BAB II KEBIJAKAN PIDANA
PENAL POLICY DI INDONESIA MENGENAI TINDAK PIDANA MEREK
A. Tinjauam Umum Tentang Tindak Pidana Ekonomi 1. Kejahatan Ekonomi
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana selanjutnya disebut KUHP, dikenal dua pengertian yang berhubungan dengan kejahatan, yaitu kejahatan dan
pelanggaran. Kejahatan diatur dalam Buku II, yang dimulai dari Pasal 104 sampai dengan Pasal 488 KUHP, sedangkan pelanggaran diatur dalam Buku III mulai dari Pasal
489 sampai dengan Pasal 569. Adanya pembedaan antara kejahatan dan pelanggaran tersebut, di dalam Memorie van Toelichting MvT,
62
dijelaskan sebagai berikut
63
1. Bahwa kejahatan adalah rechts delicten, yaitu perbuatan-perbuatan yang
meskipun tidak ditentukan dalam undang-undang sebagai perbuatan pidana, telah dirasakan sebagai on recht, sebagai perbuatan yang
bertentangan dengan tata hukum. :
2. Pelanggaran adalah wetsdelicten, yaitu perbuatan-perbuatan yang sifat
melawan hukumnya baru dapat diketahui setelah ada Wet yang menentukan demikian.
Dengan demikian, dalam konsep kejahatan tersebut KUHP hanya menetapkan saja apa yang menurut masyarakat dianggap sebagai kejahatan
64
62
Memorie van Toelichting MvT WvS Belanda Tahun 1886 merupakan sumber KUHP Indonesia.
atau dengan kata lain dapat disebut sebagai mala perse. Sedangkan pelanggaran,
63
Mulyatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Jakarta: PT. Rieneke Cipta, 1993, hlm. 71.
64
Mardjono Reksodiputro, Sistem Peradilan Pidana Indonesia Melihat Kepada Kejahatan dan Penegakan Hukum Dalam Batas-Batas Toleransi, Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Dalam
Ilmu Hukum Pada Universitas Indonesia, 30 Oktober 1993, hlm. 23.
Universitas Sumatera Utara
merupakan ketetapan pembentuk undang-undang untuk menyatakan bahwa suatu perbuatan itu merupakan pelanggaran hukum pidana yang sebelumnya oleh
masyarakat tidak dirasakan sebagai perbuatan yang bertentangan dengan hukum pidana, atau disebut juga mala prohibita.
Dalam Undang-Undang Nomor 7 Darurat Tahun 1955 tentang Tindak Pidana Ekonomi, mengenai pengertian kejahatan ditegaskan dalam Pasal 2 yang pada
prinsipnya dilakukan dalam rangka membedakannya dengan pelanggaran. Dikatakan kejahatan apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja, sedangkan apabila
perbuatan tersebut dilakukan dengan tidak sengaja maka perbuatan tersebut diklasifikasikan sebagai pelanggaran. Memperhatikan pengertian kejahatan seperti
yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Darurat Tahun 1955 tentang Tindak Pidana Ekonomi, dapat disimpulkan bahwa kejahatan dimaksud dilihat dari sisi
pertanggungjawaban pidananya unsur kesalahan. Mengenai apakah secara sosiologis masyarakat menganggap hal itu sebagai kejahatan atau bukan, tidak
menjadi pertimbangan pembentuk undang-undang. Menurut Mardjono Reksodiputro,
65
65
Mardjono Reksodiputro, Kemajuan Pembangunan Ekonomi dan Kejahatan, Kumpulan Karangan, Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum UI, 1994, hlm. 50.
kejahatan ekonomi adalah setiap perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan dalam bidang
perekonomian dan bidang keuangan serta mempunyai sanksi pidana. Lebih lanjut diakui bahwa pengertian ini hanyalah merupakan pengkajian ilmiah, hal ini
dikemukakan karena pengertian ini sangat luas. Apabila pengertian di atas
Universitas Sumatera Utara
dihubungkan dengan pengertian kejahatan, maka pengertian kejahatan ekonomi di atas bersifat yuridis.
66
Selanjutnya perlu juga dikemukakan tentang pengertian ekonomi itu sendiri untuk melandasi pengertian kejahatan ekonomi. Menurut Deliarnov yang dimaksud
dengan ekonomi adalah
67
1. Ilmu yang mempelajari bagaimana tiap rumah tangga atau masyarakat
mengelola sumberdaya yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan mereka.
:
2. Ilmu yang berkaitan dengan azas-azas produksi, distribusi dan konsumsi
serta kekayaan seperti pengaturan keuangan, perindustrian dan perdagangan dan pemanfaatan ruang, tenaga, waktu dan sebagainya yang
berharga.
3. Tata kehidupan perekonomian suatu negara.
Dari apa yang dikemukakan oleh Deliarnov tentang pengertian ekonomi sebagaimana tersebut di atas, maka dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kejahatan ekonomi adalah perbuatan yang bertentangan dengan hukum yang mempunyai sanksi pidana dan atau dirasakan oleh masyarakat sebagai kejahatan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tata perekonomian suatu negara untuk mencapai tujuan berkesejahteraan dan berkeadilan.
2. Tindak Pidana Ekonomi