Tujuan retensi pekerjakaryawan adalah untuk mempertahankan selama mungkin para karyawan yang diminati perusahaan. Sementara kepuasan karyawan
merupakan pra-kondisi bagi meningkatnya produktivitas, daya tanggap, mutu, dan layanan pelanggan. Untuk mendukung retensi karyawan dan kepuasan karyawan,
perlu dilakukan proses perputaran karyawan atau jalur karir yang baik dan transparan, serta perlu dilakukan pengukuran atas kepuasan pelanggan.
2.2.4. Pengertian Umum Usaha Kecil di Indonesia
Negara negara di dunia mengklasifikasikan jenis usaha untuk memudahkan statistik ekonomi, administrasi dan sistem perpajakan, serta bentuk dukungan dan
promosi khusus untuk usaha tertentu. Hingga saat ini tidak ada rumusan yang baku tentang usaha, kecil dan menengah sehingga definisi yang ada bervariasi menurut
konteks dan tujuan penggunaan, akan tetapi secara umum didasarkan pada ukuran tenaga kerja, omset penjualan, nilai asset atau struktur kepemilikan.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Undang-Undang no 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mendefinisikan:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
Universitas Sumatera Utara
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Menurut Pasal 6 UU No 20 tahun 2008, kriteria UMKM adalah: 1. Usaha Mikro memiliki kriteria a memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. 2. Kriteria Usaha Kecil adalah a memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha b memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua
milyar lima ratus juta rupiah. 3. Kriteria Usaha Menengah adalah a memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha b memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
Universitas Sumatera Utara
dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
Pasal 4 Undang-Undang No 20 tahun 2008 menjelaskan prinsip pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang dilakukan oleh pemerintah
bertujuan untuk: 1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri 2. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan
3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
4. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 5. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
Pasal 5 Undang-undang No 20 Tahun 2008 menyebutkan tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah:
1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri
3. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
Universitas Sumatera Utara
Definisi usaha kecil dan menengah berdasarkan jumlah pekerja menurut Badan Pusat Statistik yang diklasifikasikan menjadi:
1. Usaha kerajinan rumah tangga atau Industri dan Dagang Mikro ID-Mikro yang mempekerjakan antar 1 – 4 orang termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar
2. Usaha Kecil atau Industri dan Dagang Kecil ID-Kecil yang menggunakan tenaga kerja antara 5 – 19 orang
3. Usaha Menengah atau Industri dan Dagang Menengah ID-Menengah yang menggunakan tenaga kerja antara 20 – 99 orang, dan
4. Usaha Besar atau Industri dan Dagang Besar ID-Besar yang menggunakan tenaga kerja lebih dari 100 orang
Pendekatan yang berbeda dalam merumuskan Usaha Kecil dan Menengah tidak menggunakan ukuran ukuran kuantitatif menurut Departemen Perindustrian
dan Perdagangan Republik Indonesia meliputi industri pangan makanan, minuman, dan tembakau, industri kimia dan bahan bangunan kertas, percetakan, penerbitan,
produk karet dan plastik, dan industri logam mesin, alat alat IPTEK, dan produk logam. Ciri utama klasifikasi ini adalah agar usaha kecil dapat memperoleh
kesempatan pemerataan teknologi menengah dan sederhana serta dapat menyerap tenaga kerja yang besardalam bentuk kegiatan industri industri yang bersifat padat
karya. Sedangkan kelompok usaha lainnya adalah: 1. Industri dasar, misalnya industri mesin pertanian, elektronik, kereta api, kapal
terbang, kenderaan bermotor, baja, aluminium, tembaga, industri kimia dasar, semen, pupuk, dan batubara
Universitas Sumatera Utara
2. Industri hilir aneka industri, misalnya industri pertambangan dan aneka produk hasil pengelolaan sumber daya alam dan pertanian.
Dua kelompok terakhir ini dibedakan dengan kelompok Industri Kecil, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja, permodalan dan penggunaan teknologi sekaligus
lebih bersifat padat modal dan teknologi tinggi dengan serapan tenaga kerja yang relatif amat sedikit, karena pada umunya memerlukan keahlian yang tinggi dibanding
dengan Industri Kecil Asian Development Bank, GFA Management, Swiss Contact 2001 dalam
rekomendasinya kepada pemerintah RI menyarankan definisi tentang usaha mikro, kecil dan menengah didasarkan kepada kriteri jumlah tenaga kerja dan omset
penjualan, antara lain: 1. Usaha Mikro memiliki 1 – 9 pekerja
2. Usaha Kecil memiliki 10 – 50 pekerja dan omset hingga Rp 3.000.000.000 3. Usaha Menengah memiliki 51 – 250 pekerja dengan omset hingga
15.000.000.000. Usulan tersebut tidak memasukkan aset sebagai kriteria karena masalah praktis dalam
soal penafsirannya.
2.2.5. Pembiayaan Ventura