39
mendorong pihak manajemen meningkatkan efisiensi kinerja yang akan berimbas pada laba yang didapatkan perusahaan, selain itu adanya modal
dapat melindungi nasabah dari kerugian yang timbul dan menjaga kepercayaan masyarakat karena adanya modal yang tersedia untuk menjaga
dana mereka.
2.1.9 Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total liabilitas dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan unt29uk memenuhi seluruh liabilitasnya. Laba yang
dihasilkan oleh perusahaan akan menaikkan ekuitas perusahaan tersebut. Nilai DER semakin membaik ditunjukkan dengan menurunnya DER. Hal ini
mengindikasikan membaiknya keadaan emiten karena adanya peningkatan laba. Peningkatan laba akan berdampak pada kenaikan ekuitas, sehingga
menurunkan rasio DER.
2.1.10 Assets Growth Pertumbuhan Aset
Pertumbuhan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Floating cost pada emisi saham biasa
lebih tinggi dibanding pada emisi obligasi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak
menggunakan liabilitas obligasi dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya. Pertumbuhan aset sangat diharapkan oleh pihak internal
Universitas Sumatera Utara
40
maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan.
2.1.11 Firm Size Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan akan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal dalam suatu perusahaan. Pada kenyataannya semakin besar suatu
perusahaan maka kecenderungan penggunaan dana eksternal juga semakin besar. Hal ini disebabkan perusahaan besar memiliki kebutuhan
dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan dana yang tersedia adalah pendanaan eksternal. Kebijakan liabilitas perusahaan dipengaruhi
oleh ukuran besaran perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage perusahaan.
2.1.12 Inflation Inflasi
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang
saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya
www.bi.go.id .
Singkatnya inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus Manurung, dkk 2004.
Di bidang moneter, laju inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat mengganggu upaya perbankan dalam mengerahkan dana masyarakat.
Hal ini disebabkan, karena tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan tingkat suku bunga riil menjadi menurun. Ada beberapa cara untuk mengukur
Universitas Sumatera Utara
41
inflasi, salah satunya adalah dengan Indeks Harga Konsumen. Dalam penelitian ini, indikator IHK Indeks Harga Konsumen digunakan oleh
Bank Indonesia untuk mengukur tingkat inflasi.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Terdapat berbagai kajian literatur yang memberikan argumen-argumen berkaitan dengan pengaruh variabel internal dan eksternal terhadap profitabilitas
pada perusahaan perbankan, dan juga penelitian secara empiris mengenai profitabilitas juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti.
Adapun hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan
referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1.
Silvia Hendrayanti 2013 melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Profitabilitas
Perbankan; Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode Januari 2003 – Februari 2012. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu ROA sedangkan EAR, BOPO, LAR, firm size, pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan volatilitas ROA digunakan sebagai variabel
independen. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa variabel EAR, LAR, firm size dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap
ROA. Variabel BOPO, inflasi, dan volatilitas ROA berpengaruh negatif terhadap ROA.
Universitas Sumatera Utara