87
korelasi positif atau negatif
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
odel R
Square Adjuste
d R Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson
546
a
.2 98
.248 .90768
1.610
a. Predictors: Constant, Rate Inflation, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aset , DER, EAR
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2014 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai DW sebesar 1.610. Nilai
ini dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 5, jumlah variabel independen 5 k=5 dan jumlah observasi sebanyak 76 n=76
maka dari tabel Durbin Watson akan diperoleh nilai dl sebesar 1.4909 dan nilai du sebesar 1.7701. Maka nilai DW hitung lebih kecil dari batas atas du
1.7701 dan lebih besar dari dl 1,4909, berarti dl d du 1.4909 1.610 1.7701 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif.
4.4 Analisis Regresi Berganda
Universitas Sumatera Utara
88
Model analisis data yan g digunakan adalah model regresi berganda untuk melihat pengaruh Equity to Total Assets Ratio EAR, Debt to Equity Ratio
DER, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, dan inflasi terhadap Return On Assets
ROA. Adapun formula regresi berganda adalah: Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut:
Y = α + β
1
x
1
+ β
2
x
2
+ β
3
x
3
+ β
4
x
4
+ β
5
x
5
+ ε
Keterangan: Y =
Return On Assets X
1
= Equity to Total Assets Ratio
X
2
= Debt to Equity Ratio
X
3
= Pertumbuhan
Aset X
4
= Ukuran
Perusahaan X
5
= Inflasi α
= konstanta
β
1
, β
2
, β
3,
β
4,
β
5
= Koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen berdasarkan pada variabel
independen ε = error
Untuk mengetahui koefisien variabel EAR, DER, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, inflasi, dan ROA pada model regresi berganda, maka dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.14
Universitas Sumatera Utara
89
Uji Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstanda
rdized Coefficients Sta
ndardized Coefficients
Collineari ty Statistics
S td. Error
Bet a
ig To
lerance IF Constant
2.859 2
.070 .443
.258 172
EAR .903
. 935
.968 .033
337 .4
43 .258 DER
.150 .
039 .444
.250 000
.9 68 .033
Pertumbuha n Aset
.201 1
.062 .977
.023 262
.4 44 .250
Ukuran Perusahaan
480 .
120 .964
.038 000
.9 77 .023
Rate Inflation
5.418 2
5.994 -
.021 .208
835 .9
64 .038 a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Diolah dengan SPSS 17, 2013
Universitas Sumatera Utara
90
Berdasarkan tabel diatas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = -2.859 - 0.903 X
1
- 0.150 X
2
+ 1.201 X
3
+ 0.480 X
4
- 5.418 X
5
Keterangan: Y = Return On Assets
X
1
= Equity to Total Assets Ratio X
2
= Debt to Equity Ratio X
3
= Pertumbuhan Aset
X
4
= Ukuran Perusahaan
X
5
= Inflasi Masing-masing koefisien EAR, DER, Pertumbuhan Aset, Ukuran
Perusahaan, dan Inflasi menjelaskan bahwa: 1.
Konstanta a sebesar -2.859 menunjukkan bahwa jika semua variabel bebas memiliki nilai nol 0 maka nilai ROA sebesar -2.859 atau -285.9.
2. Koefisien EAR sebesar -0.903 menunjukkan bahwa EAR mempunyai
hubungan yang berlawanan arah dengan ROA. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan EAR 1 maka ROA akan turun sebesar -0.903
atau -90.3. 3.
Koefisien DER sebesar -0.150 menunjukkan bahwa DER mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan ROA. Hal ini mengandung arti
Universitas Sumatera Utara
91
bahwa setiap kenaikan DER 1 maka ROA akan turun sebesar -0.150 atau -15.
4. Koefisien Pertumbuhan Aset sebesar 1.201. Hal ini mengandung arti
bahwa setiap kenaikan pertumbuhan aset 1 maka ROA akan naik sebesar 1.201 atau 120.1.
5. Koefisien Ukuran Perusahaan sebesar 0.480. Hal ini mengandung arti
bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan 1 maka ROA akan naik sebesar 0.480 atau 48.
6. Koefisien Inflasi sebesar -5.418 menunjukkan bahwa inflasi mempunyai
hubungan yang berlawanan arah dengan ROA. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan inflasi 1 maka ROA akan turun sebesar -5.418
ataub -541.8.
4.5 Pengujian Hipotesis