25 tidak mampu terlibat secara baik dalam situasi sosialnya. Sebaliknya, orang
lain akan sulit memahami perasaan dan pikiran anak tunarungu Sunardi dan Sunaryo, 2007: 250. Oleh karena itu penting bagi anak tunarungu untuk
senantiasa dibiasakan berhubungan berinteraksi sosial agar tidak mengalami terhambatnya perkembangan sosial serta siap untuk dunia luar
yang sarat perbedaan.
B. Kajian tentang Interaksi Sosial Anak Tunarungu
1. Pengertian Interaksi Sosial Anak Tunarungu
Masyarakat terdiri dari individu-individu dan kelompok-kelompok yang tumbuh dan berkembang di dalam interaksi sosial. Interaksi sosial adalah
bentuk umum dari proses sosial, hal ini dikarenakan interaksi sosial menjadi syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia Gillin dan Gillin dalam Soerjono Soekanto, 2006: 61.
Dijelaskan pula bahwa interaksi sosial adalah proses dua arah di mana setiap individugrup menstimulir yang lain dan mengubah tingkah laku
daripada partisipan Abu Ahmadi, 2004: 100. Atau dengan kata lain, interaksi sosial adalah suatu hubungan antara 2 individu atau lebih, di mana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
26 kelakuan individu yang lain atau sebaliknya H. Bonner dalam Abu
Ahmadi, 2002: 54. Selanjutnya, interaksi sosial diartikan sebagai hubungan-hubungan
sosial timbal balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang- orang secara perseorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun
antara orang dengan kelompok-kelompok manusia Abdulsyani, 2007: 152. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, di mana kelakuan individu satu dapat mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki kelakuan individu lainnya. Berdasarkan kesimpulan pengertian interaksi sosial di atas maka
peneliti dapat menarik pengertian bahwa interaksi sosial anak tunarungu adalah hubungan timbal balik yang dilakukan anak tunarungu dengan
individu lain, di mana kelakuannya dapat mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lainnya. Interaksi sosial ini dapat
berlangsung dengan siapa saja, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat umum. Misalnya saja terjadi antara sesama anak
tunarungu, anak tunarungu dengan anak normal, serta antara anak tunarungu dengan guru di sekolah.
2. Syarat-syarat Interaksi Sosial Anak Tunarungu