PROSPEK USAHA DAN STRATEGI USAHA

PT BISI INTERNATIONAL Tbk. 88 Ketersediaan Lahan Tanam yang Belum Ditanami Luas lahan di Indonesia yang masih belum diekspoloitasi masih sangat besar, hingga mencapai jutaan hektar. Hal ini memberikan peluang bagi perkembangan penanaman jagung secara signifikan yang berimbas pada meningkatnya permintaan akan benih jagung hibrida. Dengan 11,4 juta hektar padi yang tertanam atau 5 juta hektar irigasi per tahun, potensi dari padi hibrida adalah 75.000 ton per tahun atau setara dengan 2,25 triliun rupiah per tahun. Indonesia masih memiliki potensi lahan yang cukup luas untuk pengembangan tanaman padi, yaitu sekitar 24,5 juta hektar lahan basah sawah dan 76,3 juta hektar lahan kering. Luas potensi lahan tersebut dapat dirinci lebih lanjut sebagai berikut :

1. Lahan sawah

Potensi lahan sawah non-rawa pasang surut dengan kelas yang sesuai menurut klasifikasi kesesuaian lahan luasnya mencapai sekitar 13,26 juta hektar, yang tersebar di Sumatera 2,01 juta ha, Jawa 1,12 juta ha, Bali dan Nusa Tenggara 0,85 juta ha, Kalimantan 1,03 juta ha, Sulawesi 1,11 juta ha, serta Maluku dan Papua 7,89 juta ha. Dari total luas potensi lahan sawah tersebut, yang telah digunakan baru mencapai 6,86 juta ha BPS 2003. Jadi, masih tersisa potensi lahan sawah yang cukup luas untuk dikembangkan budidaya tanaman padi.

2. Lahan rawa dan pasang surut

Luas potensi lahan rawa dan pasang surut yang sesuai untuk dikembangkan menjadi lahan sawah mencapai 3,51 juta hektar, yang tersebar di Sumatera 1,92 juta ha, Jawa 0,12 juta ha, Kalimantan 1,01 juta ha, Sulawesi 0,31 juta ha, serta Maluku dan Papua 3,51 juta ha. Dari total luas potensi lahan rawa dan pasang surut tersebut, yang telah digunakan untuk lahan sawah baru sekitar 0,93 juta ha, sehingga masih ada sisa sekitar 2,57 juta hektar yang dapat dikembangkan menjadi lahan sawah BPS 2003.

3. Lahan kering

Luas potensi lahan kering yang yang dapat dikembangkan untuk tanaman semusim, khususnya padi, ada sekitar 25,33 juta ha. Dari total luas potensi lahan kering tersebut, yang sudah dimanfaatkan masih relatif sangat kecil, sehingga dari lahan kering yang ada di Indonesia masih terbuka peluang yang sangat lebar untuk pengembangan tanaman padi. Sumber : Rencana Aksi Pemantapan ketahanan Pangan 2005-2010, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, 2005 Berkembangnya Industri Pendukung Lainnya Sebagian besar produk jagung digunakan sebagai campuran pakan ternak. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, tingkat konsumsi ayam dan telor semakin meningkat. Seiring dengan hal itu, industri pakan ternak juga ikut berkembang sehingga permintaan akan jagung sebagai bahan baku utama pakan tersebut semakin meningkat. Peningkatan permintaan jagung pada akhirnya akan berimbas pada peningkatan permintaan akan benih jagung. Padi sebagai Tanaman Pangan Utama di Indonesia Padi merupakan tanaman pangan utama di Indonesia sehingga benih padi hibrida memiliki potensi pasar yang sangat luas. Benih padi hibrida diharapkan mampu meningkatkan rata-rata produksi sampai dengan 2 ton per hektar. 89 PT BISI INTERNATIONAL Tbk. Telah terbukti di Beberapa Negara Lain Teknologi padi hibrida telah terbukti dan telah diterima oleh petani di beberapa negara tetangga di Cina, India, Vietnam dan Filipina. Prospek Usaha Benih Sayur-sayuran Tingkat Utilitas yang Masih Rendah Sebagai negara dimana teknologi adaptasi dan pengetahuan petani yang masih rendah, Indonesia masih mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan penggunaan benih unggul sayur-sayuran. Peningkatan Kualitas Produksi Seiring dengan peningkatan kompetisi global dan permintaan produk sayur-sayuran yang berkualitas, Perseroan dapat menyediakan benih sayur-sayuran yang mampu meningkatkan daya saing produksi sayur-sayuran dalam negeri. Prospek Usaha Produk Pestisida Permintaan dari Industri Pertanian Sebagai negara agrikultura yang terus berkembang, permintaan Indonesia akan produk-produk penunjang sarana produksi seperti pestisida dan pupuk akan terus meningkat. Keunggulan dalam Kompetisi Pasar Perseroan diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar untuk pasar pestisida karena didukung oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan jaringan pemasaran yang luas. Strategi Operasional a. Sumber Daya Manusia yang Unggul. Pengembangan Sumber Daya Manusia menjadi fokus utama perseroan untuk menghadapi kompetisi pasar dimasa yang akan datang. Pengembangan Sumber Daya Manusia meliputi 1 penyeleksian yang sesuai dengan standard yang telah ditetapkan, 2 training yang dilakukan rutin dan berkelanjutan kepada karyawan baik yang bersifat teknikal maupun manajemen sesuai dengan kompetensi karyawan dan kebutuhan Perseroan, 3 penghargaan kepada karyawan sesuai kinerjanya, penilaian kinerja karyawan dilakukan setiap tahun, penilaian ini menentukan apresiasi yang diberikan kepada karyawan berupa kenaikan penghasilan dan promosi, 4 kesempatan untuk melanjutkan study diberikan khususnya bagi karyawan yang bekerja dibidang tehnis dan berprestasi. b. Pengembangan produk. Percepatan proses pengembangan produk diharapkan mampu menghasilkan lebih banyak varietas-varietas benih unggul yang mampu beradaptasi di berbagai cuaca dan kondisi daerah. c. Pengembangan yang berkesinambungan. Proses produksi dan kualitas produk akan terus dikembangkan seiring dengan pertumbuhan Perseroan. d. Pengenalan produk yang terus ditingkatkan. Perseroan berkomitmen untuk selalu mengembangkan area pemasaran serta pengenalan produk pada masyarakat luas. e. Peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak pendukung. Kerjasama dengan Departemen Pertanian dan lembaga penunjang lainnya akan selalu ditingkatkan.