Karakteristik Spesifik-Spesifik bank Arsitektur Perbankan Indonesia API

Perhitungan risiko kegagalan perusahaan dimulai oleh Merton pada tahun 1974 dengan menggunakan Model Black-Scholes Model BS. Merton menyatakan bahwa kegagalan perusahan dapat diestimasi dengan menggunakan indikator total asset, ekuitas dan hutang perusahaan. Hutang yang semakin besar dan aset yang tidak mampu membayar hutang tersebut mengakibatkan perusahaan gagal melakukan pembayaran hutang tersebut. Model Merton dimodifikasi dan dikembangkan oleh Oldrich Vasicek dan Stephen Kealhofer dikenal dengan model VK. Model ini menyatakan bahwa nilai ekuitas perusahaan adalah sebuah nilai opsi perpetual dengan adanya titik default yang mengabsorb barrier untuk nilai aset perusahaan. Ketika aset menyentuh titik default, perusahaan diasumsikan menjadi default. VK model dikembangan oleh KMV dikenal dengan KMV model. Model ini menghitung Expected Default Frequency EDF yaitu probabilitas kegagalan selama tahun- tahun mendatang atau tahun untuk perusahaan yang obligasinya diperdagangkan Manurung, 2005.

2.1.4 Karakteristik Spesifik-Spesifik bank

Athanasoglou et al. 2005 mengemukakan bahwa karakteristik spesifik- spesifik bank merupakan faktor-faktor yang berasal dari kondisi internal perusahaan yang dilihat dari neraca dan laporan laba rugi bank. Karakteristik spesifik-spesifik bank ini dapat dilihat dari tingkat permodalan bank kapital, ukuran bank size, likuiditas dan lain-lain. • Size Ukuran Bank Universitas Sumatera Utara Size menunjukkan skala usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Size atau ukuran perusahaan terlihat dari dari jumlah aset atau aktiva perusahaan, bertambahnya aktiva perusahaan menunjukkan bertambah besar investasi yang dilakukan. • Liquidity Likuiditas Terdapat berbagai berbagai teori mengenai manajemen likuiditas, salah satunya adalah the shiftability theory teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan. Teori ini menjelaskan likuiditas suatu bank tergantung pada kemampuan bank tersebut untuk memindahkan aktivanya ke pihakorang lain dengan harga yang dapat diramalkan. Bank sentral biasanya melakukan suatu tindakan membeli surat-surat berharga dari semua bank pada saat perbankan meningkatkan likuiditasnya. Teori ini umunya cukup efektif terhadap negara-negara yang pasar uangnya sudah cukup berkembang dan kegiatan operasi terbuka oleh bank sental sudah berjalan dengan baik. • Capital Modal Bank memiliki modal equity yang sangat kecil dibandingkan dengan total asetnya, karena itu bank dikatakan memiliki tingkat financial leverage yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan jenis industri lain. Modal bank terdiri dari modal disetor dan hasil akumulasi dari laba operasional. Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Arsitektur Perbankan Indonesia API

Bank Indonesia selaku otoritas moneter dan pengawas perbankan didorong oleh terjadinya krisis 1997 yang menunjukkan bahwa industri perbankan belum memiliki kondisi yang kuat sehingga bank Indonesia membuat sebuah konsep yang disebut Asitektur Perbankan Indonesia API. API mengadopsi pedoman industri perbankan yang dikeluarkan oleh BCBS Basel Commite on Banking Supervision yang berada di Basel, Swiss. Konsep API mempumyai enam pilar, yaitu : 1 struktur perbankan yang sehat; 2 sistem pengaturan yang efektif; 3 sistem pengawasan yang independen dan efektif; 4 industri perbankan yang kuat; 5 infrastruktur pendukung yang mencukupi; dan 6 perlindungan konsumen. Sesuai ketentuan bank sentral yang tertera dalam API, perbankan diwajibkan untuk menambah modal inti secara bertahap. Tahap pertama pada akhir 2007, bank harus bermodal minimal Rp 80 miliar dan akhir tahun 2010 minimal Rp 100 miliar. Persyaratan modal minimal Rp 100 miliar tersebut sebenarnya masih kecil bila dibandingkan dengan best pratices di beberapa negara Asia lainnya. Tingkat permodalan bank-bank di Indonesia saat ini masih lemah sehingga dalam jangka panjang perlu ditingkatkan secara bertahap. Di lain hal didapati bank-bank kecil masih lemah dari segi kinerja operasional.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

• Alfaro, Garcia, dan Jara 2004 dalam studinya berjudul Bank Lending Channel in Chile, hendak membuktikan keberadaan jalur transmisi moneter melalui jalur kredit bank di negara Chile. Salah satu pendekatan yang Universitas Sumatera Utara