b. Tahap Kedua pengumpulan data melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan dan harga saham
pada sampel perusahaan yang dipublikasikan oleh BEI selama tahun 2007-2010 melalui penelusuran dengan format elektronik yang
diperoleh dari situs resmi Indonesia Stock Exchange IDX dan Indonesia
Capital Market Directory ICMD. 3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.5.1Variabel Independen variabel bebas
Variabel independen menurut Hermawan 2003: 32 adalah “variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif dan negatif “.
Variabel independen dalam penelitian ini meliputi :
a. Insider Ownership X1
Insider Ownership adalah pemilik yang sekaligus menjadi pengelola perusahaan yang terdiri dari direktur dan komisaris. Insider ownership
semakin besar maka merupakan sinyal yang baik bagi pemegang saham karena mempunyai kinerja investasi yang lebih baik.
Insider ownership dapat dilihat dari persentase saham yang dimiliki oleh direksi dan komisaris yang dibandingkan dengan total saham
perusahaan. Insider Ownership dihitung dengan rumus Taswan, 2003 :
Jumlah Saham yang dimiliki komisaris dan Direktur INSIDER
= Total Saham
Universitas Sumatera Utara
b. Dispersion Ownership X2
Dispersion Ownership dihitung dengan rumus variance, karena besarnya nilai variance menunjukkan bahwa data kepemilikan saham
semakin terkonsentrasi pada satu atau beberapa pemegang saham. Variance merupakan suatu ukuran dari sebaran disekitar rata-rata hitung.
Dispersion of ownership dihitung derngan formula: Rumus Dipersion of Ownership Taswan, 2003:
Variance =
1
1 2
1
− −
∑
=
n
n i
χ χ
Keterangan : X1: persentase kepemilikan saham satu kelompok.
X : rata-rata kepemilikan saham n : jumlah data
c. Collaterizable Assets X3
Collaterizable Aseets COLLAS adalah besarnya aktiva yang dijaminkan oleh kreditur untuk menjamin pinjamannya. Semakin besar
aktiva yang dijaminkan, maka akan banyak dana yang digunakan untuk menjamin kelangsungan pemakaian collaterizable assets. Collaterizable
assets merupakan perbandingan antara rasio total aktiva tetap bersih dengan total aktiva.
Collaterizable assets dihitung dengan rumus Taswan, 2003 :
Total Aktiva tetap – Akumulasi Penyusutan
Collaterizable assets =
Total Aktiva
Universitas Sumatera Utara
d. Tingkat Pertumbuhan X4
Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat dari profitabilitas perusahaan yang meningkat setiap tahunnya. Semakin baik profitabilitas
suatu perusahaan maka tingkat pertumbuhan perusahaan dapat dikatakan semakin meningkat.
Tingkat pertumbuhan perusahaan dihitung dengan rumus Taswan, 2003:
g = r x ROE
Keterangan : g : tingkat pertumbuhan perusahaan
r : rasio penahanan laba profitretention rate ROE : tingkat pengembalian ekuitas.
3.5.2 Variabel Dependen Terikat
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kebijakan deviden, yaitu Keputusan manager tentang berapa besar prosentase laba saat ini yang akan
di gunakan untuk membayar deviden. Kebijakan Deviden diukur dengan perbandingan antara deviden yang
dibayarkan dengan laba bersih yang didapat dan biasanya disajikan dalam bentuk prosentase dividend payout ratio.
DPR ini dapat dihitung dengan rumus Taswan, 2003 : Deviden Per Lembar Saham
DPR = Laba Bersih Perlembar Saham
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Defenisi Operasional
Pengukuran Rasio
1. Independen
Insider Ownership
INSIDER pemilik sekaligus
pengelola perusahaan dapat dilihat dari
persentase saham yang dimiliki direksi
komisaris yang dibandingkan dengan
total saham perusahaan
Jmlh saham yang dimilikiKomisarisDirektur
INSIDER
:
Total Saham
Rasio
Dispersion Of
Ownership
DIPERSION
Jumlah pemegang saham yang mewakili satu
kelompok. Rasio ini menggunakan rumus
variance. Sehingga dapat menunjukkan konsentrasi
kepemilikan saham
1
1 2
1
− −
=
∑
=
n Variance
n i
χ χ
Rasio
Collaterizab le assets
COLLLAS
Rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya aktiva yang dijaminkan oleh kreditur
untuk menjamin pinjamannya.
Tot. Tetap - Akum.Penysutan
Collas
= Total Aktiva
Rasio
Tingkat
Pertumbuhan
Mengukur tingkat pertumbuhan perusahaan
dilihat dari profitabilitas perusahaan
g = r x ROE Rasio
2. Dependen
Kebijakan Deviden
Kebijakan Deviden yaitu keputusan manajer dalam
mengukur persentase laba yang akan
digunakan untuk membayar deviven
Deviden Per Lembar Saham DPR =
Laba Bersih Per Lembar Saham
Rasio
Sumber : Data diolah penulis, 2011 3.6
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan bantuan software SPSS 18.0. Sebelum dianalisis,
Universitas Sumatera Utara
peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis karena data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
sering bersifat bias dan tidak efisien. Untuk memperoleh nilai yang tidak bias dan efisien dari model persamaan linear maka haruslah memenuhi asumsi-
asumsi klasik yang mendasari model linear. Setelah data memenuhi asumsi klasik maka data layak dianalisis lebih lanjut untuk pengujian hipotesis dengan
analisis pengujian linear.
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian
ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu
dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Penyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas dan autokorelasi.
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak.
Menurut Erlina 2008:102, “tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji T dan uji F mengasumsikan
Universitas Sumatera Utara
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan pengujian berikut:
1. Uji Kolmogrov Smirnov Jika nilai signifikan 0.05 maka distribusi normal, sedangkan nilai
signifikan 0.05 maka distribusi tidak normal. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:
Ho : Data residual berdistribusi normal, dan Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.
2. Histogram Pengujian dengan model histogram memiliki ketentuan bahwa data
normal berbentuk lonceng, normalitas dapat dideteksi dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Data yang baik adalah data
yang memiliki pola distribusi normal, jika data melenceng ke kanan atau melenceng ke kiri berarti data tidak terdistribusi secara normal.
3. Grafik Normality Probability Plot Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
1. Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas. 2. Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model
regresi menjadi normal yaitu: a lakukan transformasi data, misalnya mengubah data
menjadi bentuk logaritma Log atau natural ln, b menambah jumlah data,
c menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data, dan menerima data apa adanya.
3.6.1.2 Uji Multi Kolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Uji multikolinieritas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas.
Menurut Umar 2003:132 ”multikolinearitas adalah ada tidaknya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna
tetapi relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya”.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Dalam
hal ini disebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai
korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF antar variabel independen. Jika nilai
Universitas Sumatera Utara
VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas di antara variabel independen.
Menurut Ghozali 2005:91, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
a. Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
umumnya 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel
independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi
dua atau lebih variabel independen. c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari a nilai tolerance dan
lawannya b variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan
diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance
Universitas Sumatera Utara
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1Tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10.
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2005:11. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, deteksi ada
tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk
pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika
tak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.
3.6.1.4 Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Metode regresi yang baik apabila tidak terdapat autokorelasi. Jika terjadi korelasi
maka dinamakan ada problem autokorelasi Ghozali, 2005:95. Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji
Universitas Sumatera Utara
Durbin-Waston DW test. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
a. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, b. angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi,
c.
angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua
variabel atau lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Rumus dari regresi linier berganda
multiple linier regresion adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Keterangan : Y
: Pembayaran deviden deviden payout ratio a
: Konstanta X1
: insider ownership X2
: dispersion of ownership X3
: Collaterizable assets X4
: Tingkat Pertumbuhan B
1,2,3,4 :
Koefisien regresi variabel X
1.2.3,4
e : Variabel Pengganggu error
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan :
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.1 Uji Signifikansi Simultan F-Test
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F.
Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama
variabel independen terhadap variabel dependen.
Menurut Ghozali 2005:84 “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependenterikat”. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5, dengan derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n adalah jumlah
observasi dan k adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
dengan ketentuan sebagai berikut: 1. jika F
hitung
F
tabel
pada α 0.05, maka H
diterima, dan 2. jika F
hitung
F
tabel
pada α 0.05, maka H
a
diterima Uji Signifikansi : 1. Jika Probabilitas 0,05 maka Ha dapat diterima
2. Jika Probabilitas 0,05 maka Ha ditolak
3.6.2.2 Uji Signifikansi Parsial
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
independennya. Menurut Ghozali 2005:84 “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5, dengan
derajat kebebasan df = n-k-1, dimana n adalah jumlah observasi dan
Universitas Sumatera Utara
k adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
dengan ketentuan sebagai berikut: a. jika t
hitung
t
tabel
pada α 0.05, maka H
1
ditolak, dan b. jika t
hitung
t
tabel
pada α 0.05, maka H
1
diterima. Uji Signifikansi :1. Jika Probabilitas 0,05 maka Ha dapat diterima
2. Jika Probabilitas 0,05 maka Ha ditolak.
8.5 Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.1 Tabel 3.4
Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
JULI 2011
AGST 2011
SEPT 2011
OKT 2011
NOV 2011
DES 2011
Pengajuan Judul
Penyelesaian Proposal
Bimbingan Proposal
Seminar Proposal
Pengumpulan data
Pengolahan data
Bimbingan dan
penyelesaian skripsi
Ujian komperhensif
Sumber : Data Diolah Penulis, 2011
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Penelitian
Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Jenis data yang digunakan berupa data sekunder dan data yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 16 perusahaan yang menjadi sampel merupakan hasil dari pemilihan sampel dengan metode purposive sampling dengan
populasi sebanyak 452 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2010. Sehingga diperoleh hasil sampel berjumlah 16 x 4
tahun = 64 observasi. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI peiode 2007-2010
dengan cara mendownload melalui situs www.idx.co.id dan ICMD Indonesian Capital Market Directory. Hasil pengolahan data berupa
informasi apakah Deviden Payout Ratio dipengaruhi oleh ratio keuangan meliputi Insider Ownership, Dispersion of ownership, Collaterizable assets
dan Tingkat pertumbuhan serta seberapa besar pengaruhnya.
4.2 Analisis Data Penelitian.
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, mean, serta standar deviasi. Statistik deskriptif adalah proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif akan dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara