Bagaimana menurut PPP mengenai Suksesi Kepemimpinan pada pemilu Apa yang menyebabkan PPP tidak mendapati kursi pimpinan DPR?
ulama. Ulama besar kita yang kita kagumi KH. Maimun Zubair sudah sangat menginginkan untuk kita bersatu. Bahkan di kepengurusan PPP kubu Djan Farid
ketua Majelis Syariahnya kembali mbah maimun. 7.
Bagaimana konsep kepemimpinan yang bersih menurut PPP? Jawab :
Politik PPP secara umum amar ma’ruf nahi mungkar, tentu salah satunya PPP menginginkan untuk Indonesia bersih dari korupsi, pemerintah harus
mempunyai keberanian untuk memberantas seluruh potensi korupsi itu sendiri, tapi memang tidak segampang itu karena budaya korupsi di Indonesia itu sangat
kental, karena kita juga sudah tidak bias menunjukan lagi mana yang bersih dan mana yang kotor dalam artian korupsi, baik tingkat RT sampai Presiden karena
budaya yang susah dihilngkan.
8. Bagaimana peran Mahkamah Partai PPP dalam menyelesaikan konflik?
Jawab : Peran Mahkamah Partai itu sebetulnya sudah maksimal, karena mereka
itu kan berdasarkan perintah dirjen AHU waktu itu, karena begitu Romy memecat SDA, SDA juga langsung memecat Romy serta kelompok-kelompoknya,nah
setelah terjadi pecat memecat kedua kubu ini langsung mengajukan pengesahan keMenkum HAM minta disahkan, oleh Menkum HAM menolak kedua-duanya,
menurutnya agar persoalan internal diselesaikan lewat Mahkamah Partai, karena keputusan Mahkamah Partai itu kan sifatnya final dan mengikat, saat itu juga
Mahkamah Partai bersidang berhari hari kemudian memutuskan ada sejumlah keputusan, pertama kedua pihak untuk islah, kedua kepemimpinan PPP tetap di
pegang oleh Suryadharma Ali dengan sekjen Romahurmuziy, ya... ketiga kalau
tidak bisa islah Mahkamah Partai memberikan waktu 1 minggu, kalau tidak maka akan diserahkan ke Majelis Syariah artinya yang lebih tinggi marwah dari PPP,tapi
ternyata pihak Romy langsung mengadakan muktamardi Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 tepat dimasa islah berjalan terpilih Romy sebagai ketua
umum. Dan pendapat Mahkamah Partai muktamar Surabaya itu tidak sah, dan muktamar Jakarta yang sah begitu pun juga dengan Majelis Syariah.