Upaya Guru Kelas IVB untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi

66 Soerjono Soekanto, 2006: 66. Sikap Ay yang terkadang malu dengan guru pendamping khusus adalah karena mereka tidak senantiasa intensif bertemu. Guru pendamping khusus seorang diri harus mengatur jadwal untuk mendampingi seluruh anak berkebutuhan khusus di SD Negeri 4 Bejen ini. Ay dan As sudah dianggap mampu mengikuti kegiatan akademik sehingga guru pendamping khusus jarang mendampingi mereka. Temuan tentang sikap Ay ini sejalan dengan pendapat Van Uden dalam Edja Sadjaah 2005: 113-114 bahwa anak tunarungu senang bergaul dengan orang yang dekat saja. Jadi dapat disimpulkan interaksi sosial As dengan guru pendamping khusus ditunjukkan dengan menjalin percakapan menggunakan bahasa verbal dan tulis. Sedangkan interaksi sosial Ay dengan guru pendamping khusus dapat ditunjukkan dengan menjalin percakapan menggunakan bahasa verbal dan tulis, namun terkadang hanya diam dan menunduk malu ketika diajak berkomunikasi.

2. Upaya Guru Kelas IVB untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi

Sosial Anak Tunarungu Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru kelas IVB telah melakukan beberapa upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak tunarungu di kelasnya. Upaya yang dilakukan oleh guru kelas yaitu menempatkan anak tunarungu untuk duduk dengan anak yang normal. Hal ini tentu sangat berpengaruh pada kemampuan interaksi sosialnya. Pasalnya 67 dengan ini Ay dan As menjadi terbiasa untuk senantiasa menjalin kontak sosial dan komunikasi dengan anak normal. Upaya guru kelas selanjutnya adalah melibatkan anak tunarungu dalam KBM serta senantiasa memberikan pujian dan motivasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sunardi dan Sunaryo 2007: 277 bahwa menekankan pentingnya kasih sayang dan kepercayaan dalam pembelajaran dan belajar, mendorong anak untuk bersikap terbuka dan dilakukan melalui penciptaan iklim yang tidak otoriter. Selain itu guru kelas juga memberikan arahan pada anak-anak yang normal untuk memahami kondisi Ay dan As, dan memberikan arahan agar dapat berteman dengan baik. Hal ini juga sangat berpengaruh bagi Ay dan As. Lingkungan yang dibangun oleh guru dan siswa sangat mempengaruhi kemampuan interaksi sosial tunarungu. Agar siswa dapat berinteraksi dengan baik maka siswa memerlukan dukungan dari lingkungannya Tutik Faricha: 2008. Lingkungan psikososial yang dikembangkan secara positif dapat membantu anak tunarungu merasa lebih nyaman dan percaya diri untuk melaksanakan proses interaksi sosial dengan teman-temannya. Jadi dapat disimpulkan upaya guru kelas IVB untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak tunarungu yaitu menempatkan anak tunarungu untuk duduk dengan anak normal, melibatkan anak tunarungu dalam KBM, senantiasa memberikan pujian dan motivasi kepada anak tunarungu, memberikan arahan pada anak-anak lain untuk memahami kondisi anak tunarungu dan agar dapat berteman dengan baik. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Interaksi sosial anak tunarungu dengan sesama tunarungu sudah dapat terjalin. As menunjukkan interaksi sosial dengan menjalin percakapan menggunakan bahasa verbal, menunjukkan sikap kepedulian, serta bermain bersama sesama anak tunarungu. Sedangkan Ay menunjukkan dengan menjalin percakapan dengan bahasa verbal dan isyarat, menunjukkan sikap berbagi, serta bermain bersama sesama anak tunarungu. 2. Interaksi sosial anak tunarungu dengan anak normal sudah dapat terjalin. As menunjukkan interaksi sosial dengan menjalin percakapan dengan bahasa verbal dan tulis; melakukan kegiatan bersama seperti belajar, bermain, dan pergi membeli jajanan; serta menunjukkan kepedulian dan kerja sama dengan teman-temannya. Sedangkan interaksi sosial Ay terhadap anak normal ditunjukkan dengan menjalin percakapan dengan bahasa verbal dan tulis, melakukan kegiatan bersama seperti makan dan bermain, suka pilih- pilih teman, manja dan tergantung dengan teman semeja, dan terlibat konflik. 3. Interaksi sosial anak tunarungu dengan guru kelas sudah dapat terjalin. Interaksi sosial As ditunjukkan dengan menjalin percakapan menggunakan bahasa verbal dan tulis, serta mampu dan mau menerima setiap instruksi dan