harus tetap hidup. Hiduplah dengan berani, bawalah pulang kemenangan agung ini Chiyuan, tolong katakana pada ibumu, aku sungguh menyesal.
Aku telah berjanji padanya akan pulang dengan selamat. Aku tidak bisa memenuhi Janjiku lagi Putri Sinyue 1996:276.
Sebagai bagian dari akhir cerita novel ini dengan situasi yang teragis. Tak tahan melihat Nu Tahai orang yang sangat ia cintai pergi untuk meninggalkan ia
untuk selama-lamanya ia berkata pada chiyuan. Hal itu yang terdapat pada kutipan berikut:
“Chiyauan aku malu menyimpan makna dan cinta yang terkandung dalam kalung ini. Bisakah kau bantu aku menghadiahakn ini pada
Saiya? Aku selalu beranggapan kalung ini lebih pantas menjadi milik Saiya.Kau pernah menolak satu kali ini kau tidak akan menolaknya
lagi.Putri Sinyue 1996:276.
Disaat Chiyuan kehilangan semangat karena terkejut, Sinyue mengeluarkan sebilah belati. Kedua tangannya mengemggam gagang belati erat-
erat, dengan segenap tenaga dalam dirinya dihujamkannya belati tersebut keras- keras ke dadanya. Sinyue pun roboh di atas tubuh Nu Tahai.
4.1.4 Latar Setting
Latar merupakan unsur struktural yang sangat penting. Latar di dalam lakon atau cerita harus mendukung para tokoh cerita dan tindakannya. Pengarang
tentu membuat latar membuat latar yang tepat demi keberjhasilan dan keindahan struktur cerita. Latar fisik dan soial yang terdapat pada novel Putri Sinyue adalah
di Chinghou. Keadaan pada masa itu porak poranda di landa peperangan.Hal ini terdapat pada kutipan berikut :
Universitas Sumatera Utara
Hari itu di Chinghou porak poranda di landa peperangan. Rakyat jelata berpencar terpisah satu sama lain mencari selamat. Jerit tangis air mata
bak membelah disegala penjuru.Putri Sinyue 1996:1
Dalam novel Putri Sinyue ada banyak latar yang cukup panjang diwaktu dimulai ia menetap ke rumah Nu Tahai
“Oleh sebab itulah, ketika mereka sudah hamper tiba di Beijing keduanya saling megenal dengan baik. Sinyue sudah mengenal
Keluarga Nu Tahai, mengenal setiap anggota seperti mengenal keluarganya sendiri” Putri Sinyue 1996:23.
Pada hari itu Jenderal menyediakan sebuah paviliun untuk Sinyue dan Keshan yang di beri nama Paviliun Rembulan. Hal tersebut terdapat pada kutipan
berikiut Nu Tahai menyediakan Paviliun Rembulan untuk ditempatinya. Tentu
saja Yanchi sangat perhatian disediakan dua pelaya untuk melayani Keshan dan Sinyue. Seorang bernama Yen”er yang lainnya Maoshiang
Putri Sinyue 1996 :36.
Lalu Nu Tahai mendapat panggilan untuk pergi perang. Ia mengajukan permohoan untuk bermain laga perang di Gunung Wushan untuk mengalah kan
pasukan tiga belas jendral. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut: Tiga Hari kemudian secara sukarela ia mengajukan permohonan
berperang dimedan laga. Ia akan pergi ke Gunung Wushan untuk menaklukkan Pasukan Tiga Belas Jendral. Daerah Wushan sangat
berbahayasementara Pasukan Tiga Belas Jenderal sangat mahir dalam seni perang. Putri Sinyue 1996:104.
4.1.5 Sudut Pandang
Sudut pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari sudut pandang itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu,
dengan gayanya sendiri. Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai
peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Pada novel ini sudut pandang yang digunakan adalah omniscient point of view sudut pengnlihatan yang berkuasa dimana pengarang bertindak sebagai,
penguasa cerita, pengarang juga mengom entari kelakuan para pelakunya seolah berkomunikasi langsung dengan pembaca. Terbukti pada kutipan di bawah ini:
“ Sejak selesai melaksanakan upacara keluarga, Sinyue selalu bertindak sangat hati-hati. Dia selalu menjalankan tata karma sebagai
selir, sedikit pun tak berani melakukan kesalahan Putri Sinyue 1996: 153.
Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dalam sebuah karya sastra peran unsur intrinsik sangat penting Unsur intrinsik sebuah karya sastra adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta
membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud.
Tokoh merupakan unsur utama yang penting yang penting dalam sebuah novel, apabila tokoh tidak ada sulit menggolongkan sebuah karya sastra kedalam
karya sastra naratif karena tindakan para tokoh menyebakan terjadinya alur. Tokoh itulah sebagai penderita kejadian dan menjadi penentu perkembangan alur.
Tokoh di dalam novel Putri Sinyue yaitu : 1.
Putri Sinyue memilikisifat putus asa, tegar, tegas, penghianat, tidak mudah menyerah, pandai bersikap, tidak mudah menyerah.
2. Nu Tahai memiliki sifat pemberani berbakat, tidak kuat pendirian,
mengalah. 3.
Mang Kutai memiliki sifat baik dan setia,peduli, tegas. 4.
Keshan mempunyai sifat pengertian dan penyayang. 5.
Yanchi memiliki sifat Bijaksana dan Perhatian. 6.
Ibu suri memiliki sifat baik hati dan perhatian. 7.
Chiyuan dan luolin memiliki sifat baik hati dan penyayang.
Universitas Sumatera Utara