10
2.1.2. Return Saham
Return  kembalian  adalah  tingkat  keuntungan  yang  dinikmati  oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Investor tentunya tidak akan
melakukan investasi jika tanpa adanya harapan akan return yang diperoleh di masa  yang  akan  datang.  Return  merupakan  hasil  yang  diperoleh  dari
investasi.Dalam  melakukan  investasi  terdapat  beberapa  metode  pengurkuran return,  salah  satunya  adalah  return  total.  Return  total  merupakan  return
keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Jogiyanto 2003  menjelaskan return total dinyatakan sebagai berikut ini :
Returnsaham=
� �   ℎ �
�– � �   ℎ �
� � −
� �   ℎ �
� �
Keterangan : Pt
=Harga saham pada periode sekarang. Pt-1
=Harga saham pada periode sebelumnya. Menurut Jogiyanto 1998: 109,
“return saham dibedakan menjadi dua yaitu  return  realisasi  realized  return  dan  return  ekspektasi  expected
return ”.
  Return  realisasi  merupakan  return  yang  sudah  terjadi  yang  dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja
perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang.   Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan
masih  bersifat  tidak  pasti.  Dalam  melakukan  investasi  investor  dihadapkan
Universitas Sumatera Utara
11 pada  ketidakpastian  uncertainty  antara  return  yang  akan  diperoleh  dengan
risiko  yang  akan  dihadapinya.  Semakin  besar  return  yang  diharapkan  akan diperoleh  dari  investasi,  semakin  besar  pula  risikonya,  sehingga  dikatakan
bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Tujuan  memperoleh  return  dapat  dinyatakan  dalam  keuntungan
dengan presentasi relative dan absolute tetapi tujuan tersebut memiliki tujuan bersifat umum, yaitu :
1. Capital Preservation Capital Preservation  Pemeliharaan Modal dilakukan investor untuk
menjaga  investasinya  agar  return  yang  didapat  tidak  lebih  kecil  dari  inflasi yang  terjadi.  Umumnya,  strategi  ini  dilakukan  oleh  strongly  risk-averse
investors atau investor penghindar risiko secara penuh. Mereka mendapatkan return untuk tujuan jangka pendek.
2. Capital Appreciation Capital  Appreciation  atau  peningkatan  modal  adalah  tujuan  investor
untuk  memperoleh  pertumbuhan  modal  dari  waktu  ke  waktu.  Pertumbuhan modal diperoleh dari capital gain. Strategi ini dilakukan oleh investor agresif
yang bersedia menerima risiko untuk memenuhi tujuan mereka. 3. Current Income
Investor  memperoleh  return  dari  portofolio  yang  akan  digunakannya untuk memenuhi  biaya hidup  mereka. Investor  yang  menerapkan  strategi ini
berkonsentrasi  untuk  meningkatkan  pendapatan  mereka  dari  pada  capital gain.
Universitas Sumatera Utara
12 4. Total Return
Tujuan strategi total return hampir sama dengan capital appreciation, yaitu
meningkatkan nilai
portofolio dengan
capital gain
dan menginvestasikannya  kembali.  Risiko  strategi  ini  terletak  diantara  risiko
strategi current income dan capital appreciation. Ang 1997menyatakan bahwa
“tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati  dari  suatu  investasi  tentunya  investor  tidak  mau  berinvestasi  jika
pada  akhirnya  tidak  ada  hasil ”.  Lebih  lanjut  setiap  investasi  baik  jangka
panjang  maupun  jangka  pendek  mempunyai  tujuan  untuk  mendapatkan keuntungan.
2.1.3.Debt to Equity Ratio
DER  Debt  Equity  Ratio  merupakan  rasio  yang  mengukur  besarnya hutang  yang  ditanggung  melalui  modal  sendiri  yang  dimiliki  perusahaan.
DER  Debt  Equity  Ratio  adalah  instrumen  untuk  mengetahui  kemampuan ekuitas  atau  aktiva  bersih  suatu  perusahaan  untuk  melunasi  seluruh
kewajibannya. Darsono  2005  :  54  berpendapat  bahwa  “dari  perspektif
kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin  baik  kemampuan  perusahaan  dalam  membayar  kewajiban  jangka
panjang ”.  Hal  sebaliknya  akan  terjadi  rasio  DER  Debt  Equity  Ratio  yang
tinggi  menunjukan  semakin  tinggi  resiko  perusahaan  dalam  membayar kewajiban  jangka  panjang.  Hal  tersebut  berpengaruh  buruk  terhadap  nilai
Universitas Sumatera Utara
13 perusahaan  sehingga  ini  akan  menurunkan  return  saham.  Perhitungan  DER
Debt Equity Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut : =
�� �
2.1.4.Ukuran Perusahaan firm size
Ukuran Perusahaan  adalah  ukuran sebuah perusahaan  diukur dengan menggunakan  logaritma  natural  dari  total  aset  perusahaan  yang  menjadi
sampel  didalam  penelitian  ini.  Bentuk  logaritma  digunakan  karena  pada umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan
nilai  dengan  variabel  lainnya  nilai  aset  sampel  diubah  kedalam  bentuk logaritma terlebih dahulu.
Menurut  Riyanto  1995:313 “besar  kecilnya  perusahaan  dilihat  dari
nilai  equity,  nilai  penjual an  atau  nilai  total  aktiva”.  Selain  itu,  ukuran
perusahaan  yang didasarkan  pada  total assets  yang  dimiliki  oleh  perusahaan diatur  dengan  ketentuan  Badan  Pengawasan  Pasar  Modal  dan  Lembaga
Keuangan  BAPEPAM-LK,  1997 yang  menyatakan  bahwa“perusahaan
menengah  atau  kecil  adalah  perusahaan  yang  memiliki  jumlah  kekayaan total assets tidak lebih dari
100 milyar rupiah”. Ukuran  perusahaan  dapat  dilihat  dari  total  aktiva  yang  dimiliki
perusahaan, karena total aktiva perusahaan bernilai milyaran rupiah, maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentransformasikannya ke dalam logaritma
natural.Ukuran perusahaan juga dapat di hitung dengan :
Universitas Sumatera Utara
14
��
= log .total asset
2.1.5.Momentum
Momentum adalah harga saham yang meningkat akan tetap meningkat dan saham yang harganya menurun akan tetap menurun.
Dalam  investopedia,  momentum  diartikan  sebagai  tingkat  laju  harga atau  volume  sekuritas  yang  merupakan  kelanjutan  dari  tren.  Investor  akan
membeli  saham  ketika  harga  terus  naik,  dan  menjual  sahamnya  ketika pergerakan  naiknya  telah  melemah  dan  berbalik  arah.  Indikator  yang
digunakan  adalah  nilai  penutupan  periodesaat  ini  terhadap  nilai  penutupan periode  sebelumnya.  Jika  indikator  tersebut  bernilai  positif,  berarti  telah
terjadi  kenaikan  tren  naik.  Investor  yang  mengacu  pada  momentum menggunakan pergerakan bursa untuk membeli  dan  menjual saham  di bursa.
Jika  saham  diperkirakan  akan  mengalami  kenaikan  bullish,  investor  akan membeli  saham  dan  menjualnya  ketika  bursa  akan  mengalami  penurunan
bearish.  Perkiraan saham akan mengalami kenaikan atau penurunan dilihat berdasarkan  pada  kinerja  saham  tersebut  di  masa  lalu.  Perilaku  ini  disebut
juga dengan market timing investment strategy. Penelitian Jagadesh dan Titman 1993 menunjukkan bahwa
“terdapat asosiasi  antara  momentum  terhadap  kinerja  saham  dimasa  lalu
”.  Saham- saham  yang  berkinerja  baik  winner  atau  buruk  loser  selama  tiga  bulan
hingga  satu  tahun  cenderung  tidak  mengalami  perubahan  yang  signifikan untuk  periode  selanjutnya.Hasil  penelitian  mereka  menunjukkan  bahwa
Universitas Sumatera Utara
15 dengan  menggunakan  strategi  membeli  saham-saham  yang  menunjukkan
kinerja  yang  baik  winner  pada  3,  6,  9,  dan  12  bulan  sebelumnya  dan menjual  saham-saham  yang  memberi  kinerja  yang  buruk  loser  mampu
menghasilkan  return positif pada masa 12 bulan setelahnya. Dengan kata lain terjadi persistensi yang positif pada harga saham di masa lalu hingga 12 bulan
kemudian.Investor akan cenderung merespon positif pada saham-saham yang telah  terbukti  menunjukkan  kinerja  yang  baik  di  masa  lalu  yang  ditandai
dengan  adanya  aktivitas  beli  pada  saham  yang  menunjukkan  return  positif tersebut,  dengan  harapan  return  positif  tersebut  akan  terus  berlanjut.
Sebaliknya,  investor  akan  cenderung  memberikan  respon  yang  negatif terhadap saham yang memiliki return yang negatif di masa lalu.
Sehinga  dengan  demikian,  momentum  menurut  Darusman  2012:31 dapat juga dinyatakan sebagai berikut ini:
“Momentum = CP – CN Keterangan :
CP = Close price pada periode saat ini. CN = Close price pada periode sebelumnya yang di tentukan
”
2.2. Teori 2.2.1. Teori Keagenan Agency Theory