27
c. Penerapan Mudharabah dalam Perbankan Syariah
Sejauh ini, skema mudharabah yang telah dibahas adalah skema yang berlaku antara dua pihak secara langsung. Skema ini adalah skema
standar yang dipraktekkan oleh nabi dan para sahabat serta umat muslim sesudahnya. Modus mudharabah seperti itu tidak efisien lagi dan kecil
kemungkinan untuk dapat diterapkan oleh bank, karena beberapa hal Adiwarman Karim, 2009:210 :
1 Sistem kerja pada bank adalah investasi berkelompok, di mana mereka tidak saling mengenal. Jadi kecil sekali kemungkinannya
terjadi hubungan yang langsung dan personal. 2 Banyak investasi sekarang ini membutuhkan dana dalam jumlah
besar, sehingga diperlukan puluhan bahkan ratus ribuan shahibul
maal untuk sama-sama menjadi penyandang dana suatu proyek
tertentu. 3 Lemahnya disiplin terhadap ajaran islam menyebabkan sulitnya bank
memperoleh jaminan keamanan atas modal yang disalurkannya.
Penerapan mudharabah dalam perbankan antara lain Antonio, 2009:97 :
1 Tabungan berjangka yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus seperti tabungan haji, tabungan qurban dsb.
2 Deposito biasa.
28
3 Deposito spesial special investment dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau
ijarah saja.
Sedangkan pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk: a Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.
b Investasi khusus disebut juga mudharabah muqayyadah di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-
syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal. d.
Manfaat Mudharabah
Mudharabah memiliki manfaat sebagai berikut Antonio,
2009:97-98: 1 Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan
usaha nasabah meningkat. 2 Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau
hasil usaha bank, sehingga bank tidak akan pernah mengalami negatif spread.
Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan
dengan cash flow atau arus kas usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.
3 Bank akan lebih selektif dan hati-hati prudent mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan
yang kongkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
29
4 Prinsip bagi hasil dalam mudharabah atau musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di mana bank akan menagih penerima
pembiayaan nasabah satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan tidak
terjadi krisis ekonomi. e.
Risiko Mudharabah Adapun risiko yang terdapat dalam mudharabah, terutama pada
penerapan dalam pembiayaan relatif tinggi. Di antaranya Antonio, 2009:98:
1 Side streaming yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak
2 Lalai dan kesalahan yang disengaja 3 Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak
jujur Perbankan syariah memiliki kelembagaan yang agak berbeda
dengan perbankan konvensional. Dalam perbankan syariah, bank terbagi menjadi: Veithzal Rivai dkk, 2007:753-757.
a. Bank Syariah Secara kelembagaan, bank syariah di Indonesia dapat dibagi kedalam
tiga kelompok, yaitu Bank Umum Syariah BUS, Unit Usaha Syariah UUS, dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS.
30
b. Dewan Syariah Nasional Dewan Syariah Nasional dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia
MUI yang bertugas dan memiliki kewenangan untuk memastikan kesesuaian antara produk, jasa, dan kegiatan usaha lembaga
keuangan syariah bank, asuransi, reksadana, modal ventura, dan sebagainya dengan prinsip syariah.
c. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah setingkat dewan komisaris yang bersifat
independen, yang dibentuk oleh Dewan Syariah Nasional dan ditempatkan pada lembaga keuangan syariah yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, dengan tugas yang diatur oleh Dewan Syariah Nasional.
d. Badan Arbitrase Syariah Nasional Badan Arbitrase Syariah Nasional BASYARNAS adalah lembaga
yang menengani perselisihan antara bank dan nasabahnya sesuai dengan tata cara dan hukum syariah.
e. Bank Indonesia Peran Bank Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan
perbankan syariah nasional saat ini. Bank Indonesia telah melakukan langkah-langkah kebijakan untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif, kompetitif, efisien, dan hati-hati bagi industri perbankan syariah.
31
f. Kontrak Berlakunya Mudharabah