Buku Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS KabupatenKota Listing SE2016
54
Catatan: Tata cata pengisian daftar SE2016-L1, SE2016-L1.P, SE2016-L2,
dan SE2016-L2.P akan diuraikan di dalam Buku Pedoman
Pencacah.
Bagan 4. Metode Pendaftaran Listing SE2016
6.7. Mengidentifikasi keberadaan establismen.
Sebagaimana diketahui bahwa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI dibagi ke dalam wilayah Provinsi, KabupatenKota, Kecamatan, dan Desa
Kelurahan. Masing-masing DesaKelurahan sebagai wilayah administrasi terkecil, diklasifikasi menurut Desa Konsentrasi atau Desa Non-konsentrasi sesuai dengan
Catatan :
Desa konsentrasi : Jumlah Bangunan Sensus KegiatanEkonomi BSKEKO 100
Desa non konsentrasi : Jumlah BSKEKO 100
Blok Sensus Konsentrasi : Cut off Point Blok Sensus yg bermuatan lebih dari
Lampiran A.1 kolom 6 Blok Sensus Non Konsentrasi:
Cut off Point Blok Sensus yg bermuatan kurang
dari atau sama dengan Lampiran A.1 kolom 6
Provinsi
Buku Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS KabupatenKota Listing SE2016
55
banyaknya bangunan yang digunakan sebagai tempat kegiatan usaha atau kegiatan ekonomi BSKEKO.
Selanjutnya, wilayah DesaKelurahan dibagi ke dalam wilayah blok sensus BS, dan beberapa BS ada yang dibagi menjadi beberapa sub blok sensus SBS
sesuai banyaknya unit usaha dalam bangunan fisiksensus yang berlokasi di BS SBS tersebut. Di dalam kegiatan pencacahan dengan pendekatan wilayah
area approach ini, BSSBS dijadikan sebagai wilayah tugas dari petugas pencacah PCL
maupun pengawas PML. Keberadaan suatu establismen akan diidentifikasi oleh petugas PCL dengan
cara mengunjungi setiap bangunan fisik dan bangunan sensus yang berlokasi di wilayah BSSBS
door-to-door. Untuk kemudian mengajukan pertanyaan pada pemilikpenguasa unit usaha tersebut, atau pada penanggung jawab aktivitas
ekonomi yang dilakukan di tempat atau di dalam bangunan tersebut. Pertanyaan yang diajukan adalah tentang penggunaan bangunan sensus,
apakah digunakan untuk tempat tinggal, tempat usaha, atau campuran tempat tinggal dan tempat usaha, atau tempat lain seperti kantor pemerintah, kantor
perwakilan negara asing, dan bahkan bangunan rusaktidak digunakan. Proses identifikasi bangunan dan keberadaan unit usahaperusahaan di dalamnya, disebut
sebagai kegiatan Pendaftaran Listing usahaperusahaan SE2016.
Dalam banyak kasus, penggunaan bangunan dapat diketahui langsung oleh pencacah. Contoh: bangunan tempat tinggal rumah tangga, warung, bengkel,
sekolah, bank, toko, dan pabrik. Namun pada beberapa kasus lain, pencacah perlu meminta informasi dari orang yang mengetahui tentang aktivitas yang berlangsung
di tempat tersebut. Contoh: di dalam kompleks sekolah mungkin ada kantin permanen yang dimiliki atau dikuasai seseorang, yang dapat diidentifikasi sebagai
satu unit usaha yang terpisah dari sekolah. Dalam kasus lain, kepalaanggota rumah tangga dapat melakukan aktivitas
mengajar privat, menjahit, membuat kue untuk dijual. Bahkan dapat juga terlibat dalam: a menyimpan barang untuk diperdagangkan, b menyiapkan makanan
atau membuat barang untuk dijual. Hal itu tentu saja hanya dapat diidentifikasi dengan cara bertanya pada kepalaanggota rumah tangga. Seluruh aktivitas itu
harus diidentifikasi agar memenuhi syarat sebagai suatu establismen. Usaha rumah tangga dapat berlangsung dalam bangunan permanen atau
tidak permanen seperti pemilik rumah kontrakan, warung dan bengkel sepeda atau bahkan tanpa bangunan seperti pedagang kaki lima, pedagang keliling, dan
pemborong perorangan. Suatu unit usaha dengan bangunan permanen akan didaftar di tempat tersebut. Namun unit usaha dengan bangunan tak permanen
yang berpindah tidak menetap atau tidak menggunakan bangunan akan didaftar
Buku Pedoman Teknis BPS Provinsi dan BPS KabupatenKota Listing SE2016
56
di rumah tangga pemilik atau penguasa unit usaha, atau penanggung jawab dari kegiatan usaha bersangkutan.
Pencacah perlu berhati-hati dalam mendaftar unit usaha termasuk yang baru mulai beroperasi yang ada pada hari pendaftaran, terlebih untuk unit usaha yang
tidak sedang beroperasi saat itu karena tutup sementara bersifat musiman, atau bahkan untuk unit usaha yang beroperasi terus menerus, namun usaha itu bersifat
sambilan.
6.8. Unit Pencacahan