  dan  momentum  sebagai  variabel independen  sertareturn  saham  sebagai  variabel  dependennya.  Statistik
deskriptif  dari  variabel  tersebut  dari  sampel  perusahaan  manufaktur  go public  yang  terdaftar  di  BEI  selama  2009  hingga  2011  disajikan  dalam
tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 4.1 Analisis Dekriptif
Sumber: SPSS 17, data diolah 2015 Berikut ini adalah perincian deskriptif dari data yang telah diolah:
1.  Variabel  return  saham  memiliki  nilai  minimum  -3.37,  nilai maksimum  3.55,  rata-rata  -0.4864  dan  standard  deviasi  1.40988
dengan jumlah sampel 90. 2.  Variabel  debt  to  equity  ratio  memiliki  nilai  minimum  -2.30,  nilai
maksimum 2.20 dan rata-rata -0.5043 dan standard deviasi 0.96366 dengan jumlah sampel 90.
3.  Variabel  ukuran  perusahaan    memiliki  nilai  minimum  -0.37,  nilai maksimum2.48 dan rata-rata 0.63970dan standard  deviasi 0.63970
dengan jumlah sampel 90. 4.  Variabel  momentum  perusahaan  mempunya  nilai  minimum  3.00,
nilai  maksimum  12.06,  nilai  rata-rata  7.7870,  dan  standar  deviasi 1.83959 dengan jumlah sampel 90.
Descriptive Statistics
N Minimum  Maximum  Mean
Std. Deviation
ReturnSaham 90
-3.37 3.55
-.4864 1.40988
Deb to Equity Ratio
90 -2.30
2.20 -.5043
.96366 Ukuran
Perusahaan 90
-.37 2.48
1.6709 .63970
Momentum 90
3.00 12.06
7.7870 1.83959
Valid N listwise
90
Universitas Sumatera Utara
39
4.2.2 Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Data
1. Uji Grafik
Pengujian  dengan  grafik  histogram  dengan  kriteria  pola distribusi  yang  tidak  menceng  ke  kiri  dan  kekanan  maka  dapat
dinyatakan  bahwa  distribusi  data  berasal  dari  populasi  yang terdistribusi  normal. Pengujian normalitas menggunakan  P-P  Plot,
dengan kriteria, apabila  titik-titik  pada  P-P  Plot berada pada garis lurus,  maka  dapat  dinyatakan  bahwa  distribusi  data  berasal  dari
populasi yang terdistribusi normal.
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Universitas Sumatera Utara
40 Dari gambar grafik tersebut terlihat bahwa grafik Histogram
menandakan adanya kenormalan data.
Gambar 4.2 Grafik P-Plot
Berdasarkan    hasil  histogram  dan  diagram  P-P  Plot  diatas dapat  diketahui  bahwa  grafik  histogram  memberikan  pola
distribusi  yang  normal  dan  titik-titik  menyebar  di  sekitar  garis lurus,  seperti  tampak  pada  gambar  p-plot  di  atas,  hal  ini  berarti
bahwa  data  penelitian  ini  telah  diambil  dari  populasi  yang terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
41
2 . Uji Statistik
Untuk  mendeteksi  normalitas  data,  dapat  pula  dilakukan melalui analisis  statistik  Kolmogorov-Smirnov Test  K-S.  Uji  K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 = Data residual terdistribusi normal.
H1 = Data residual tidak terdistribusi normal. Dasar  pengambilan  keputusan  dalam  uji  K-S  adalah  sebagai
berikut: a  Apabila  probabilitas  nilai  Z  uji  K-S  signifikan  secara
statistik ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal. b  Apabila probabilitas nilai Z uji  K-S tidak  signifikan  secara
statik  maka  H0  diterima,  yang  berarti  data  terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
42
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data
Dari  hasil pengolahan  data  tersebut,
besar nilai
Kolmogorov-Smirnov  adalah  0.885  dan  signifikansi  pada  0.414 maka  disimpulkan  data  terdistribusi  secara  normal  karena
p=0,4140,05  yang  menunjukkan  Ho  diterima.  Hal  ini  sejalan dengan  hasil  yang  didapatkan  dari  uji  grafik  normal  diagram  dan
plot data.
4.2.2.2 Uji Multikolineritas
Pengujian  multikolinearitas  dilakukan  untuk  membuktikan apakah variabel  bebas  pada  penelitian ini  dapat  diasumsikan tidak
saling  berintervensi  ketika  dibuat  pemodelan  dengan  variabel terikat.  Kriteria  dinyatakan  bahwa  variabel  bebas  tidak  saling
intervensi satu sama lain ketika :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.12562185
Most Extreme Differences
Absolute .093
Positive .093
Negative -.048
Kolmogorov-Smirnov Z .885
Asymp. Sig. 2-tailed .414
a.  Test distribution is Normal. b.  Calculated from data.
Sumber: SPSS 17, data diolah 2015
Universitas Sumatera Utara
43 1.  Jika  nilai  tolerance  10  persen  dan  nilai  VIF    10,  maka
dapat  disimpulkan  bahwa  tidak  ada  multikolinearitas  antar variabel independen dalam model regresi.
2.  Jika  nilai  tolerance    10  persen  dan  nilai  VIF    10,  maka dapat  disimpulkan  bahwa  ada  multikolinearitas  antar
variabel independen dalam model regresi. Pengujian multikoleniaritas dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Model Collinearity
Statistics Tolerance  VIF
1  Constant Debt to
Equity Ratio .980
1.020 Ukuran
Perusahaan .994
1.006 Momentum
.982 1.018
a.  Dependent variable: Return Saham Sumber: SPSS 17, data diolah 2015
Pada  tabel  rangkuman  hasil  uji  multikolinearitas  di  atas, diperoleh  harga  VIF  tidak  ada  yang  melebihi  dari  nilai  10  dan
Tolerance    0,  10,  dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa model  regresi  tersebut  tidak  terdapat  masalah  multikolinieritas
antar variabel independen dalam model regresi.
Universitas Sumatera Utara
44
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residu  pada  model  regresi  bersifat  heterogen  atau  homogen.
Apabila bersifat heterogen, akan menyebabkan model regresi tidak mampu  meramalkan  dengan  akurat,  karena  memiliki  residu  yang
tidak  teratur.  Pada  penelitian  ini  untuk  mengatahui  ada  atau tidaknya  problem  heteroskedastisitas  digunakan  scatter  plot.
Kriterianya adalah apabila titik-titik pada scatter plot atau diagram pencar  tidak  membentuk  pola  tertentu,  maka  dapat  dinyatakan
bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Uji HeterokedasitasData
Universitas Sumatera Utara
45 Berdasarkan  grafik  scatter  plot  tersebut  dapat  disimpulkan
bahwa  model  regresi  tidak  terkendala  heteroskedastisitas,  karena diagram pencar tidak membentuk pola tertentu.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Masalah  autokorelasi  biasanya  terjadi  ketika  penelitian memiliki data yang terkait dengan unsur waktu times series. Data
pada penelitian ini memiliki unsur waktu karena didapatkan antara tahun 2009-2011, sehingga perlu mengetahui apakah model regresi
akan terganggu oleh autokorelasi atau tidak. Untuk  mendeteksi  masalah  autokorelasi  dapat  dilakukan
dengan  menggunakan  uji  Durbin  Watson.  Mengacu  kepada pendapat  Sunyoto 2009:91, Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi adalah sebagai berikut: a.  Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b.  Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi c.  Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokerelasi
T
Model Summary
b
Model  R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .602
a
.363 .340
1.14509 1.217
a. Predictors: Constant, X3= Momentum, X2= Ukuran Perusahaan, X1= Debt to Equity Ratio
a.  Dependent Variable: Y= ReturnSaham Sumber: SPSS 17, data diolah 2015
Universitas Sumatera Utara
46 abel  4.4  memperlihatkan  nilai  statistik  D-W  sebesar  1,847  Angka
ini  terletak  di  antara  -2  sampai  +2,  dari  pengamatan  ini  dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
4.3 Pengujian Analisis Regresi
4.3.1 Metode Regresi Linear Berganda
Penelitian  ini  menggunakan  regresi  linear,  dilakukan  dengan menggunakan  metode  enter,  dimana  semua  variabel  dimasukkan  untuk
mencari  hubungan  antara  variabel  independen  dan  variabel  dependen melalui  meregresikan.  Dari  pengujian  asumsi  klasik  dapat  disimpulkan
bahwa  model  regresi  dapat  digunakan  dalam  pengolahan  data.  Untuk menguji hipotesis digunakan uji regresi berganda. Berdasarkan pengolahan
data dengan menggunakan SPSS 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Regresi Data
Sumber: SPSS 17, data diolah 2015 Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error  Beta
1 Constant
-1.869 .644
-2.901 .005
Debt to Equity Ratio
.044 .127
.030 .346
.730 Ukuran
Perusahaan -.806
.190 -.366  -4.237
.000 Momentum
.353 .067
.461  5.309 .000
Universitas Sumatera Utara
47 Berdasarkan tabel tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
RS = -1.869+ 0.044DER - 0.806UP + 0.353MP Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.  Konstanta  sebesar  -1.869  menunjukkan  bahwa  apabila  tidak  ada variableindependen  X1,  X2  dan  X3  =  0  maka  return  saham
perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI  tahun  penelitian  2009- 2011 bernilai negatif sebesar -1.869 satuan.
2.  Koefisien  regresi  debt  to  equity  ratio  sebesar  0.044  mempunyaiarti setiapkenaikan  rasio  ukuran  perusahaan  sebesar  1  satuan  akan
berpengaruh positifterhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahunpenelitian 2009-2011 sebesar 0.044 satuan.
3.  Koefisien  regresi  ukuran  perusahaansebesar  -0.806  mempunyai  arti setiap  kenaikan  rasio  ukuran  perusahaan  sebesar  1  satuan  akan
berpengaruh  negatif  terhadap  return  saham  perusahaan  manufaktur yang terdaftar di BEI tahun penelitian 2009-2011 sebesar -0.806 satuan.
4.  Koefisien  regresi  momentum  sebesar  0.353  mempunya  arti  setiap kenaikan  rasiomomentum  sebesar  1  satuan  akan  berpengaruh  positif
terhadap  return  saham  perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI tahun penelitian 2009-2011 sebesar 0.353 satuan
.
Universitas Sumatera Utara
48
4.4 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi dan koefisien Determinasi
Nilai  koefisien  korelasi  R  menunjukkan  seberapa  besar  korelasi  atau hubungan  antara  variabel-variabel  independen  dengan  variabel  dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada diatas 0.5 dan  mendekati 1. Koefisien  determinasi
menun  jukkan  seberapa  besar  variable  independen menjelaskan  variable  independennya.  Nilai
adalah  nol  sampai  dengan  satu. Apabila  nilai
semakin  mendekati  satu,  maka  variable-variabel  independen memberikan  semua  informasi  yang  dibutuhkan  untuk  memprediksi  variasi
variabel  dependen.  Sebaliknya  jika  nilai semakin  kecil,  maka  kemampuan
variabel-variabel  independen  dalam  menjelaskan  variabel  dependen  semakin terbatas.
Nilai memiliki  kelemahan  yaitu  nilai
akan  meningkat  setiap  ada penambahan  satu varibel independen meskipun varibel independen tersebut tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.6 Uji Korelasi Dan Determinasi
Model Summary
b
Model  R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 .602
a
.363 .340
1.14509 1.217
a. Predictors: Constant, Momentum, Size, DER b. Dependent Variable: ReturnSaham
Sumber: SPSS 17, data diolah 2015
Universitas Sumatera Utara
49 Dari  hasil  pengolahan  regresi  berganda  pada  tabel  4.6,  dapat  diketahui
bahwa  nilai  R  adalah  0.602  atau  60.2  yang  berarti  bahwa  korelasi  atau hubungan  antara  variabel  return  saham  dengan  menggunakan  variabel  debt  to
equity  ratio, ukuran  perusahaan  dan  momentumadalah  kuat.  Definisi  korelasi  ini
kuat didasarkan pada nilai R yang berada di atas atau lebih besar dari 0.6
Koefisien  determinasi �  menunjukkan  seberapa  besar  variabel
independen  menjelaskan  variabel  dependennya.Nilai  R  Square berada
diantara  0  dan  1.  Nilai yang  kecil  berarti  kemampuan  variabel  independen
dalam  menerangkan  variasi  variabel  independen  sangat  terbatas,  sedangkan apabila
nilai  semakin  mendekati  satu,  maka  variabel  -  variabel  independen dapat  memberikan  semua  informasi  yang  dibutuhkan  untuk  memprediksi  variasi
variabel  dependen.  Dari  hasil  pengolahan  regresi  berganda  pada  tabel  4.6  dapat diketahui bahwa nilai R Square adalah 0.363 atau 36.3 yang berarti kemampuan
variabel  independen  dalam  menerangkan  variasi  variabel  dependen  dan  sisanya 63.7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Tabel diatas juga memperlihatkan bahwa
angka  adjusted  R  Square  atau  koefisien  determinasi  bernilai  0.340.  Angka  ini mengindikasikan bahwa  34.0variasi return saham dapat dijelaskan oleh  debt to
equity  ratio,  ukuran  perusahaan  dan  momentum,  sedangkan  sisanya  66.0 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Standard  error  of  estimateSEE  menunjukkan  angka  sebesar  1.14509,  semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel
dependen.
Universitas Sumatera Utara
50
4.5 Pengujian Hipotesis