Pembayaran Deviden Kebijakan Deviden

prospek ke depan yang cerah, akan memiliki harga saham yang semakin tinggi. Dari kedua definisi diatas, dapat kita lihat bahwa kebijakan deviden dipengaruhi dua kepentingan yang saling bertolak belakang, yaitu kepentingan pemegang saham dengan devidennya, dan kepentingan perusahaan untuk melakukan reinvestasi dengan menahan laba, dari sisi pemegang saham deviden merupakan salah satu motivator untuk menanamkan dana di pasar modal. Pemegang saham lebih memilih deviden yang berupa kas dibandingkan dengan capital gain, perilaku ini diakui oleh Gordon-Lintner sebagai “the bird in the hand theory” bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Selain itu pemegang saham juga dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dengan menilai besarnya deviden yang dibagikan, sedangkan dari sisi perusahaan, kebijakan deviden sangat penting karena jika perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai deviden maka akan mengurangi laba yang ditahan perusahaan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern internal financing, sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.

2.1.3.1 Pembayaran Deviden

Besar kecilnya dividen yang akan dibagikandibayarkan tergantung kepada laba yang diperoleh perusahaan dan kebijakan dividen yang digunakan perusahaan tersebut. Menurut Weston dan Copeland 1992 : 105 ada tiga macam pola pembayaran dividen, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Jumlah dividen stabil persaham stable amount per share Kebijakan dividen yang stabil yaitu jumlah dividen perlembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif sama selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan perlembar saham pertahunnya berfluktuasi. Kebanyakan perusahaan menerapkan kebijakan dividen ini. 2. Rasio pembayaran konstan constant pay out ratio Rasio pembayaran konstan yaitu pembayaran dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba. Dalam rasio pembayaran konstan jumlah dividen perlembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan neto yang diperoleh setiap tahunnya. Oleh sebab itu hanya beberapa perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba. Kebijakan dividen ini tidak akan memaksimumkan nilai saham dari perusahaan, karena pasar tidak dapat mengandalkan kebijakan dividen ini untuk memberi informasi mengenai prospek perusahaan pada saat mendatang dan karena kebijakan ini mempengaruhi kebijakan investasi. 3. Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra low regular dividen plus ekstra.” Kebijakan dividen yang ketiga adalah dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra merupakan penggabungan antara kedua jenis kebijakan dividen tersebut diatas. Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen perlembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan deviden ekstra diatas jumlah tersebut. Bagi pemodal ada kepastian akan menerima jumlah dividen yang minimal setiap tahunnya meskipun keadaan keuangan perusahaan agak memburuk. Tetapi dilain pihak kalau keadaan keuangan perusahaan baik maka pemodal akan menerima dividen minimal tersebut ditambah dengan dividen tambahan yang biasa disebut dividen ekstra. Kalau keadaan keuangan perusahaan memburuk lagi maka yang dibayarkan hanya dividen yang minimal saja. Kebijakan dividen ini memberikan fleksibilitas pada perusahaan, tetapi menyebabkan penanaman modal sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya pendapatan dividen mereka. Namun jika laba perusahaan sangat berubah-ubah, kebijakan ini akan merupakan pilihan terbaik. Universitas Sumatera Utara

2.1.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Pembayaran Deviden

Dokumen yang terkait

Pengaruh Insiders Ownership, Institutional Ownership Dan Shareholders Dispersion Terhadap Struktur Modal

0 41 83

Pengaruh Insider Ownership, Dispersion Of Ownership, Free Cash Flow, Collaterizable Assets Dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Pada Perusahaan–Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008

2 45 115

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, OUTSIDER OWNERSHIP, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DAN EARNINGS VOLATILITY TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 79

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 2 66

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, INSIDER OWNERSHIP DAN OUTSIDER OWNERSHIP TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 101

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 9

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 1 2

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 8

Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 17

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, INSIDER OWNERSHIP DAN OUTSIDER OWNERSHIP TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 22